Explosion|1|JAEMREN [✔️]

4.8K 334 27
                                    

Tangannya meraih gagang pintu, langkahnya memasuki ruangan kelas yang ramai itu.

Matanya melihat sekeliling. Semester baru akan dimulai, seharusnya dia bisa memilih tempat duduknya sendiri, 'kan?

Tapi tampaknya murid-murid lainnya sudah menempati sebagian besar tempat di kelas itu. Jika tahu akan begini seharusnya dia datang lebih cepat tadi.

Ada beberapa bangku yang kosong, tapi dia tidak ingin duduk di samping seorang pembully.

Dia melihat sekitar, matanya tertuju pada seorang anak lelaki yang tampak asing duduk di pojok belakang sendirian, dari tatapan orang-orang, sepertinya dia dijauhi.

Dia menghampiri pria dengan jaket hitam itu, "Permisi, apa aku boleh duduk di sini?" Ucapnya ramah.

Tapi sang empu hanya diam, suasana ini membuatnya canggung. Mungkin orang ini tidak ingin duduk dengannya -pikirnya.

"Baiklah, jika kau keberatan aku akan mencari tempat lain." Badannya berbalik, tapi ada yang menahan tangannya dari belakang.

"Duduk." Ucapnya.

Cukup terkejut, tapi dia segera mengembalikan senyum di wajahnya.
"Terima kasih."

-

Jam pelajaran pertama telah usai, sekarang waktunya murid-murid untuk mengisi perutnya.

Huang Renjun, murid berkelahiran China itu merapikan beberapa bukunya, sedangkan teman semejanya telah menghilang entah ke mana.

"Permisi, apa aku boleh meminjam catatanmu?" Seorang anak perempuan dengan rambut yang dikuncir ke belakang menghampirinya.

Renjun menganggukkan kepalanya pelan lalu mengambil salah satu catatan miliknya. "Ini."

"Terima kasih, aku akan segera mengembalikannya." Gadis itu bersiap akan pergi, tapi Renjun menahannya.

"Ah sebentar, apa kau tau di mana temanku berada?"

Dari pada teman, Renjun bahkan tidak tau namanya. Sempat dia meminjam jaket miliknya karena kelas ini memiliki suhu ruangan yang rendah, tapi sepertinya orang itu lupa mengambilnya.

Dia bisa saja mengembalikannya saat jam istirahat selesai, tapi sepertinya Renjun ingin ditemani olehnya, entahlah.

"Maksudmu .... Orang yang duduk bersamamu?"

Renjun menganggukkan kepalanya.

"Tadi aku melihat dia ada di kantin." Ucap gadis itu ragu

"Begitu? Baiklah, terima kasih."

Kebetulan dia juga lapar, apa sebaiknya dia menemuinya di sana?

Setelah berpikir panjang, akhirnya Renjun keluar dari kelas menuju kantin.

Di sana, sangat ramai dan berdesakan, tapi untungnya Renjun dapat melihat teman semejanya sedang duduk sendirian.

Dia menghampiri pria itu, duduk di depannya dengan sepiring lauk dan nasi.

Sang empu menyadari keberadaannya, dia hanya diam.

"Aku boleh duduk di sini, 'kan?" Untuk apa kau bertanya jika bokongmu sudah mendarat di sana?

Lagi-lagi lelaki di depannya tidak bergeming, apa dia selalu seperti ini? Irit sekali bicaranya -pikirnya.

"Oh ya, ini jaketmu, terima kasih sudah meminjamkannya padaku." Renjun teringat jaket yang dia bawa.

Oh! Tanpa jaket itu name tagnya terlihat.

"Na Jae-min ...? Itu namamu?" Setelah Renjun menyebut namanya, pria bernama Na Jaemin mengambil jaket itu untuk menutupi dirinya lagi.

"Kau ini aneh, ya." Renjun terkekeh dengan sikapnya, baru kali ini dia bertemu dengan orang yang seperti ini, sungguh sulit dimengerti.

Renjun mengerti sekarang kenapa orang-orang itu selalu berbicara kalau dia itu aneh. Tapi ada satu hal yang tidak dia mengerti, kenapa tidak ada satu pun yang ingin dekat dengannya? Bukan kah itu aneh?

Dia rasa, orang ini cukup menarik.

"Aneh, ya?"

Untuk beberapa detik, Renjun membungkam. Dia tidak pernah mendengar Jaemin berbicara padanya, bahkan dia yang paling sering mengajaknya bicara. Apakah suara anak SMA memang seberat ini?

Barusan, itu apa?

"Jaemin, kau-"

"Pak guru Kim memanggilmu."

Jaemin yang tiba-tiba memotong ucapan Renjun menbuat sang empu mengedipkan matanya.

"Apa? Tiba-tiba?"

Renjun tidak ingat memiliki urusan dengan guru olahraga itu.

"Kenapa dia memanggilku?"

"Lihat saja sendiri."

Ternyata Jaemin orang yang seperti ini? Sedikit menyebalkan.

"Di belakang sekolah, dekat gudang, dia ada di sana."

"Oh." Apa Jaemin memang tipe yang seperti ini? Tiba-tiba berbicara banyak sekali, ini membuatnya bingung.

"Pergilah, cepat."

Apakah sepenting itu? Kenapa harus buru-buru? Ada banyak hal yang ingin Renjun tanyakan, tapi dia mengurungkan niatnya itu, dia berdiri dari kursinya.

"Jaga makananku." Begitu ucapnya sebelum meninggalkan Jaemin sendirian di sana.

-

Renjun berlari di koridor, menuruni tangga dengan cepat. Bertemu dengan guru Kim dan melanjutkan makan siangnya yang tertunda, itu rencana awalnya.

Tapi setelah sampai di gudang belakang seperti yang Jaemin arahkan, tidak ada siapa pun di sana.

Hanya ada gudang kotor yang terbengkalai dan dipenuhi tanaman liar yang merambat di setiap sisinya.

Tunggu, ada yang aneh.

"Kenapa Jaemin tau ada gudang di sini?"

"Bukannya dia murid yang baru masuk hari ini?"

"Aneh ...."




DUUAARRR!!!




Apa itu barusan? Suara ledakan?

Matanya disilaukan oleh cahaya dari api yang berkobar-kobar dari gedung tinggi itu.

Semuanya hangus terbakar, semua yang ada di dalamnya.

Bahkan, murid-murid dan para guru?

Ledakan yang sangat besar, apa itu bom?

Kakinya lemas, dirinya tersungkur, tanpa sadar kedua pipinya dibasahi oleh air mata.

Sebenarnya apa yang terjadi?









- End

- One-shot ini udah dilanjut di book [Mr. Naim].

 Naim]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Never The End, Darling🔞 [ renjun harem ]On viuen les histories. Descobreix ara