Flashback

Saat (Name) berumur 8 tahun,

"(Name)?? Kamu ada dimana??" jerit bapa pastur yang ada di gereja.

"Haikk!! Ada apa bapa??" tanya (Name).

"Oh (Name), bapa ingin minta tolong padamu untuk mengantarkan surat dan beberapa keping emas kepada orang yang bernama Belericko Pastel. Ia tinggal tidak jauh dari gereja kok. Bapa akan meminta tolong kepada Asta dan Yuno juga untuk pergi bersamamu" ucap Bapa.

"Tidak usah bapa!! Aku bisa sendiri hehe!! (Name) kan anak yang pemberani!!"

"Eh? Baiklah kalau begitu. Hati-hati ya (Name)"

(Name) kecil pun langsung pergi ke tempat tujuan surat itu. Saat di perjalanan, (Name) dihadang oleh 3 preman yang lagi nongkrong.

"Hey bocah!! Sebaiknya kau berikan keping emasmu jika kau ingin hidup!!" bentak orang itu.

"T-tidak, bapa sudah meminta tolong kepadaku!! Aku harus mengirimkan emas ini untuk seseorang!!" ucap (Name) gemetaran.

"Kau belum tahu aku siapa ya?! Aku adalah Adrin Camry!! Siapapun yang tidak mendengarkan perintahku maka akan mati mengenaskan di hadapanku!!" bentak Adrin.

"T-tidak, aku harus t-tetap mengirimkan ini"

"Keras kepala kau bocah!! Hajar dia teman-teman!!"

(Name) kecil pun didorong dan kemudian mereka menyepak-nyepak (Name). Seseorang dari mereka pun mengambil sebuah pisau dan menggoresnya di lengan (Name).

"Hiks hiks h-hentikan" mohon (Name).

Mereka sambil tertawa dan kemudian lanjut menyiksa (Name). Mereka terhenti karena suara Asta dan Yuno.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN SIALAN??!!" jerit Asta.

Untung saja Asta dan Yuno menguping pembicaraan (Name) dan Bapa. Mereka berdua pun diam-diam mengikuti (Name).

"Oh ada bocah lain rupanya! Mari kita sikat bos!!"

(Name) yang setengah sadar pun dapat melihat Asta dan Yuno sedang berjuang melawan ketiga preman itu.

"N-ni-san"

Pandangan (Name) pun mulai kabur dan seketika menghitam. Asta dan Yuno yang berhasil mengalahkan para preman itu pun langsung berlari kearah (Name).

(Name) sudah pingsan dengan darah yang bercucuran dari kepala dan lengannya itu. Tanpa basa-basi Asta dan Yuno langsung bergegas membawa (Name) ke gereja untuk diobati.

Setelah (Name) sadar, ia menjadi sangat trauma sendirian dan juga berpergian keluar rumah.

Untungnya Yuno, Asta dan keluarganya yang ada di gereja membantunya menghilangkan trauma itu.

Butuh beberapa bulan untuk menghilangkan trauma pada diri (Name). Dan setelah 2 tahun berlalu akhirnya (Name) dapat melupakan kejadian itu.




Flashback End


Julius yang mendengarkan itu pun menggertakkan giginya. Julius mencoba untuk memejamkan matanya agar bisa menahan amarahnya. Begitu pula dengan Olivia.

Yuno hanya bisa diam melihat paman dan tantenya yang menahan amarah itu. Wajar bukan?

Julius mengaktifkan sihir komunikasinya dan memanggil Marx ke ruang tamu.

"Ada apa Julius-sama?" tanya Marx.

"Marx... Aku punya pekerjaan untukmu. Cari informasi tentang orang yang bernama Adrin Camry!"

Marx dapat melihat mata Julius dipenuhi oleh amarah dan wajahnya sekarang sungguh sangat datar.

Selama dia bekerja dengan Julius, ia tidak pernah melihat Julius dipenuhi oleh amarah. Marx hanya dapat menelan ludahnya dengan kasar dan melihat kearah Olivia seolah meminta penjelasan.

Olivia berdiri dan menjelaskan kepada Marx tentang (Name) yang menjadi bocah delapan tahun sampai dengan trauma (Name).

Marx membulatkan matanya mendengar anak yang sudah dia anggap keponakan itu mengalami hal tragis seperti ini. Sekarang Marx juga ikut menahan amarah dan langsung bergegas untuk mencari informasi tentang Adrin Camry

Julius dan Olivia mengusulkan Yuno untuk tinggal sementara di Kediaman Novachrono. Mereka takut (Name) akan histeris lagi jika ditinggal oleh Yuno.












Pagi harinya,

(Name) terbangun dengan Yuno yang tidur disamping dirinya. Ia pun menepuk-nepuk pipi Yuno.

"Ni-san ayok bangun sudah pagiii"

"Hmmm"

Yuno pun kemudian duduk sebentar dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan diri, Yuno menggendong (Name) dan pergi ke ruang makan untuk menghampiri Julius dan Olivia.

"Selamat pagi Paman, Tante dan Marx-kun" sapa Yuno.

"Pagi" sapa mereka bertiga lalu menatap kearah (Name).

Mengerti akan tatapan mereka, Yuno pun mengalihkan tatapannya ke (Name).

"(Name), bukankah ni-san sudah bilang jangan takut kepada mereka, dan hilangkan rasa takutmu kepada orang-orang!! Buktikan bahwa kamu gadis pemberani" ucap Yuno.

(Name) pun menatap Yuno, kemudian memberanikan diri menyapa ketiga orang yang berada disana.

"S-selamat pagi" ucap (Name) lalu menunduk.

"Selamat pagi sayang" ucap Julius dan Olivia dengan senyuman lebar.

(Name) kemudian melihat kedua orang itu sedang tersenyum padanya. Dan entah mengapa hatinya terasa sangat hangat.

Yuno pun mencoba mendekati Olivia lalu memberikan (Name) pada ibunya.

(Name) pun kemudian dipangku oleh Olivia. Olivia pun mengusap pelan rambut (Name). Yuno berjongkok dan tersenyum lembut kepada (Name).

"Nah ini baru gadis pemberani!!"

(Name) dapat merasakan sentuhan lembut dari Olivia. (Name) membalikkan dirinya dan langsung memeluk Olivia.

"B-bolehkah a-aku memanggilmu okasan dan otosan?" tanya (Name) penuh harap.

"Boleh kok sayang. Kami adalah orang tua mu" ucap Julius lalu mengecup kepala (Name).

(Name) pun hanya bisa memeluk Olivia dengan erat menikmati kehangatan yang diberikan kedua orang tuanya.


Hanya dalam beberapa jam saja (Name) sudah sangat dekat kepada mereka. Ruangan itu dipenuhi oleh canda tawa dan kehangatan yang dimiliki keluarga itu.







Tbc.

Double Magic : Black Clover x Reader [HIATUS]Where stories live. Discover now