O1/1O

19.3K 1.9K 359
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

(Name) benar-benar tidak menyangka. Hubungannya dengan Mikey/Sano Manjiro bisa langgeng seperti ini sampai ke jenjang pernikahan.

Apa dari awal tuhan memang sudah mengtakdirkan mereka untuk bersama?

Entahlah.

Intinya (Name) sangat bahagia.

Apalagi sekarang marganya sudah berganti. Dari Ryuguji (Name) menjadi Sano (Name).

(Name) menatap wajah Mikey yang tengah tertidur pulas, sembari tersenyum kecil.

(Name) agak heran. Entah Mikey yang polos atau bagaimana, tapi tadi malam, mereka berdua tidak melakukan kegiatan yang seharusnya pasangan suami istri pada umumnya lakukan.

Mereka berdua malah langsung tidur-Mikey yang tidur duluan, baru (Name) ikut tidur.

"Kenapa manjiro tidak melakukan 'itu' ya? Apa tadi malam ia terlalu lelah?-eh tunggu, kenapa aku seolah-olah berharap ingin melakukan 'itu'?!"

"(Name)?"

"Ah!" (Name) tersadar dari pikirannya, lalu menatap Mikey yang tengah menatapnya.

"Ada apa?" Tanya Mikey dengan suara bangun tidurnya yang bisa dibilang... cukup.. eum... menggoda(?)

"T-tidak, tidak ada apa-apa." (Name) tersenyum, lalu segera bangun dan duduk dipinggir kasur.

Mikey yang bingung lantas ikut bangun dan duduk dibelakang (Name), lalu memeluknya dan menyandarkan kepalanya di bahu (Name).

"(Name),"

"Iya?"

Mikey mengubah posisi kepalanya dari yang bersandar di bahu (Name), menjadi mengadah di bahuhya.

"Aku ingin mengunjungi kakakku," ucap Mikey pelan.

"Eh?" (Name) berpikir, lalu taklama tersadar. Ia pun tersenyum kecil, lalu mengelus kepala Mikey yang berada dibahunya.

"Boleh, ayo kita kesana."

.
.
.

Pukul 08:02.
Pemakaman.

Kini, Mikey dan (Name) tengah berada di pemakaman Sano Shinichiro. Kakak laki-lakinya Mikey. Yang secara tidak sengaja, terbunuh oleh salah satu temannya Mikey.

Mikey dan (Name) berdoa disana.

(Name) selesai lebih dulu daripada Mikey, (Name) menatap Mikey yang masih berdoa, dengan mata terpejam.

(Name) bisa melihat, Mikey tengah menahan tangisannya.

(Name) mendekat ke arah Mikey, lalu mengelus punggung Mikey. "Jangan ditahan, manjiro." (Name) berucap pelan dengan mata yang berkaca-kaca, membuat air mata Mikey mengalir begitu saja.

"Aniki.. aku merindukanmu," ucap Mikey lirih.

(Name) mengerti rasa sakit Mikey. Ia sudah banyak kehilangan orang-orang yang ia sayangi sejak ia kecil.

Menurut (Name), Mikey begitu kuat karena masih bisa bertahan sejauh ini meskipun sudah banyak kehilangan.

.
.
.

Selesai berdoa dipemakaman, (Name) dan Mikey pergi ketaman terdekat untuk duduk disana.

"(Name), maaf."

(Name) menoleh ke arah Mikey, lalu menatapnya. "Eh? Maaf?"

Mikey menunduk, "aku.. menangis didepanmu. Maafkan aku."

(Name) terkejut, lalu taklama tersenyum kecil. "Tidak apa manjiro, itu bukan masalah yang serius kok."

Mikey tersenyum, lalu menatap langit. "Meskipun aku sudah kehilangan banyak orang yang aku sayangi," Mikey menatap (Name). "Aku masih punya kamu!" Ucap Mikey sembari tersenyum lebar.

Wajah (Name) memerah, ia pun ikut tersenyum. "Tentu saja! Aku tidak akan meninggalkan manjiro!"

Mikey mengacungkan jari kelingkingnya ke arah (Name). Masih dengan senyum di wajahnya. "Janji?"

(Name) menautkan jari kelingkingnya, dengan jari kelingking Mikey. "Janji!"

"Kalau diingkari, traktir aku taiyaki dan dorayaki selama 2 tahun!" Ucap Mikey.

"Eh! Lama banget!"

"Ahahahaha makanya jangan diingkari!"

"Iya, tidak akan kok!" Ucap (Name) antusias.

Mikey gemas, lalu-

*cup~

-mencium bibir (Name) singkat.

"M-manjiro! Ini ditempat umum!"

Mikey tersenyum, "biarin. Habisnya kamu gemesin."

.
.
.

Omake!

"I-iya deh terserah,"

"Ahahaha, makan di restoran yuk! Aku laparr~"

"Eum... yuk!"

"YEAY!"

.
.
.

To be continued...

-✔𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 : Sano ManjiroWhere stories live. Discover now