#18 Misunderstanding

151 48 46
                                    

Maaf teman-teman baru bisa update, bagi yang menunggu Nana update cerita ini makasih banget loh😭

Tugas Nana makin hari makin banyak bet deh keknya hadeuhh jadi ya waktunya terbagi, maaf ya..😭

Tapi sebelum lanjut Vote yuk, makin menurun kurasa:')

✨ Happy Hallucination ✨______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨ Happy Hallucination ✨
______________________________________

Sudah beberapa hari aku diperlakukan buruk oleh teman sekelasku, ditambah Olivia yang punya mulut kompor tanpa adap memanas manasi cerita menyulut api yang semakin membara.

Pembullyan tidak dilakukan dengan fisik, namun kalimatnya memunculkan penyakit batin yang seakan menggerogoti jiwaku.

Aku hanya diam tak bergeming saat kalimat-kalimat itu keluar dari mulut para manusia yang seakan tidak memiliki dosa.

Jujur aku lelah....

"Kenapa murung?" Tanya seseorang yang berada didepanku, yang tak lain adalah Pak Chris.

"A-ah? Tidak, tidak ada." Jawabku lalu melanjutkan dengan sesuap sendok soto.

Aku tengah menikmati makan siang dijam istirahat pertama, dan tiba-tiba Pak Chris menghampiriku dan menemaniku.

"Tumben sendirian, dua temanmu kemana?" Tanya Pak Chris.

//Info : Chris tidak ke sekolah beberapa hari untuk hukumannya jadi dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.//

"Tidak ada apa-apa, hanya ingin sendiri saja." Kataku, padahal sebenarnya karena teman-teman ku semua menjauhiku.

"Kamu yakin?"

"Iya."

"Tidak ada masalah? Kalian tidak bertengkar bukan?"

"Tidak pak."

"Eum baiklah."

Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat, sampai akhirnya Pak Chris membuka satu kalimat.

"Eum, jika boleh saya tanya apakah waktu itu kamu mencoba untuk berenang di kolam yang cukup dalam?"

"Apakah bapak juga akan menuduhku melakukan hal itu?" Tanyaku tidak percaya jika pak Chris juga berfikir demikian.

"Bukan itu maksudku, aku hanya ingin bertanya."

"Alasan." Cicitku.

Tangan Pak Chris tiba tiba mengusap rambutku perlahan-lahan dengan telapak tangannya yang lembut.

"Jika ada masalah, cerita. Jangan dipendam sendiri." Tangannya terhenti dikepalai bagian atas hingga akhirnya ia turunkan kebawa melewat depan daun telingaku, lantas menyentuh pipiku untuk mengangkat daguku keatas.

Sport Teacher | Bangchan FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang