2

130 34 6
                                    

Kembali ke rumah kecil tempat keduanya tinggal selama ini, gadis kecil itu tak sabar membaca sebuah buku tebal yang sempat ibunya berikan. "Mommy akan membantuku mendalami buku ini kan?"

"Kau tau sendiri Vera, mommy malas membaca.. seharusnya kau menemui bibi Hermione saja" balas Carrolline remeh selagi menanggalkan jubah dan baju perginya. "Tapi tadi kau sudah berjanji padaku mommy. Kau harus mengajariku lebih dulu, besok aku akan menemui bibi Hermione jika itu perlu."

"Baiklah, kita akan membaca bukunya bersama sama.." terlihat raut bahagia dari wajah mungilnya yang lugu. Keduanya menghabiskan waktu bersama dengan mengkaji buku tersebut.

Carrolline memberikan pengajaran terhadap putrinya, memberikan ilmu ilmu pengetahuan dasar sihir sedari kecil, serta mengajarinya mantra mantra dasar untuk putrinya. Ia mengetahui bahwa Vera adalah seorang anak berketurunan hampir seluruh darahnya adalah murni. Jadi tidak ada salahnya mengajarkan ilmu tersebut yang akan ia pelajari di sekolahnya kelak. Ia sangat mirip dengan Severus Snape, sama sama senang membaca dan mempelajari hal baru.

Vera selalu bersemangat setiap kali matanya melihat banyak lembaran yang tercetak tebal, terlebih buku buku diruang utama rumahnya sudah hampir seluruhnya terbaca. Tentu saja, ibunya sudah memastikan terlebih dahulu buku tersebut patut atau tidak untuk di baca, karena sebagian besar buku tersebut adalah milik Severus untuk bahan dasar pengkajiannya mengenai sejarah, mantra dan sihir hitam, ramuan ramuan kuno yang tak lagi ada di pasaran.

Gadis itu selalu melihat tanda yang tertulis di halaman depan buku tersebut, bahwa buku tersebut adalah milik 'Severus Snape'.

Setiap kali ia membaca nama itu, Vera akan selalu bertanya kepada ibunya. Siapakah pria itu sebenarnya. Namun jawaban Carrolline tak akan pernah lepas dari alasan yang itu itu saja.

===========================

Seorang wanita cantik hadir membawakan sekarton jajan dan juga makanan. Vera terkejut senang, bibinya datang tepat waktu setelah ia memberikan suratnya. "Aunty Hermione, you must read this book! Aku sudah membacanya sampai tamat.." senangnya gadis kecil itu memberi tunjuk atas buku bacaannya.

"Itu seharusnya belum kau baca di usiamu Vera, itu terlalu berat. Dan kau belum layak membaca banyak hal dewasa di dalam buku itu.." balas wanita itu selagi meletakkan bawaannya di dapur. "Tapi mommy mengizinkanku, dan kita membaca bersama sama bibi.." nadanya merendah, ia merasa bersalah karena keputusannya memaksa ibunya membeli buku itu.

"Itu pasti karena kau merengek dan memaksa Vera, kau memohon kepada ibumu hingga dia malu kan di toko?" Vera hanya menunduk dan menganggukkan kepalanya. "I'm sorry, aunty"

"Meminta maaflah kepada ibumu, Vera.. omong omong dimana dia?"

"Sedang mandi, aku akan memanggilnya.. kau jangan kemana mana, aunty" gadis itu segera pergi menaiki tangga menuju ibunya, Hermione hanya terkekeh pelan melihat gadis itu sangatlah ceria dan  pintar tak seperti ayahnya yang selalu diam tak banyak berekspresi bahkan berbicara. Melihat Vera seperti dihadapkan dengan Severus Snape yang memiliki jiwa Carrolline di dalamnya.

"Mommy, bibi Hermione sudah datang.. ayo cepat mandinya, aku harus belajar" gadis itu mengetuk pintu dengan semangat. "Nanti dulu sayang, ibu sedang membilas tubuh dulu ya nak.. sebentar lagi ibu turun kok"

"Tidak mau, Vera maunya sama mommy Carroll turun ke bawahnya!"

"Kalau begitu nanti ya nak, tunggu mommy selesai.." ketukan pintu itu semakin kencang, membuat Carrolline kehilangan kesabarannya. "Vera Frida Snape! Aku tak selalu bisa bersama mu tiap saat!"

"Tunggu aku jika kau mau!" Seketika Carolline mendengar suara isak dan napas tersengal dari depan pintu kamar mandinya. Ia langsung segera membuka pintu itu dan memeluk tubuh putrinya. Mengusap surainya dengan kepala gadis itu di atas pundaknya. "Shh.. maafkan ibu sayang, maafkan ibu sudah membentakmu tadi nak"

𝑺𝑻𝑨𝑹, 𝖆 𝖘𝖊𝖈𝖗𝖊𝖙 𝖇𝖊𝖍𝖎𝖓𝖉.Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora