'Bimm Bimm!!' suara klakson terdengar nyaring didepan gerbang gedung sekolah nya.

"Aduh Atuh Neng, tong berisik!!" teriak Satpam sekolah terkejut, karena dikagetkan suara bising yang tiba tiba menyapa gendang telinga nya.

"Pak buka gerbang nya!" teriak Novella menjembul dari dalam jendela mobil.

"Neng neng, ini udah jam berapa? Gerbang udah tutup lima menit lal-"

"Bodo amat pak, cepet buka gerbang nya!" potong Novella menepuk keras kaca depan mobil nya.

"Aduh neng..mamang takut..," cicit Satpam, sudah menjadi peraturan bahwa setiap murid yang telat tidak diperbolehkan masuk kedalam sekolah.

"Takut apaan si pak, Buka cepetan! Tangan Vella kebas nih..," sahut Novella sedikit kesal.

"Maap neng, memang gak bisa bukain gerbang nya. eneng, lebih baik pulang lagi aja," tolak Satpam tersebut.

"Haishh..," Novella mendengus. ia balikan setir mobil nya kembali dijalan aspal.

Novella tidak pulang, ia melajukan mobil nya halaman luas warung dibelakang gedung sekolah nya. Sudah menjadi kebiasaan, Novella selalu menyogok Ibu ibu warung untuk membiarkan mobil nya terparkir sampai bel pulang sekolah berbunyi.

"Makasi bu," Novella tersenyum, ia segera mengunci mobil nya lalu berjalan santai meninggalkan jejak.

Novella, gadis itu kini memandang tembok tinggi bernuansa Teracotta, ia berniat masuk kesekolahnya dengan memanjat tembok itu. Novella berdecih, ia tak suka memanjat sebenarnya. tapi, karena nilai UTS kali ini sangat penting, ia harus rela lecet dan berusaha keras memanjat tembok yang lebih tinggi diatasnya.

Gadis itu menoleh sisi kanan dan kiri, mata nya menjelajah semua titik yang ia lihat demi memastikan tidak ada yang mengetahui aksinya kali ini. "Aman," ucap nya tersenyum.

Novella menatap tembok itu intens dari bawah keatas, diam diam tak disengaja ia meneguk ludahnya mendapati kegilaannya kali ini. perlahan ia mundur, Memberi jarak diantara ia dan tembok.

"Satu..," hitung nya.

"Dua..," Novella bersiap.

"Tiga!!" Novella berlari kencang. Tepat ditengah tengah ia tolakan kaki kiri nya diatas dahan kayu guna menambah daya tolak membantu tangannya lebih mudah menggapai ujung tembok.

"Berhasil!" pekik Novella senang, ia kini berada diatas tembok selebar kaki nya.

"Eh eh..," keseimbangannya seketika lengah, ia terpeleset.

"Aishh Sakit..," ringis Novella terduduk diatas rumput, ia meringis mendapati dirinya terjun bebas dari tembok yang menjulang tinggi.

"Siapa disana?" tanya seseorang samar samar berjalan ke tempat nya, dari suara nya itu adalah suara laki laki.

Novella terkejut, ada seseorang dibelakang sekolah. Ia berpikir, Siapa dia dan hendak menyahut. Tapi, gadis itu urungkan, ia sedang malas dihukum untuk saat ini. Novella berdiri tergesa gesa tak memperdulikan rasa sakit dibokong dan kaki nya. ia harus segera pergi, pikirnya.

Novella berjalan cepat sambil memegangi pantatnya, ia berjalan dilorong yang sepi dikarenakan jam mapel sudah terlaksana beberapa menit lalu.

"Vella!" panggil seorang siswi menghampiri Novella.

Novella kembali dikagetkan, ia segera menoleh mencari tahu siapa yang memanggil nya. Dada nya bernapas lega, ternyata seorang gadis berambut sebahu yang tak lain adalah Sahabat nya, Arifa.

"Vella? Kam-"

'Plak!'

"Ahss.. kenapa mukul aku? sakit tahu ih," tanya Arifa mengelus tangannya sakit. dengan tidak berakhlak, Novella megeplak tangan Arifa sedikit keras.

"Siapa suruh ngagetin, Tadi aku kira Setan yang manggil," jawab Novella.

"Hey.., Enak aja orang cantik disamain sama setan, kalo aku setan terus kamu temen setan gitu?" tanya Arifa kesal.

"Iya lah..,aku ini indigo, temen temen ku kan setan semua," sahut Novella tertawa lalu berjalan melewati Arifa yang kini tengah tercengang.

Arifa memandang punggung Novella yang sudah menjauh termakan jarak, ia segera menutup mulut nya masih tak percaya. Sahabat nya itu, memang selalu menjengkelkan. Tapi, ia sayang.

"Vella Vella..," ucap Arifa terkekeh.

****

Ruangan Axel (L), Kelas khusus bagi setiap murid Genius Cempaka Jaya, Kelas penuh tekanan akan perhitungan dan sejarah itu hanya membiarkan segelintir siswa siswi yang memiliki pemikiran diatas rata rata, seperti Novella yang diberi hak khusus menempati salah satu kursi diruangan itu.

Suasana yang sunyi dan mencekam tak henti henti nya menghantui pikiran setiap murid di kelas itu, terdengar banyak nya suara gemertak gigi kekhawatiran berpadu keringat dingin mengucur dipelipis mata menjadi saksi kebisuan nilai mereka kali ini.

"Hari ini UTS kan ya?" tanya Arifa menggaruk tengkuknya tak gatal, terduduk dikursi kelas bersama Novella.

"Nggak, Kata siapa?" Novella datar.

"Aku serius Vella..," sahut Arifa kesal sekaligus khawatir.

"Pengen aku seriusin jadi nya?" tanya Novella tersenyum menggoda.

Novella lihat, Gadis bernama Arifa itu kini tengah memerah malu. Hey, Novella hanya bercanda. Nama mungkin, Seorang gadis cantik seperti diri nya benar benar memberi gombalan receh pada sahabat nya sendiri.

"Yak! Jauh kan muka mesum mu itu Vella, Aku gak mau ya jadi belok cuman gara gara kamu," dengus Arifa.

"Hilih.. aku kan cuman bercanda," sahut Novella.

"Tapi, becanda mu itu ambigu wahai Monyet ku..," Arifa jengkel.

"Monyet Monyet.., aku colok mata mu baru tahu rasa," Novella dongkol dengan kata Monyet.

"Huwaa.. aku yakin nilai ku pasti anjlok Vel..," Arifa menghuyungkan tubuh nya keatas meja.

"Santai aja kali," sahut Novella terkekeh.

"Iya, kamu yang santai. Aku? aku kan bukan kamu yang punya otak Genius," delik Arifa, bibir nya mengerucut lucu.

"Lah, kamu kan juga masuk dikelas ini semenjak dari kelas 2 SMA sama kayak aku, Kamu juga cerdas sama seperti ku Arifa," sahut Aleya mengerutkan keningnya heran.

"Cih, gak usah pura pura bodoh, Aku dikelas ini juga karena bantuan kamu dulu," Arifa berdecak sebal.

Novella tertawa pelan, Matanya menyipit memberi waktu bibirnya melengkung Tertawa. Memang benar, dulu ia yang membantu Arifa lolos kelas L. Tapi, Novella tak pernah bermain curang pada pihak sekolah dengan memberi contekan, justru ia membantu Arifa dengan menjadi guru privat Tanpa dibayar.

Novella sadar hati, ia memberikan bimbingan gratis pada Arifa karena gadis itu dulu terlihat kacau akibat krisis ekonomi. Sahabat nya itu, Berasal dari panti asuhan yang membuat nya hanya mengandalkan bea siswa. meski begitu, Arifa merupakan gadis Manis, sopan dan lucu. hanya saja, kecerdasan Arifa tak sebanding dengan kecerdasan seorang Novella, membuat ia sering dikucilkan. karena orang orang menyangka, Arifa hanya memanfaatkan Kecerdasan Novella.

'Brakk!'

"Dasar Jalang!" teriak seseorang dibelakang mereka.

Dinasti GoguryeoWhere stories live. Discover now