Dijodohin

25 1 0
                                    

Sesampainya di rumah, Umay mendapati papa dan mamanya sedang berbincang di ruang tamu sembari menonton Televisi.

"Eh Udah pulang sayang, makan dulu sana" ungkap mamah Umay

" Iya mah bentar lagi, mau mandi dulu udah bau nih badan" sambil tersenyum kepada mama dan papanya.

"Iya mandi dulu sana, bau kamu sampai sini" ungkap papa Umay sambil tertawa.

"Ih pah gk sebau itu juga kali"

" Yaudah nak sana mandi dulu, kalau debat sama papa gk bakalan siap-siap" lanjut mama Umay yang berusaha menghentikan percakapan antara anak dan suaminya yang mungkin akan semakin menjadi-jadi.

"Oke mah.."

Umay langsung bergegas naik ke atas, karena kamar Umay ada di atas.

Setelah Umay tak terlihat lagi, papa dan mama Umay melanjutkan percakapan yang sempat terhenti karena kedatangan anak semata wayangnya itu.

"Jadi gimana mah? Mamah setuju gk kalau kita jodohin aja Umay sama anak temannya papa"

"Mamah belum yakin pah, Umay mungkin belum bisa menerima perjodohan ini karena dia masih sangat menyayangi Maudy"

"Itu masalahnya mah, kenapa papa mau jodohin Umay karena papa ngerasa dia gk bakalan bisa membuka hatinya ke yang lain kalau dia terus-terusan mikirin Maudy"

"Bagaimana pun juga Maudy sudah pergi mah, jadi kita harus pelan-pelan bantu Umay membuka hatinya lagi ke wanita lain. Mamah mau kalau anak semata wayang mama gk nikah-nikah sampai tua, atau mungkin sampai kita udah gk ada lagi?"

"Ya gk mau lah pa, mamah kan juga mau punya cucu dari Umay"

"Jadi gimana mah, setuju kan??"

"Yaudah deh pah, mama setuju tapi kita harus pelan-pelan ya jangan terburu-buru kasian umay"

"Iya mah, papa akan bicara ke Umay."

"Tapi pah,, anaknya teman papa mau gak dijodohin sama Umay?"

"Belum tau juga sih mah, soalnya papa belum ada berkabar lagi sama Dimas"

"Jadi temannya papa itu Dimas? teman SMA kita dulu pa?"

"Iya mah.."

"Kok papa gk bilang dari tadi sih, kalau tau gitu mamah udah pasti setuju besanan sama Ranty (istri Dimas). Secarakan Ranty teman dekat mama waktu SMA."

"Iya mah, maaf..maaf.." Jawab papa Umay sambil menyeringai.

Setelah selesai berbincang-bincang papa dan mama Umay melihat Umay sedang makan di meja makan, yang entah sejak kapan ia turun ke bawah.

Apa mungkin Umay mendengar semua percakapan orang tuanya?.
Karena jarak meja makan dengan ruang tamu memang tidak terlalu jauh.

"Eh nak, cepet amat mandinya" ungkap mama Umay sambil menghampiri Umay diikuti dengan papanya di belakang.

"Iya ma, ngapain mandi lama-lama kalau udah ganteng dari sononya" jawab Umay tetapi tetap fokus dengan makanan nya.

" Nak,,papa mau bicara sama kamu"

" Iya kenapa pa? Mau ngomong apa?"

"Kamu mau gk dijodohin sama anaknya teman papa?"

Seketika suasana menjadi dingin, papa dan mama Umay juga sedang menunggu jawaban dari Umay.

"Sebenarnya Umay udah dengar percakapan papa sama Mama. Tapi untuk kali ini Umay gk bisa turutin kemauan mama papa."

"Untuk kali ini papa harus tegas sama kamu nak. Untuk perjodohan ini kamu gk bisa nolak, karna ini demi kebaikan kamu juga."
Baru kali ini papa Umay setegas ini kepada Umay. Tapi ini semua demi kebaikan Umay juga.

"Papa gk bisa gitu dong, ini hidup aku bukan hidup papa. Jadi gk usah atur-atur kehidupan Umay" jawab Umay dengan tatapan yang menyulut.

"Umay..." Teriak Diki (papa Umay) dan menampar Umay dengan sangat keras.

"Kamu berani ngomong gitu sama papa!! Kamu tau dari kemarin papa sabar menghadapi kamu karna papa tau kamu baru kehilangan maudy. Tapi untuk kali ini papa gk bisa diam saja, kamu itu laki-laki Umay gk seharusnya laki-laki selemah kamu"

"Pah.., sabar pah.." teriak Julia (mama Umay)

Umay segera beranjak dari meja makan dan segera mengambil kunci motor nya.

"Nak kamu mau kemana?, Ini udah malam." Teriak Julia diikuti dengan isakan.

Ya Julia meneteskan air matanya karna baru kali ini ia melihat anak dan suaminya bertengkar sehebat ini.

Umay sama sekali tidak menggubris ucapan mamanya dan segera pergi mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Ini mungkin kali pertama Umay ditampar oleh papanya. Umay sangat kecewa kepada papanya.

"Pah..mama kan udah bilang kita harus pelan-pelan ngomong sama Umay"

"Maaf ma, tapi untuk kali ini papa harus tegas dan keputusan papa udah bulat. Perjodohan ini tetap akan dilakukan." Ungkap Diki yang langsung pergi meninggalkan Julia.


***Thank you***
Jangan lupa Vote ya :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LYLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang