Dangerous 2/2 [ Ashiya x Abeno ]

152 19 2
                                    

Matahari sedikit masih jauh menuju senja, namun Koura dan Shizuku nampak tidak tenang sama sekali.

"Koura-saaaannn!!!" Teriak Ashiya dari jauh.

"Itu Ashiya!" Sumringah Shizuku ketika mendengar teriakan Ashiya.

"Syukurlah..."

"Koura-san ini hah hah... Bagaimana situasinya?!

"Kau telah bekerja sangat keras Ashiya, terimakasih" tanpa membuang waktu Koura langsung meraciknya menjadi suatu obat.

"Untuk situasi... Sebenarnya tidak begitu baik, diluar dugaan Itsuki sudah sangat melemah. Tubuhnya tidak terlalu kuat"

"Tidak mungkin... Apa ini karena aku--"

"Kau sudah berusaha sangat keras Ashiya. Hal ini mungkin memang yang seharusnya terjadi."

Tatapan Ashiya mulai serius dan menyeramkan. Rasa lelah mendadak tidak dirasakannya.

Ashiya berlari ke ruang ritual, menekatkan dirinya untuk menghentikan Abeno.

Ashiya kali ini tidak peduli dengan apapun, yang membayanginya kali ini adalah Abeno, Abeno, Abeno. Tidak peduli badai disekitar, Abeno nya tidak boleh terluka.

"Berhenti, kau tidak boleh mengganggu ritualnya!"

"Aku tidak peduli" jawabnya dingin, kemudian menerobos siluman yang menghentikannya dan membuka pintu ruang ritual.

Terlihatlah sosok yang tengah berjuang demi keamanan dunia siluman tempat dia dibesarkannya.

Tubuhnya terduduk dengan kimono yang menutupi kaki dan lantai seperti gaun yang anggun.

Matanya tertutup sangat fokus, wajahnya begitu mengartikan kalau ia sangat memaksakan dirinya. Tangan kanan cantiknya yang berada di depan dada mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya. Dan tangan kirinya menapakkan telapaknya ke depan. Seperti ancang-ancang saat membuka pintu gerbang dunia lain.

Sinar emas sewarna dengan rambut pirangnya mengelilinya dengan indah.

Tidak mempedulikan seberapa menawannya pemandangan itu, Ashiya berlari dan memeluk Abeno dengan brutal, membuat dirinya dan Abeno terjungkal ke lantai. Abeno terkejut dan menghentikan ritual secara mendadak.

"Tch! Apa-apaan sih kau ini Ashiya! Cepat menyingkir, ritualnya akan terhenti"

"Ashiya kau dengar?! Selain itu, ini sangat menyesakkan! Cepat menyingkir nghh"

"Berisik" Ashiya masih dalam ekspresi dinginnya.

Abeno yang tertindih dan dipeluk erat merasa risih dan sesak. Ditambah ia sangat kecapekan.

"Hnn Ashiya sesak, lepaskan..." Abeno meminta tanpa memberontak.

Akhirnya Ashiya melepaskan pelukannya

Begitu Abeno kembali duduk, dengan cepat ia melanjutkan ritualnya, dan sukses membuat Ashiya geram.

Ashiya mencengkram kedua tangan Abeno dengan erat, mendorongnya ke lantai dan memghimpitnya.

He just lost his mind right now.

Akibat dari hal ini, dunia siluman sedang menuju kekacauan.

"Abeno-san kau... Berniat menumbalkan nyawamu demi Putri dan dunia ini bukan?" Tatap Ashiya yang menusuk dan dingin.

Abeno sedikit merinding,

"Tidak, aku masih mampu kok"

"Masterku memang selalu berbohong" menunggingkan senyum misterius lalu mencekam lebih kuat pergelangan tangan Abeno.

"Argg!" Ringisnya.

"Tanganmu sangat dingin, wajah Abeno-san yang selalu terlihat menawan sekarang berwarna pucat"

"H-huh?"

Ashiya meletakkan dahinya pada dahi Abeno, membuat jarak antara bibir mereka hanya beberapa sentimeter. Abeno mencuratkan semburat merah lalu memejamkan matanya, malu dan gelisah.

"Suhu mu juga mulai dingin. Kau tidak bisa berbohong

...Master" bisik Ashiya pada telinga Abeno.

Rona merah bertambah pada wajahnya yang cantik, matanya sayu tak karuan. Abeno tidak bisa melawan, ia hanya diam dan memalingkan wajahnya kesamping.

Ashiya terus memandangi wajah Masternya dengan tatapan dingin, menikmati ekspresi lemah Abeno-san, sampai...

"Ashiya-kun... Kau sudah boleh melepaskannya loh, Putri sudah bangun dan akan membuat dinding kembali. Sekarang giliran Itsuki yang minum obat, pasti sangat melelahkan kan Itsuki?"

Ashiya tersadar dan kembali ke pribadinya yang biasa.

"Ehh? Abeno-san maaf" dia menyingkir dan melepaskan Abeno.

Ashiya bukan memiliki kepribadian lain, sikap tadi hanyalah sikap posesif miliknya. Dan tentu saja Ashiya mengingat kejadian tadi. Hanya saja ketika Ashiya bersikap posesif, dia tidak takut apapun dan tidak peduli pada apapun kecuali sesuatu yang berharga baginya.

"Ehh, Obat itu...? Bukankah itu Rosary pea yang ku cari tadi?" Tanyanya ketika melihat obat yang akan diminum Abeno.

"Benar sekali... Tanaman ini sangat bagus untuk pemulihan diri, ditambah lagi Itsuki kan Manusia, jadi aku memerlukan obat yang berasal dari dunia manusia juga" Koura berbisik ketika di dua kalimat terakhir.

"Begitu... Aku kira untuk putri"

"Aku akan memeriksa Tuan Putri lagi. Ashiya-kun, pastikan Itsuki meminum obatnya yaa..." Koura menghilang dari pandangan.

"...Abeno-san, tunggu apa lagi? Diminum dong" suruh Ashiya

Abeno tampak tegang.

"Abeno-san, jangan-jangan kau

...tidak suka obat?"

Semburat merah muncul lagi pada pipi Abeno. Tapi bagaimana lagi, itu memang benar.

"Haha... Sedikit fakta menarik, Abeno tidak menyukai obat!"

"Berisik bocah lima tahun! Aku bukannya tidak suka!"

"Terus apa dong?"

Abeno pouting. (Ashiya no kokoro : ! ! 💘 ! ! )

"Hanya saja rasanya pahit, itu tidak cocok untuk lidahku"

"Iya deh..." Karena Abeno membuat ekspresi imut jadi Ashiya mengalah saja.

Ashiya mendekatkan wajahnya dan menempelkan dahinya. Tangan kanannya memegang tengkuk Abeno dan sedikit menariknya, kemudian berkata :

(Silahkan dipilih enaknya yang mana ><)

Japanese :

「 安倍さん、いつも 覚えて ほしい。

安倍さん が 妖怪 の ため に 死ぬ こと を いとわない とき、俺 は 安倍さん の ため に 死ぬ こと を いとわないでしょう。 」

Romaji :

「 Abeno-san, itsumo oboete hoshii.

Abeno-san ga youkai no tame ni shinu koto o itowanai toki, ore ga Abeno-san no tame ni shinu koto o itowanaideshou. 」

English :

"Abeno-san, I want you to always remember it.

when you are willing to die for the demons, I will be willing to die for you."

Indonesia :

"Abeno-san, aku ingin kamu selalu mengingatnya.

Ketika kamu bersedia mati untuk siluman, aku akan bersedia mati untuk Abeno-san."

Our Master is OURS [Abeno Harem] - OneshootWhere stories live. Discover now