This book is already published in 2 parts and with different title, "REBELS: A New Beginning" and "REBELS: The Last".
Make a purchase of "REBELS: A New Beginning" & "REBELS: The Last" now at GRAMEDIA and the nearest bookstore. Or you can buy via onl...
Dapatkan seri awal buku ini: CHANGED dan CHANGED Side B (sequel) di Gramedia terdekat!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The songs for this chapter:
Lene Marlin – Disguise
Gavin DeGraw – Not Over You (Cassadee Pope cover)
***
Terkadang aku berpikir, sesuatu yang tengah aku rasakan mungkin pernah menimpa semua orang di dunia ini, bukan hanya aku seorang. Hanya saja aku tidak bisa melihat ke dalam karena mereka bersembunyi di balik kepalsuan. Dan ini memunculkan berbagai pertanyaan di dalam benakku. Pernahkah mereka merasakan sebuah kekosongan di dalam diri namun mereka tidak akan pernah menunjukkannya pada orang lain karena mereka harus tetap kuat, tidak boleh terlihat lemah? Pernahkah mereka mengatakan pada orang lain sesuatu yang jauh dari kenyataan, membiarkan mereka mengetahui bahwa mereka baik-baik saja hanya agar orang-orang berhenti mencari tahu dan bertanya? Lalu pernahkah mereka menatap wajah mereka sendiri di depan cermin dan melihat sebuah senyuman disana, namun di dalam diri mereka sadar bahwa mereka merasakan sebuah kehancuran dan jauh dari kata 'baik-baik-saja'? Mungkin aku memang bukan satu-satunya. Aku butuh bersembunyi karena tidak akan ada yang bisa mengerti kondisiku.
Aku menatap keluar jendela pada langit yang agak mendung, ini jelas bukan waktu yang tepat untuk pergi keluar karena cuaca yang sangat dingin. Tetapi aku lebih memilih untuk berada disini, duduk di sebuah café bersama Vic dan yang lain, menikmati secangkir kopi hangat sambil membicarakan banyak hal. Sudah dua bulan berlalu sejak hari dimana Ezra menyelamatkanku, dan kupikir sekarang aku cukup kuat untuk mulai terbuka lagi di hadapan orang-orang, melepaskan kepalsuan dan kekhawatiranku hanya untuk melihat semua berkat yang telah Tuhan berikan padaku. Mau tidak mau aku harus siap, sadar bahwa hidupku harus terus berlanjut.
"Kau serius?! Seorang pria konglomerat akan melamarmu?" Aku tersadar dari lamunan ketika Vic berseru di sebelahku. Asap yang mengepul dari rokoknya yang kini mengarah ke arahku membuatku sedikit terganggu dan mengibas-ngibaskan tangan.
Entah bagaimana, aku menjadi orang pertama yang berusaha untuk menyambung kembali tali pertemananku dengan mereka, namun aku tahu apa yang aku lakukan, dan kupikir hal ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Aku membutuhkan mereka untuk pengalih perhatian.
"Ya, dia sudah menebusku dari Spence sejak dua hari yang lalu dan dia menjanjikanku untuk menikahinya. Spencer pikir hanya dia saja yang bisa menjadi istri simpanan dari pria kaya raya? Aku juga bisa." jelas Vanessa, membuat suara gelak tawa mereka pecah disaat aku sendiri tidak terlalu mengerti arah perbincangan mereka sekarang.
"Oh, sialan. Pantas saja selama dua hari ini aku tidak melihatmu, Nessie."
"Berhenti memanggilku 'Nessie', Courtney. Well, kuharap kalian menyaksikan bagaimana wajah Spence begitu kesal saat Rob memberitahunya bahwa dia akan membeliku, sangat tidak ternilai." Vanessa terkekeh, dan di detik itu juga Vic menoleh ke arahku, menaruh dagunya di atas telapak tangannya yang bebas. Matanya menyipit penuh rasa ingin tahu.
