1" pagi hari

50 10 10
                                    

Panti asuhan Aurora tidak akan pernah memiliki pagi hari yang tenang selama ada lima anak yang sulit dipisahkan ini.

Lima anak ini telah bersama dari bayi hingga sekarang menginjak umur 4 tahun, itu sebabnya mereka sulit sekali untuk dipisahkan. Mungkin memang takdir mereka untuk bergabung ke panti asuhan Aurora dalam kurun waktu yang dekat.

Mereka selalu melakukan aktivitas apapun itu bersama. Makan, mandi, dimarahi ibu panti, tenggelam di kolam ikan—mari kita simpan cerita itu untuk nanti.

"Ini apel punya aku!" teriak anak dengan rambut ungu. Dia berdiri di atas kursi dan memeluk apelnya dengan erat, tanda tidak ada yang boleh mengambil.

"Uyo boong! Aku ambil dari pohon!" teriak anak dengan rambut pirang. Dia berusaha merebut apelnya dengan meloncat-loncat padahal tinggi mereka sama saja namun kursi yang dinaiki anak berambut ungu menjadi satu-satunya halangan.

"Ngga! San yang boong!" balas anak berambut ungu—Wooyoung—tidak mau kalah, dia akan mempertahankan apel merah yang cantik ini dalam dekapannya.

"Emangnya itu apel terakhir?" tanya anak berambut biru. Seingatnya apel di dapur masih banyak, lalu mengapa saudaranya memperebutkan satu apel itu?

"Ngga," jawab anak berambut hitam secara singkat.

"Ini Igi dapet dari dapur!" ujar anak berambut coklat terang dengan girang. Dia mengangkat apelnya tinggi-tinggi sebelum ia makan dengan lahap.

Tiga anak tadi berdiri dalam diam, menyaksikan pertengkaran si kembar seperti biasanya.

"Aku mau apelnya!" teriak anak dengan rambut pirang—San—menggoyangkan kursi yang dinaiki Wooyoung.

"Aku juga mau!" balas Wooyoung. Dia berusaha menendang San agar berhenti menggoyangkan kursi sambil menjaga keseimbangannya.

"Hei, ada ribut apa ini?" tanya Sunmi dengan lembut namun tersirat nada tegas, Ia adalah ibu panti asuhan Aurora.

"San ama Uyo berantem lagi, Bun."

Sunmi menghela nafas lelah, selalu saja ada pertengkaran diantara si kembar Wooyoung dan San. Mereka tidak akan mau mengalah sampai salah satu dari mereka tumbang.

Maksud dari tumbang di sini adalah saat salah satu dari mereka terluka atau menangis, beruntung mereka memiliki Yeosang—anak berambut hitam—sebagai penengah dan selalu mengalah kepada mereka.

"Stop! Ini apel aku buat kamu aja," ujar Yeosang kepada San lalu diterimanya dengan mata berbinar. Tadi ia sempat ke dapur untuk mengambil dua buah apel.

San memeluk Yeosang dengan erat, "aku sayang Ocang."

Wooyoung yang melihat kembarannya memeluk Yeosang merasa cemburu ingin mendapatkan perhatian dari Yeosang juga. Ia menghempaskan apel yang tadi ia dekap dengan sekuat tenaga begitu saja ke sembarang arah.

Untung saja Yunho—anak berambut biru—mampu menangkap apel yang tidak berdosa itu lalu ia makan bersama saudara sesama tingginya.

"Ocang!"

Yang dipanggil pun langsung menoleh ke arah saudaranya yang terlihat menahan tangis itu, Wooyoung berjalan dengan hentakan kaki yang kuat ke arahnya dan San.

Apa salah Yeosang?

"Aku juga ngga punya apel." Yeosang mengangguk dan memberikan apel miliknya kepada Wooyoung, tentu saja diterima dengan girang. Ia mengecup pipi Yeosang dan mengatakan bahwa ia sayang Yeosang.

Akhirnya masalah terpecahkan.

"Uyo ngga boleh cium Ocang!" bentak San.

orphanage || ateez 99zWhere stories live. Discover now