the past : one

Mulai dari awal
                                    

Jaeyoon mendongak, menemukan sang ayah, "Pa! Pa! " katanya sambil tersenyum lebar.

Heeseung menggendong Jaeyoon, "Anak Papa sudah bangun? Tidak menangis? "

Jaeyoon menggelengkan kepala, "Nda! "

Tawa Heeseung terdengar, "Anak pintar. "

Songyeon keluar kamar ketika Heeseung juga keluar kamar, keluarga kecil itu menuju ruang makan.

"Jaeyoonie mau makan? " tanya Songyeon.

Jaeyoon menggelengkan kepala, "Ntiii! "

Kemudian Heeseung menurunkannya di karpet bersama mainannya.

"Heeseung, jaga Jaeyoon sebentar, aku akan menyuapi Seongie dulu. "

Heeseung mengangguk, sarapan sembari memperhatikan Putra keduanya.

Selepas makan, Jongseong turut bermain dengan Jaeyoon. Bola kecil itu saling dioper bergantian.

Namun, lemparan dari Jaeyoon tak bisa didapatkan Jongseong, Jaeyoon hendak mengambilnya sambil merangkak namun bola lain ikut tertendang kakinya.

"Seungie! Aku butuh-"

Songyeon yang hendak memanggil Heeseung berjalan tanpa menyadari ada bola dilantai, ia tak sengaja menginjaknya dan terjatuh, menimbulkan suara yang keras .

Sepersekian detik, darah mengalir ke lantai, Jongseong langsung panik, memanggil ayahnya, "PAPAAA!!!! "

Heeseung yang tengah bekerja di ruangannya terkejut, berlari dan terkejut melihat Songyeon, "Songyeon!! "

Ia menghampiri istrinya, Songyeon tampak meringis, perutnya berdenyut amat sakit. "H-heeseung.. "

"Tunggu sebentar Songyeon." Tak berbasa-basi lagi, Heeseung menggendong Songyeon, membawanya ke mobil , sebelum itu ia berkata pada Yeonjun, "Yeonjun-ssi, bawa anak anakku ke rumah sakit. "

Yeonjun mengangguk, masuk kedalam rumah dan menggendong Jaeyoon serta membawa Jongseong untuk mengikuti Heeseung kerumah sakit.

Songyeon telah diambil alih oleh tim medis dan dibawa ke ICU untuk ditangani. Heeseung berdiri di depan ruangannya dengan wajah cemas. Tangannya mengusak frustasi rambutnya.

"Papa! " Jongseong berlari kecil menghampiri Heeseung, "E-eomma, eomma kenapa? " tanyanya.

Heeseung tersenyum paksa, mengangkat dan menggendong Putra sulungnya, "Eomma akan baik baik saja, Jongseong tunggu saja ya. "

Jongseong merengut, "Kalau tetuatu teljadi pada Eomma, temuanya talah Jaeyoon! "

Heeseung mengernyit, menatap Jaeyoon yang tengah digendong Yeonjun tak jauh darinya, "Bukan Seongie, ini bukan salah Jaeyoon. Ini salah Papa karena tidak memperhatikan Eomma mu. "

Jongseong mendengus, menatap jendela buram di depannya, ingin ia masuk dan bertemu ibunya.

Seorang dokter keluar dari ruangan, Heeseung langsung menurunkan Jongseong, "B-bagaimana keadaan Songyeon?" tanya Heeseung.

Dokter menghela nafas, "Buruk, kandungannya kini berbahaya untuk dirinya. Anda harus segera memutuskan, mana yang akan diselamatkan.

Istrimu, atau bayi dalam kandungannya. "

Kata katanya singkat, namun terdengar berat di telinganya.

Dokter mengerti itu adalah pilihan yang sulit, "Akan saya beri waktu, namun jika istrimu kontraksi lagi, Anda harus segera memutuskan. "

Ya Tuhan, tidak bisakah dia menyelamatkan keduanya saja?

Heeseung ingin istrinya selamat, tetapi bagaimana dengan bayi yang telah mereka nanti-nanti kehadirannya?

Sugar Home「TERBIT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang