6

40 4 3
                                    

Setelah acara pengikatan janji suci pernikahan, siang ini akan di adakan resepsi pernikahan.

Makan-makan! Ya! Oikawa suka itu. Lihat saja, wajahnya paling bersemangat di acara resepsi pernikahan (name) dan tunanga-- tidak, suaminya.

Iwaizumi yang berada di sampingnya hanya mengalihkan wajah berpura-pira tidak kenal dengan atlet voli Argentina itu. Malu.

"Iwa-chan, kita belum mengucapkan selamat pada kedua pengantin baru itu loh." ucap Oikawa pada Iwaizumi.

"Iya juga, kalau begitu ayo." ajak Iwaizumi. Oikawa hanya menganggu dan membuntuti Iwaizumi dari belakang.

'Ada apa? Bukannya malah dia terlihat bersemangat?' batin Oikawa tidak enak hati.

"Oikawa." panggil Iwaizumi di tengah jalan.

"Iya, Iwa-chan?"

"Sudah ku putuskan. Aku akan mengucapkannya." ujar Iwaizumi dengan wajah serius. Membuat Oikawa was-was sendiri.

Bagaimana tidak was-was? Iwaizumi akan mengatakan rasa sukanya pada wanita yang sedang menjalankan resepsi pernikahannya loh!

Tapi Oikawa mencoba tenang. Begini lebih baik daripada rasa sukanya dipendam sendiri bukan? pikirnya.

Mereka sudah sampai di tempat dua pengantin baru itu. Segeralah mereka mengucapkan selamat.

"Selamat ya (name)-chan, (husband name)." ucap Oikawa.

"Terimakasih, Tooru/Oikawa!" huft- Oikawa malah meluk-meluk (name) layaknya (name) akan mati saja, membuat suami (name) jengkel sendiri dan timbul lah pertengkaran kecil antara (husband name) dan Oikawa.

Yang tentunya jadi tontonan dan bahan tertawaan untuk para tamu di sana. Orang tua mereka juga hanya geleng-geleng kepala. Mereka sudah tau hubungan (name) dan Oikawa seperti kakak adik.

"Selamat ya (name), (husband name). Dan, kau ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua. Tapi jangan sampai hubungan kalian renggang karena ini. Aku hanya mau menyampaikan bukan merusak hubungan kalian berdua." ujar Iwaizumi panjang lebar.

"Bila hubungan kalian renggang karena ini, aku tak akan memaafkan kalian loh!" lanjutnya.

"Katakan saja." ucap (husband name).

"Sebenarnya selama ini aku menyukai (name), (husband name).--"

"--tapi aku tak berani mengucapkannya dan aku malah terlambat mengatakannya."

Mata pengantin baru itu membelalak terkejut. Baru ingin (husband name) protes sudah di hentikan oleh Iwaizumi.

"Dengarkan dulu aku sampai selesai, (husband name)!" ucap Iwaizumi lantang, tapi tidak jadi pusat perhatian di sana. Untung (father name) dan Oikawa sudah menahan (husband name) duluan.

"Dan aku masih menyukai (name) sampai sekarang. Entah kapan perasaan ini akan hilang. Jadi, karena aku sudah mengorbankan perasaanku jangan sampai hubungan kalian renggang karena ini. Aku tak akan memaafkan kalian." kalimat terakhir Iwaizumi ucapkan dengan santai.

"(husband name), bolehkah aku memeluk (name) sebagai orang yang kusukai untuk terakhir kalinya?"

"Hajime..." lirih (name)

"Tentu." satu kata dari (husband name).

Iwaizumi memeluk (name), dan (name) membalas pelukan itu lalu mengelus pelan punggung Iwaizumi.

"Maafkan aku ya, Hajime." ucap (name)

"Jangan meminta maaf, nanti malah seperti aku salah mengambil keputusan. Tapi aku akan tetap menyukaimu, (name). (husband name)! Bila kau melukai (name) maka akan ku gores wajahmu itu." ujar Iwaizumi. Tak berselang lama, Iwaizumi melepaskan pelukannya.

"Tidak akan!" lalu mereka berdua berpelukan layaknya saudara.

"Sudah, Iwa-chan? Kaki ku pegal nih berdiri dari tadi." sela Oikawa.

"Oh, maaf. Kalau begitu kami lanjut makan ya!"

"Habiskan makanannya ya Tooru, Hajime." kata (mother name).

"Tentu bi!" jawab Iwaizumi dengan seringai lalu kembali makan bersama Oikawa.

'Aku akan tetap mencintai dan menjagamu.'

_____________________________________
"𝐊𝐞𝐥𝐢𝐫𝐮 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐤𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧? 𝐓𝐚𝐤 𝐭𝐚𝐡𝐮"
"𝐋𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐮 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐮"

Juicy Luicy-Lantas
_____________________________________

-𝓛𝓪𝓷𝓽𝓪𝓼, 𝓘𝔀𝓪𝓲𝔃𝓾𝓶𝓲 𝓗𝓪𝓳𝓲𝓶𝓮-
𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻6 > 𝓭𝓸𝓷𝓮.

𝔏𝔞𝔫𝔱𝔞𝔰, ℑ𝔴𝔞𝔦𝔷𝔲𝔪𝔦 ℌ𝔞𝔧𝔦𝔪𝔢
𝔣𝔦𝔫𝔢.

Lantas || I. HajimeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin