Chapter 8

793 141 0
                                    

BRUK!!

Gagang sapu itu melayang memukul kepala Osamu kencang. Osamu menjerit kesakitan dan dia terajatuh dari ranjang. Tangisnya semakin menjadi-jadi.
"KAMU HARUSNYA SADAR DIRI ANAK SIALAN!!"

BRUKK!! Pukulan kedua.

"AKU SUDAH SANGAT BAIK PADAMU!"

BRUKK!! Pukulan ketiga.

"DAN KAMU MALAH MENGATAIKU IBLIS!? HAH! SEHARUSNYA KUBIARKAN SAJA KAU DAN MAMA PELACURMU ITU!"

BRUKK!! Pukulan keempat.

Bahkan Osamu sudah tidak sanggup lagi menangis. Kepalanya berdenyut sakit,dan dia dapat merasakan sesuatu mengalir dari kepalanya melewati matanya. Apa itu darah?

Sebelum pandangannya mulai kabur,Paman Hira memegang rambutnya dan dengan paksa membuat Osamu mendongak menatap wajahnya.
"Persetan dengan Tsumu-mu itu. Dia bahkan tidak tahu kamu dimana sekarang. Hah,ini bukan cerita pahlawan. Tidak ada cerita kamu akan ditemukan tepat waktu. Silahkan bermimpi sesukamu,Bocah tengik." Paman Hira menyeringai. Tangannya yang memegang sapu kembali terayun.

BRUKK!! Pukulan kelima,dan Osamu sudah tidak sadarkan diri setelahnya.

=v=v=v=

Syukurlah di dekat tempat terakhir Ginjima bersama Osamu ada CCTV nya.

"Kita dapat izin buat meriksa CCTV nya ga?" Tanyaku cemas begitu Suna menutup telepon dengan Ayahnya. Melihat Suna mengangguk,Aku segera menghembuskan napas lega.
"Ayah bakal nyusul juga nanti,mending kita liat duluan." Jelas Suna. Aku mengangguk. Kami berdua segera mencari ruang CCTV Mall tersebut.

Meski tidak banyak,dari gerbang masuk Mall kami bisa melihat Osamu yang awalnya mengobrol dengan Ginjima tiba-tiba dihampiri oleh seorang pria paruh baya dengan topi yang menutupi sebagian wajahnya. Setelah bicara beberapa kata,Osamu melambaikan tangan kepada Ginjima dan mereka berpisah disana. Osamu mengikuti Paman itu sedangkan Ginjima menuju parkiran Mall untuk mengambil motornya.

Aku menatap tajam layar yang menunjukkan pria kurang ajar yang berani membawa Osamu entah kemana itu. Osamu yang lebih polos pemikirannya daripadaku tanpa merasa curiga sama sekali mengikuti Pria itu sampai di sebuah mobil.
"Catat plat mobilnya Sun! Buru!!" Seruku sambil menepuk-nepuk pundak Suna yang berada disampingku. Suna tidak menjawab tapi aku tahu dia dengan cepat mencatat semua informasi yang mungkin berguna di hapenya.
"Tsum,lu bisa liat wajah tu orang ga? Kali aja lu kenal."

Aku menggeleng. Yakin 100% Aku tidak pernah melihat wajah pria itu sebelumnya meskipun tidak terlalu jelas,aku yakin sekali.

"Tapi Sun,gua curiga dengan seseorang..."
Suna menoleh kearahku. siapa?
"...Walau gua lebih berharap oramng itu tidak terlibat. Siapa pun selain dia bakal lebih baik..."
"Seenggaknya kita harus cari semua kemungkinan mau yang terburuk sekalipun,Tsum."
Aku mengangguk.
"Seingat gua namanya Hira,Paman Osamu dari pihak Ayah tirinya yang udah lama ngilang. Dia... Dia yang bikin Osamu punya trauma dan _little space_ kayak sekarang,Sun. Gua takut justru Osamu malah ketemu lagi sama traumanya..."

Suna menepuk pundakku,menenangkan.
"Kita cari tau aja dulu. Semoga bukan."

Aku tersenyum getir,semoga saja begitu...
.
.
.
.
.
.
.
"BRENGSEK!!" Aku memukul dinding ruangan CCTV. Kami masih berada disana menunggu laporan dari tim Ayahnya Suna yang membantu kami.

Begitu kami mencari tahu tentang Nakamura (nama keluarga Ayah tiri Osamu) Hira melalui profil keluarga Osamu dulu,dapatlah kami informasi bahwa Hira adalah **Buronan kejahatan seksual terhadap anak** . Korbannya sudah mencapai 20 anak lebih. Meski nama Osamu tidak tertulis di dalam data sebagai korban,melainkan sanak saudaranya.

FRATERNITY (Haikyuu AU) (END) Where stories live. Discover now