#26

9 1 0
                                    

Senja sedang mengemas pakaian untuk keberangkatannya besok. Dia berencana akan memberi tahu Fajar tentang hal ini sore nanti. Namun, Fajar sudah mengetahuinya dari orang lain.

"Assalamu'alaikum" Fajar mengetuk pintu rumah Senja

"Wa'alaikumsalam. Mau ketemu Senja ya?" jawab Ibu

"Iya bu. Senjanya ada?" tanya Fajar

"Ada lagi packing kayaknya, kamu masuk aja" ujar Ibu

"Makasih bu" ujar Fajar memasuki rumah

"Senja ada Fajar nih dateng" teriak ibu memanggil Senja

"Iya bu sebentar" jawab Senja dari kamar

'Kenapa Fajar kesini gak ngabarin aku ya?' tanya Senja dalam hati

"Tumben kamu kesini gak bilang dulu" ujar Senja

"Keluar sebentar" ajak Fajar

Senja mengikuti Fajar keluar rumah.
"Kamu mau lanjutin kuliah ke luar negri sementara pacar kamu disini Dan kamu gak ngasih tau aku malah mantan kamu tau duluan" ujar Fajar sedikit kesal

"Kamu jangan salah paham dulu. Aku mau ngasih tau kamu sore ini, tapi kamu udah tau duluan" ujar Senja

"Setelah mantan kamu gitu?" tanya Fajar

"Nggak gitu, aku ngasih tau ibunya bukan Raihan" jawab Senja

"Ya udahlah emang dasarnya aku gak penting aja buat kamu. Harusnya kamu bilang jauh-jauh hari bukan mendadak kayak gini" Fajar sedikit marah

Senja memeluk Fajar untuk menenangkannya. Karena dia sadar bahwa keputusannya akan membuat Fajar merasa tidak dihargai.

"Aku minta maaf aku salah gak ngasih tau kamu duluan. Aku sadar betul kok kalo kamu pacar aku dan kamu lebih penting dari mantan aku. Kamu harus tau itu dan aku sayang sama kamu" ujar Senja masih memeluk Fajar

"Maafin aku juga ya udah nethink sama kamu. Untuk hubungan kita gimana?" tiba-tiba Fajar menanyakan hubungannya membuat senja melepaskan pelukannya.

"Aku sendiri akan berusaha buat jaga hubungan kita meski LDRan. Tapi aku gak mau egois buat perasaanku sendiri, sekarang semuanya terserah kamu. Kamu mau nunggu aku atau sebaiknya kamu cari yang bisa nemenin kamu tiap hari" ujar Senja menatap Fajar

"Kita berusaha aja untuk kedepannya. Selagi bisa ngejaga kepercayaan aku akan nunggu kamu kembali" jawab Fajar

"Makasih sebelumnya udah mau nunggu" ujar Senja tersenyum

"Kapan kamu berangkat?" tanya Fajar

"Besok malam" jawab Senja

"Malam ini aku pengen jalan sama kamu" ujar Fajar

"Mau perpisahan nih ceritanya" ujar Senja

"Bukan perpisahan tapi kebersamaan yang akan tertunda" jawab Fajar

"Bisa aja si abangnya. Ya udah see you nanti malem" ujar Senja

"See you too." jawab Fajar

Fajar melajukan motornya. Dia berusaha menjadi pacar yang baik, menerima keputusan Senja untuk kuliah di luar negri. Karena prihal pendidikan dia rasa tak ada hak untuk melarangnya. Siapapun boleh melanjutkan kuliahnya kemanapun. Dia sendiri memilih untuk kuliah di Indonesia saja. Karena tidak mau meninggalkan papahnya sendirian. Lagi pula dia akan melanjutkan bisnis papahnya sambil kuliah.

Fajar melamunkan keputusan Senja. Apa dia bisa menunggu Senja atau apa Senja bisa menjaga kepercayaannya? Tapi Fajar berusaha positif thinking.

"Sore-sore gini enaknya ngopi deh bukan ngelamun" ujar Papah nya menyindir Fajar

"Siapa yang ngelamun? Aku cumam sedikit rebahan dan berfikir" jawab Fajar

"Mikirin apa sih? Uang punya pacar punya apalagi yang harus dipikirin? Kamu tinggal nikmatin semuanya dan ibadah yang bener" ujar Papah

"Senja pah, dia mau lanjutin kuliah di L.A" jawab Fajar terdengar pasrah

"Ya bagus dong, kamu mau ngikutin Senja ke L.A? Gapapa biar papah biayain semuanya" ujar papah dengan entengnya

Gak heran lagi. Papah pasti mengizinkan Fajar untuk mengikuti jejak Senja. Tapi Fajar tidak bisa harus mengikuti Senja kemanapun, karena dia punya pendiriannya sendiri. Meskipun dia cinta pada Senja. Tapi, mengikuti Senja adalah keputusan yang memalukan dan akan terlihat posesif, tidak percaya pada pasangan.

"Gak mungkinlah Fajar ngikutin Senja. Lagian sekarang zaman udah canggih tinggal video call" jawab Fajar

"Papah tau kamu udah dewasa. Jadi, papah percaya kalo tawaran  ngebiayain kamu ke L.A bakal kamu tolak. Mana mungkinkan anak papah Fajar Ali Gymnastiar ngintilin pacarnya kuliah kayak anak ayam ngikutin induknya" ujar papah tertawa kecil

"Awalnya kebapakan endingnya kegaringan" ujar Fajar

"Biarinlah. Biar papah bisa jadi papah kamu sekaligus sahabat kamu. Pesan papah kamu kalo udah jadi ayah nih jangan over protektiflah enjoy sama keluarganya jangan otoriter" ujar Papah

"you are the best dad in the world, brother" ujar Fajar memeluk papah

"Udah bro laki gak boleh teletubisan" ujar papah tertawa

"Btw aku mau ngelanjutin kuliah  ambil fakultas hukum menurut papah gimana?" tanya Fajar

"Kalo kamu suka dan serius buat ngejalaninnya papah dukung" jawab Papah

"Oke thanks dukungannya. Fajar mau mandi dulu" ujar Fajar

"Oke" jawab papah kembali melanjutkan baca koran

Fajar bersiap untuk dinner bersama Senja. Dia membawa beberapa jenis kamera untuk mengabadikan momen malam ini.




Budayakan vote dan komen buat kekurangannya

senja dan fajar [Selesai]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt