2.

5 2 0
                                    

Hari demi hari dilalui seperti biasa dan tidak banyak perubahan signifikan dari kehidupan Reza, hanya saja kini saat makan siang ada Widya yang menemani.

Uniknya walaupun hampir setiap hari mereka makan siang bersama hampir berjalan 2 bulan ini, masing-masing dari mereka tidak memiliki nomor kontak pribadi. Mereka hanya janjian ditempat biasa bertemu yang direncanakan dihari sebelumnya.

Hingga satu hari di sabtu malam, saat sedang makan disalah satu warung dipinggir jalanan kota Surabaya, Reza mengutarakan maksud hatinya.

"Nikah yuk"

Widya yang saat itu sedang menikmati minuman hampir saja tersedak saat mendengar apa yang baru saja dikatakan Reza. Bahkan beberapa pengunjung juga ikut memperhatikan mereka.

"Gimana?" tanya Widya bingung.

"Ayo kita nikah" Reza mengulang ajakannya pada Widya.

"Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul..." Widya membacakan ayat kursi sambil memegang dahi Reza, takutnya Reza kesurupan.

"Mbak'e di lamar kok malah pacar e kate di ruqyah" celetuk salah seorang pengunjung.
[Si mbak di lamar kok malah pacarnya mau diruqyah].

"Mboten ngoten pak, masalahe niki sanes pacar kulo" ujar Widya menyangkal.
[Bukan begitu pak, masalahnya ini bukan pacar saya]

"Aku serius, ayo kita nikah" Reza mengulang kembali perkataannya.

"Ini orang ngajak nikah berasa mau ngajak beli batagor. Enteng bener" ujar Widya.

"Aku udah pikirin ini dari lama, jadi ayo nikah" ujar Reza serius.

"Sek talah gini lo, masalahnya kita nggak dalam hubungan yang bisa menikah segampang itu" ujar Widya.

"Iya tau, aku juga paham. Tapi kan nggak ada undang-undang yang melarang kita nggak boleh nikah kalo nggak pacaran" ujar Reza.

"Iya sih"

"Terus masalahnya dimana?" tanya Reza.

"Kita belum sedekat itu untuk bisa menikah terus kita juga belum mengenal lebih jauh tentang masing-masing"

"Itu bisa nanti, pacaran juga nggak menjamin mau liatin semua baik buruknya. Pasti yang diliatin yang baik-baik aja, tapi kalo langsung berkomitmen menikah seiring berjalannya waktu kita bisa lebih saling kenal dengan cara halal" Reza menjelaskan pandangannya.

"Bener, tapi masa kamu mau nikahin aku tanpa tau kontak pribadi?"

"Ya kan bisa minta sekarang" ujar Reza yang sudah mengetikkan beberapa angka pada ponsel Widya.

*****

Setelah makan, mereka memutuskan untuk jalan-jalan dengan dalih mendekatkan diri agar bisa mengenal satu sama lain lebih jauh. Widya juga mengurungkan niat untuk kembali ke rumah dan menetap di kost agar besok paginya bisa keluar dengan leluasa dengan Reza.

Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk ke salah satu mall dan mencari toko perhiasan disana.

Setelah setengah jam berkeliling mall, akhirnya mereka menemukan satu toko perhiasan dan membeli sebuah cincin untuk tanda acara lamaran tak resmi mereka.

Reza juga mengatakan bahwa dirinya akan pulang ke Bandung hari selasa untuk melakukan pekerjaan di kantor pusat di Bandung dan juga mengabari orangtuanya agar segera melakukan acara lamaran secara resmi kepada orangtua Widya.

Hanya Sebuah KisahМесто, где живут истории. Откройте их для себя