Lelah🍃

114 18 14
                                    

Typo bertebaran!!!!


















Lelah satu kata yg menggambarkan seorang park jimin kini dia sudah merasakan lelah mengakat beban dipundaknya , tidak ada lagi yg menariknya untuk melawan rasa lelahnya semuanya pergi.. Meninggalkannya yg merasa tidak ada gunanya kehidupannya

"tuhan.. Dari dulu aku mengiginkan satu saja belas kasihmu dan berilah aku kebahagiaan.. Apa aku terlalu serakah? " jimin berucap lirih.. Matanya terasa memanas membendung airmata yg siap menetes ketika dia berkedip, jimin memang memiliki hati yg dingin tapi percayalah bahwa jimin juga ingin merasakan Kehangatan hati..

"aku tidak menangis.. Aku kuat.. Tapi kali ini aku bener bener lelah.. " jimin meneteskan air matanya meski dia terus saja menyangkal bahwa dia menangis.. Jimin terus berkata kuat tapi dia merasakan lelah yg luar biasa.. Dia mengiginkan sadaran.. Dia butuh pelukan.. Tapi siapa? Pada siapa lagi dia mengadu jika bukan pada tuhan..

"Lisa ayah datang! "

Jimin mengelap cepat airmatanya dan berlari keluar kamar mengintip sedikit didari balik tembok.. Melihat ayhnya yg memeluk lisa dengan erat dihujami kata rindu seorang ayah yg belum pernah jimin dapatkan... Pernah hanya sampai jimin umur 4th saja.. Dan setelahnya tidak ada lagi pelukan itu..

"ayah bawa apa? "

"lihat ayah bawakan baju baru dan makanan kesukaanmu! " jimin meneteskan kembali air matanya.. Dia sudah bahagia bisa melihat ayahnya 1minggu satu kali meski hanya dari kejauhan.. Jimin selalu berfikir kurang lengkap apa hidup lisa.. Dia disayang olah ayahnya mendapat kasih sayang dari dua ibunya.. Bahkan keluarga besarpun dia dapatkan.. Jangankan itu disekolah pun dia juga sangat disayang karena dia manis dan hangat

Lalu kenapa dia masih ingin mengharapkan secuil kebahagiaan jimin?.. Jika boleh ditukar jimin sangat ingin diposisi lisa


Puk.



Jimin sedikit terkejut karena ibunya tiba tiba sudah didepannya.. Menatapnya heran karena hanya diam didekat tembok

"kenapa? Kangen sama ayah ya? Samperin dong jangan diliatin mulu" jimin mengeleng dan pergi menuju kamarnya meninggalkan ibunya yg tau kalau jimin sejak lisa tinggal disini dia selalu melihat dari jauh ketika ayahnya memanjakan lisa tanpa pernah melirik kerahnya..



Blam



Pintu tertutup rapat.. Jimin bersandar dipintu itu membiarkan tubuhnya jatuh tanpa rasa takut akan sakit

"ayah kapannya meluk jimin lagi.. Jimin juga pengen.." jimin menekuk lututnya dan memeluknya erat menengelamkan wajahnya disana.. Untunglah kamarnya kedapsuara

"apa bener ya kata jungkook.. Jimin tuh egois.. Jimin pengennya menang sendiri.. " pikiran jimin bener bener sedang tidak jernih.. Kegelisahannya membuat dia tidak bisa berfikir jernih







*****







Disekolah kini sudah ramai sekali jimin berjalan santai sepatu yg sedikit tinggi itu berbunyi begitu jelas bahkan para siswa disana menatap jimin sedikit heran. Jimin sangat berbeda hari ini .

Dan entah kebetulan atau bagaimana jimin berpapasan dengan jungkook cs mereka membulatkan mata mereka karena melihat jimin dan jungkook juga tidak bisa untuk tidak menatapnya , cantik sangat cantik hanya itu yg terlintas diotak mereka. Jimin yg biasanya berpenampilan tomboy dan seperti preman kini berpenampilan sangat manis ditambah rambutnya hitam panjangnya kini diubah menjadi kuning madu keemasan dan itu menambah aura yg begitu memukau disekitar jimin , sangat disayangkan jimin sama sekali tidak menyapa mereka

"dia bukan jimin " semua menoleh kearah yoongi dengan tatapan penuh tanda tanya

"apa yg kau lakukan padanya jung!?.." semua mengalihkan pandangan mereka kejungkook yg linglung entah pikirannya menjadi kosong setelah melihat perubahan jimin tadi.

