06 : Rindu?

378 23 0
                                    

Aku menarik kembali diriku yang sudah setengah berdiri kala mendengar panggilan Sehun menyebut namaku.

"Maaf bos, saya ganggu bos tidur ya?" Aku hanya menunduk merasa bersalah telah membangunkannya tanpa sengaja.

Sehun tidak menjawabku dan hanya menatapku sendu, tatapan yang tak pernah kulihat selama bekerja dengannya.

"Kamu perlu sesuatu? Gimana kondisi kamu?" Tanya Sehun bertubi-tubi.

Aku bisa melihat kekhawatiran di wajahnya. Sehun, dia peduli padaku?
Orang yang dingin dan kaku bisa perduli pada orang lain juga ternyata.

Aku menggeleng kecil sebagai jawaban atas pertanyaan Sehun. Sehun yang sedari tadi dalam posisi berbaring kini bangkit dan duduk di tempat yang sama.

Sehun menepuk-nepuk ruang kosong yang ada disebelahnya menandakan kalau ia memerintahku untuk duduk disana. Aku pun mengikuti keinginannya dan duduk disebelah Sehun.

"Pusing?" Tanya Sehun menatapku tepat dimanik mataku.

Aku kembali menggeleng.

Tiba-tiba saja Sehun sudah menempelkan punggung tangannya pada keningku. "Masih panas," gumamnya lalu menarik kembali tangannya.

Aku tak tau sihir apa yang diberikan Sehun sehingga aku melupakan segalanya saat berada didekatnya termasuk rasa laparku tadi. Seketika aku merasa kenyang dan hanya ingin duduk menatap wajahnya.

Akhir-akhir ini Sehun sering menunjukkan sikap yang berubah-ubah. Aku bingung harus melakukan apa. Tapi disisi lain entah mengapa hatiku bersorak gembira saat ia memberikanku perhatian.

Bukan hanya pikiranku yang membingungkan tetapi juga hatiku. Aku sangat buta hingga tak bisa membaca isi hatiku sendiri. Aku masih menyayangi Chanyeol. Namun, bersama Sehun yang perhatian begini membuat hatiku dilema. Apa karena wajahnya yang tampan? Yang benar saja.

Aku tak paham bagaimana menafsirkan rasa yang ada dihatiku ini. Seharusnya aku berpikir ulang jika ingin menaruh hati pada Sehun. Dengan dia perhatian padaku begini bukan berarti dia memiliki rasa yang sama padaku. Mungkin saja dia hanya khawatir pada karyawannya yang sedang sakit. Lagian selama ini dia hanya bersikap dingin padaku.

"Naya?"

"Jinaya?"

Aku tersadar dari lamunanku saat Sehun memegang bahuku. Lantas aku menatap kembali wajah Sehun.

"Bos," sadarku.

"Ada yang sakit? Kenapa melamun?" Tanya Sehun memperhatikan wajahku.

Aku menggeleng. "Bos," panggilku dengan suara rendah.

"Iya?" Balasnya.

"Tadi bos mengajakku makan siang untuk apa? Dan juga kenapa bos tiba-tiba begitu perhatian? Maksudku bos bisa saja menyuruh bawahan anda untuk mengantarku ke rumah sakit. Tapi kenapa malah merawatku sendiri dirumah?" Tanyaku tak terhankan. Aku tak ingin menyiksa pikiranku hanya untuk memikir hal itu.

Aku menunggu Jawaban keluar dari bibir Sehun. Namun, ia hanya menatapku datar. Tak ada lagi tatapan khawatir, sendu, dan perhatian besar yang dapat kulihat lagi dari matanya.

Lama aku menunggu namun tak ada sepatah katapun yang kunjung keluar. Akhirnya kuputuskan untuk memecah kecanggungan ini.

"Kalau bos tidak ingin menjawabnya, tidak apa-apa," ujarku merasa sedikit kecewa karena tak mendapat penawar rasa penasaranku.

Suasana semakin canggung, aku memilih untuk menunduk dan tidak menampakkan wajahku. Aku terlalu malu sekarang.

Aku masih menunduk, lalu tiba-tiba saja Sehun menarikku dan akupun tenggelam didalam dekapannya. Mataku terbelalak, Sehun memelukku? Tapi kenapa?

"Aku merindukanmu," ujarnya ditengah pelukannya

Aku hendak melepaskannya namun Sehun malah semakin erat memelukku.

"Bos? Apa maksudnya?" Tanyaku.

Seperti biasa, Sehun sama sekali tak menggubris pertanyaanku dan tetap setia pada posisinya.

Aku tak tau kenapa aku merasa akrab dengan pelukan Sehun. Bahkan kami tidak dekat, tapi kenapa aku merasa sangat mengenal pelukan ini.

Seketika dadaku sesak, jantungku berdegup kencang, rasanya sakit sekali. Aku merasa seperti telah mendapatkan kembali apa yang kucari selama ini.

Gue kenapa?

Tanpa sadar bulir air mata sudah mengalir membasahi pipiku, awalnya hanya begitu. Namun, semakin lama semakin sakit rasanya hingga membuatku terisak.

"Aku merindukanmu, Jinaya."

[Tamat] My Ice Boss | Oh Sehun ✔Where stories live. Discover now