Chapter: 4

48 1 0
                                    

Stella berdiri dari tempat duduknya begitu Jesse masuk kedalam kelas. “YEAY! Jesse dataaaaaannng!” pekiknya kegirangan. Jesse yang masih berdiri di depan pintu kelas tersenyum lebar melihat Stella menyambut kedatangannya. Teman-teman sekelasnya yang lain juga ikut bersorak melihat Jesse muncul. Kebanyakan dari mereka adalah penggemar EXplicit, penggemar Jesse, dan sisanya adalah temannya yang tetap setia pada Jesse meskipun dia sakit.

   Dalam hitungan detik, para gadis dikelas itu mengerubungi Jesse sampai dia tak bisa melihat Stella sedang berdiri ditempatnya itu lagi. rasanya sedikit mirip saat Stella dikelilingi oleh Matthew dan Archie. Senyuman di wajahnya sesaat menghilang. Dia tidak mengacuhkan suara-suara disekitarnya, Ia berusaha untuk melihat Stella lagi dengan cara menjijitkan kakinya namun tetap saja tak terlihat. Jesse ingin keluar dari kerumunan ini tapi tak tahu bagaimana caranya sampai ada suara yang lebih dikenalnya daripada semua suara yang ada sekarang.

   “AWAS kalian semua! Jesse ingin duduk ditempatnya! Minggir! Ini bukan waktunya meet and greet!” teriak suara pertama.

    Suara kedua jauh terdengar lebih kasar lagi sampai-sampai membuat Jesse dan Stella yang mendengarnya tak bisa menahan tawa.

   “Fuck off!” lalu terdengar suara perempuan yang kesal.

   “Fuck off, cunt!” lalu terdengar suara perempuan yang berteriak.

   “Fuck off, bitch!” lalu terdengar suara perempuan memukul sesuatu.

   “Fuck off, assholes!” lalu kedua orang yang memiliki suara itu telah berdiri didepan Jesse. Salah satu dari mereka mendorong mundur seorang gadis , yang satunya lagi melihat kearah seseorang dengan dahi mengkerut.

   “Sup, Jesse!” sapa Noah yang berteriak pertama tadi. Dia kelihatan lebih ramah daripada yang meneriakkan kata-kata kasar tadi, Ethan.

    Kedua sahabat itu berpelukan erat, melepas rasa rindu mereka sementara Ethan baru saja berhasil membubarkan kerumunan itu dengan kekuatannya. Jesse pun kembali dapat melihat Stella yang kini sedang menulis diatas bindernya. Jesse tersenyum. Pasti dia sedang menulis lagu lain lagi. Jesse harus bisa meyakinkan teman-temannya untuk menjadikan Stella pemenangnya padahal dia sendiri belum membaca lagu lain selain buatan Stella. Selain itu, pengumpulan terakhirnya masih besok. Tapi itu kan bisa diatur.

   Jesse tertawa begitu menyadari kerumunan itu sudah bubar dan langsung memeluk sahabatnya yang satu lagi yang telah berkali-kali membantunya. Termasuk dalam keadaan seperti ini sekalipun. Dia tahu mereka berdua selalu dapat diandalkan. “Senang melihatmu kembali bersekolah, Jesse. Bagaimana kermit.. kemi.. kem..” Ethan menggaruk-garuk kepalanya kebingungan dengan istilah yang jarang didengarnya dan sekarang ingin dia katakan.

   “Kemoterapi, bodoh.” ralat Noah sambil menepuk kepalanya. Ethan hanya terkekeh dan Jesse tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. setelah tertawa, ternyata Noah dan Ethan masih penasaran dengan jawaban Jesse.

   “Well, sejauh ini semuanya berjalan lancar.” Jesse memandangi Noah dan Ethan bergantian tapi mereka berdua juga memandangi Jesse dalam diam. Tapi karena dia malas menjelaskannya jadi dia diam saja. Kemudian Ethan menepuk-nepuk pundak Jesse.

   “Kami berdua akan selalu mendo’akanmu. Ya, kan E?” Noah melempar pandangan kearah Ethan dan Ethan mengangguk. “Always.”

   Ini bagian kesekian yang Jesse sukai dari pergi kesekolah daripada tinggal dirumah, membuatnya terus-terusan mengingat kematian. Disini, dia bisa melupakan semua itu dan tertawa bersama teman-temannya. Apalagi dengan kehadiran Stella, hari-harinya disekolah pasti akan ribuan kali menjadi lebih baik.

   Jesse pamit pada Noah dan Ethan untuk menghampiri Stella. Kebetulan tempat disampingnya kosong, jadi dia bisa punya banyak waktu mengobrol dengannya. Paling tidak, Jesse merasa dia selangkah lebih maju daripada Matthew karena Matthew belum tentu mendapatkan kesempatan yang sama dengannya. Noah dan Ethan memandangi punggung teman mereka itu sampai Jesse duduk ditempatnya. Mereka saling berpandangan dan sepertinya mereka tahu, Jesse menyukai Stella.

Not A Love StoryOù les histoires vivent. Découvrez maintenant