1. Pertemuan

428 7 0
                                    

Happy Reading 🦋.....

***

"Aku tidak kuat lagi." Langsung saja Tyler bangkit dari posisinya. Ia membuka lebar kedua kaki Anne memosisikan tubuhnya di tengah.

Wajah Anne juga saat ini sudah tampak kuyu tak bertenaga.

Di bukanya celana dalam Anne yang sudah basah, Tyler memainkannya sebentar, lagi-lagi terdengar lengguhan yang begitu menggoda membuat birahinya naik berkali-kali lipat.

"Argh," desah Tyler prustasi sendiri ketika mendengar suara seksi Anne, di bukanya kain yang masih melekat di badannya.

Blus, wajah Anne memerah ketika melihat bukti keperkasaan seorang lelaki. Hingga ia malu sendiri memalingkan wajahnya ke arah lain.

Tyler segera memosisikan tubuhnya dengan tepat, sebelum menekan ia mengecup bibir pink wanita yang akan memuaskannya malam ini.

"Panggil saya Tyler." Suara pria itu terdengar berat.

Anne membelalakkan matanya begitu tahu dengan siapa saat ini dia berhadapan, bersamaan dengan keperawanannya yang dibobol.

"Ty-tyleer.," jerit Anne kesakitan dan kaget dengan fakta mengejutkan.

Apakah Anne harus menangis karena kejadian hari ini? Ataukah, ia harus senang?

'Ya, Tuhan. Sesial apa hidup aku?!' Mengapa harus berhadapan dengan orang ini?!

***

"Kembalikan obat itu pada saya, atau kalau tidak kamu akan saya kasih hukum!" tukas Anne dengan angkuh.

"Ini?" Tunjuk Tyler sambil mengangkat kantung putih ditangannya. Anne menganggukkan kepala. "Sebelum itu saya yang akan hukum kamu karena berniat membunuh keturunan kita."

Mata Anne membola terkejut, telinganya tak salah dengarkah? Apa katanya? 'Keturunan kita'?! Apa dia gila?

"Jangan asal ngomong kamu!" geram Anne.

Tyler lagi-lagi hanya angkat bahu, berjalan semakin menghilangkan jarak di antara keduanya. Sampai hembusan napas hangat itu terasa di wajah Anne. Membuat Anne lagi-lagi harus mundur.

Tapi, langkahnya di cegah oleh Tyler yang langsung menarik pinggang Anne ke arahnya.

Deg.

Jantung Anne berdetak ketika hidungnya menghirup aroma tubuh maskulin dari Tyler, yang jelas parfum yang di gunakan pria itu tidaklah murahan. Rasanya begitu nyaman.

"Biarkan kecebong saya berenang menemukan indung telurnya," ucapan Tyler lagi-lagi meruntuhkan semua ekspektasi bayangan Anne yang semula terlena.

Dengan kekuatan penuh saking kesal dengan ucapan asal Tyler tentang hal tabu membuat Anne marah. "Kamu!" Tunjuk Anne kesal.

"Tidak akan saya biarkan hal itu terjadi! Jadi, balikkan obat itu pada saya."

"Ini belum 24 jam saya akan terus awasi Bu Anne," ujar Tyler untuk pertama kalinya tersenyum lebar yang justru lagi-lagi membuat Anne terpaku. Pria itu diam saja sudah tampan ditambah tersenyum lebar seperti itu. Apa yang bisa dijelaskan lagi?

Cup.

Anne lagi-lagi tersadar ketika bibirnya di kecup dan di hisap pelan oleh Tyler, "Selamat ketemu lagi."

***

"Tyler, bukankah Anda membuka cabang Club Red Blood didaerah Timur?" Seorang pria Chinese bersandar di sofa sambil mengocok gelas berisi Red Wine elegan menatap Tyler seorang pemuda tampan di hadapannya penuh dengan senyuman palsu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sleeping With My StudentWhere stories live. Discover now