Delapan

11 8 2
                                    

Pagi datang. Aku bangun dari tidurku setelah para rusa mengerubungi aliran air untuk minum di pagi hari. Di sampingku sudah tidak ada Nicholas. Lelaki itu ternyata sedang memantau ikan-ikan yang ada di ujung arus sungai.

"Kau sudah bangun? Bagaimana perasaanmu?"

Aku mengangguk. "Lumayan," jawabku.

"Lyd... Hari ini adalah hari terakhir kita berada di masa ini. Kita harus cari tahu alasan dan bukti mengapa Professor Selena melakukan ini semua. Kalau kau masih belum kuat, biarkan aku saja yang melakukannya."

"Tidak apa-apa Nic, aku akan ikut membantu," kataku, ikut melihat ikan-ikan yang berenang melawan arus itu. "Kita harus segera ke ruangan Professor Selana karena hari ini para Grogh akan datang dan badai akan tiba. Hujan deras dan kejadian itu terjadi hari ini. Atau kau ingin kita berpencar saja? Aku akan ke ruangan Professor Selena dan kau mengikuti Professor Dwynda datang dari Swiss dan membututinya untuk mengetahui semua yang terjadi pada hari itu?"

Nicholas mengangkat tangannya yang sengaja ia ceburkan di aliran air yang segar. "Mungkin sebaiknya begitu. Kau yang mencari bukti, aku yang akan menjadi saksi pembunuhan itu."

Belum beberapa detik ketika kami menyusun rencana, para Grogh berdatangan melayang-layang di udara bak balon terbang. Sebenarnya sudah mulai beberapa hari yang lalu makhluk itu datang, tetapi entah mengapa hari ini jumlahnya semakin banyak. Aku kira itu perintah dari Professor Erisco yang ingin memperketat pengawasan atau memang suruhan dari pihak Kementrian? Entahlah.

Jika kalian ingin tahu, bentuk Grogh seperti duplikasi antara burung garuda dan burung elang. Dua burung penguasa udara itu nampak lebih kuat jika disatukan sehingga hewan itu dijadikan pengawal atau penjaga penjara. Seperti yang dulu ia bilang, jangan sampai kau bertemu dengannya atau namamu akan tercatat di sekumpulan calon penghuni penjara yang kejam.

Aku dan Nicholas segera berpencar. Aku menuju gedung sekolah lagi sedangkan Nicholas menunggu Professor Dwynda di area lobi sekolah. Kami berusaha mengingat hari itu. Hari yang akan menjadi hari paling bersejarah dan tak akan dilupakan di sekolah kami. Hari yang mencengangkan, menakutkan, dan mendebarkan.

Aku menembus tembok ruangan Professor Selena. Di sana sangat berantakan, tak seperti biasanya yang selalu aku lihat. Banyak perkamen-perkamen penelitian yang berserakan di lantai dan ada beberapa bercak darah di atasnya.

Aku mencoba membaca salah satu perkamen itu yang rupanya adalah resume tugasku mengenai binatang aneh yang pernah kutemui saat kelas Professor Selena mengenai Flapinno Soricomorpha.

Aku ambruk. Menatap perkamen yang ada di tanganku dengan gemetar. "A—apa gara-gara ini Professor Selena mengincar hewan kesayangan Nic?"

Jika kalian ingat, hewan Flappino Soricomorpha adalah hewan yang mahal dan sudah sangat langka karena pada zaman dahulu hewan ini digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan prajurit perang melawan para musuh. Hewan ini tergolong kuat dan bisa menyatu dengan DNA manusia. Apabila ekstrak hewan ini sudah diminum, maka bisa jadi manusia menyerupai hewan itu dan menjadi kuat tak tertandingi.

Aku pernah melihat itu di rumah Paman. Hanya pihak keluarga saja yang boleh melihatnya agar hewan itu tidak disalahgunakan seperti ini. Tetapi Nicholas malah membawa hewan itu ke sekolah, walaupun diletakkan di ruangan rahasia. Mungkin hewan peliharaan Professor Selena bisa mendeteksi keberadaan hewan itu lalu ia membuat kesepakatan untuk mencurinya dari Nicholas.

Tanpa sengaja aku melihat sebuah foto yang ada di meja kerja Professor Selena. Foto ia bersama seorang lelaki. Aku sedikit curiga. Kutatap lekat foto itu, terutama lelaki yang berdiri di sana.

Aku membungkam mulutku tak percaya. Mataku mendelik, bahkan sampai saraf otot mataku terasa sedikit sakit. Bukankah dia Dr. Kevin yang tak lain adalah tunangan Professor Dwynda? Mengapa foto itu ada di meja kerja Professor Selena?

Ku balik foto itu dan tulisan di sana memperjelas semuanya. "Me, my crush, and no one can stop us!"

Jadi, selama ini Professor Selena menyukai Dr. Kevin? Apakah karena itu dia menciptakan monster ini untuk membunuh Professor Dwynda? Karena ia merasa cemburu dengan pertunangan mereka yang dilakukan di Swiss? Ya Tuhan, semua ini terasa sangat masuk akal.

Aku segera mengumpulkan perkamen-perkamen itu dan meletakannya di suatu tempat tersembunyi sebagai bukti esok hari. Namun, tiba-tiba hari mulai menggelap. Petir menyala dimana-mana membuatku takut.

Aku segera menyusul Nicholas yang ada di rawa-rawa. Namun, tiba-tiba kepalaku pusing. Aku berhenti sejenak untuk memulihkan kepalaku yang tiba-tiba memberat.

"Ada apa? Kenapa dunia terasa berputar?" gumamku sembari meraih tembok-tembok untuk dijadikan pegangan.

Aku melihat jam yang ada di sebelah menara. Jam menunjukkan pukul lima sore tetapi semua dalam keadaan gelap. Hujan deras sekali di luar jendela diikuti petir yang terus menyambar. Aku juga dapat melihat para Grogh sudah mengelilingi sekolah ini.

Di ujung sana adalah kamar asrama perempuan. Setelah menaiki tangga ke bawah, aku akan menemukan jalan keluar di belakang sekolah dan menuju rawa-rawa. Tetapi aku dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka dan menampilkan Vanya yang keluar dari salah satu kamar dengan lentera di tangan. Itu kamar kami. Ia tengah berbincang dengan Professor Rexa yang menjaga lorong itu.

Aku terseok-seok untuk berjalan. Jika diingat, sebentar lagi aku akan pingsan ketika melihat monster itu. Aku harus cepat menemukan Nicholas agar kami bisa cepat pulang ke waktu yang sesungguhnya. Namun, mataku mengabur. Aku menggapai vas yang ada di depanku hingga vas itu terjatuh hingga menimpulkan suara yang nyaring. Lalu setelah itu, semuanya gelap. Aku tak sadarkan diri.


Jangan lupa vote dan komen yaaa! Tetep enjoy sama story ini hihi

Attack On School [END]Where stories live. Discover now