"apa maksudmu yoon? "

"kau menorehkan luka yg membuatnya bisa mencapai titik terendah nya. Dia tertekan karena ucapanmu dan menciptakan sebuah lilusi yg membuat keperibadian lain dlm dirinya muncul untuk menghilangkan rasa lelah dan tertekan yg dia alami.. Kau. Bajingan!. " kalimat itu sukses membuat semua mematung terutama jungkook tapi itu hanya beberapa detik saja

"itu sepenuhnya bukan salahku " jungkook pergi begitu saja setelah mengatakan itu. Meninggalkan kawan kawannya yg mulai bingung dengan situasi ini. " aaa.. Dia masih sama ternyata menciptakan ilusi yg membunuhnya secara perlahan ". Lisa juga menyusul jungkook untuk menarik simpati pria itu karena dia harus bisa menarik jungkook untuk jatuh kepelukannya







****










Jungkook berjalan tergesah gesah menuju perpustakaan karena itu adalah tempat paling tenang disekokah bukan tapi karena tidak memperhatikn jalan dia menabrak sesorang. Seseorang yang membuatnya gelisah yg kini sibuk mengumpulkan buku buku yg jatuh berserakan karena tabrakan tadi

"aduh kakak kalo jalan hati hati dong.. Seengaknya minta maaf gitu masa cuma diem dong dasar nyebelin" bibir jimin mencabik karena jungkook bukannya membatunya mengumpulkan buku yg jatuh malah hanya diam dan melihatnya sambil berdiri diam bagaikan patung

"hey.. Dengar tidak? Ganteng kok budek " jimin pergi meninggalkan jungkook yg masih setia ditempatnya

"jiminie.. " panggilan itu membuat jimin menolah memiringkan kepalanya imut

"emm..maaf ya kak.. Kak jimin tidur ngak boleh ganggu kasian lagi capek " jimin tersenyum lalu pergi begitu saja meninggalkan jungkook yg menegang karena ucapannya apa yg yoongi katakan itu bener. Dia bukan jimin? Tapi keperibadiannya yg dia bentuk sendiri akibat suatu tekanan?

"Tidak.. Pasti tadi jimin berpura pura karena dia kira aku akan memaafkannya.. Yaa pasti seperti itu"

Rasanya sulit sekali bagi jungkook mengakui jika tadi bukanlah jimin yg sebenarnya dia menyangkal semua perasaan bersalahnya. Karena dia merasa dia sudah bener dengan mengambil keputusan









Kita skip waktu istirahat tiba









"jungkook cobalah makananku ini enak sekali ayo buka mulutmu " lisa mencoba mencari sedikit perhatian jungkook tapi tetaplah gagal semua usahanya mata jungkook seolah terkunci hanya menatap jimin yg tengah kepedesan memakan makan siangnya sangat inut sekali ekspresi alaminya bibir tebalnya yg tambah membengkak dan merah membuat jungkook sangat ingin memakannya rasanya pasti seperti makan rujak manis manis pedas membayangkan saja membuat jungkook tersenyum dengan kekehan ringan yg mana hal itu justri membuat yg lain merinding takut takut jungkook kesurupan atau gila mungkin?

"jung, jangan membuat ku takut karena tingkahmu itu, dan jangan juang kacang mahal mahal kasian yg beli ngak mampu! " kalimat yg terselip sindiran untuk lisa yg selalu diabaikan oleh jungkook diucapkan dengan pedas oleh seokjin yg langsung disikut oleh kekasihnya yg menurutnya tidak sopan didengar

"sudah diamlah kalian menganguku saja " jungkook tidak mengalihkan pandangan nya dari jimin yg tetal memakan makanannya meski dia tau itu pedas.. Entahlah hidungnya sampai memarah dan isakan kecil hanya karena makanan pedas imut sekali. Jika boleh memilih jungkook ingin jimin yg saat ini.. Binar polos dan tidak ada cerewet membuat nya sangat manis dan menarik untuk selalu dilihat dan didengar.. Bukan yg datar


"stt.. Ini enak tapi pedas.. Huhu.. Jimin mau makan lagi " jimin memakannya dengan lahap seolah takut diambil oranglain kakinya menghentak hentak dilantai karena sensasi panas karena pedasnya cabai tidak menghiraukan orang yg merekamnya dan sibuk tertawa gemas


















Hay.. Pa kabar?maaf baru up aku kemaren lagi banyak masalah dan buat aku stres sendiri

Selamat idul adha bagi yg merayakan 🙏

See you 🍃

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

•How Awful•KMgsWhere stories live. Discover now