Cinta dan Obsesi

2 0 0
                                    

Hujan cukup deras membasahi kota dengan julukan kota hujan tersebut, seorang pria tengah berjongkok dengan memeluk kakinya, ia kedinginan di depan kios yang sudah tutup.

"Permisi, ini untukmu agar kamu tidak kedinginan." Sebuah jaket sweater terulur dari lengan seorang gadis dengan pakaian jas hujannya. Pria itu menatap gadis tersebut terkesima

"Terima kasih noona," Ucap Pria tersebut menerima uluran jaket sweater. Gadis itu mengangguk dan membalik badannya menuju motornya yang terparkir

"Aku antar," seru gadis tersebut tanpa membalikkan badannya

"Tidak usah noon-."

"Aydia namaku Aydia," potong gadis bernama Aydia tersebut

"Tidak perlu Aydia, saya bisa pulang sendiri dan jaket ini akan saya kembalikan besok saya harap bisa bertemu dengan mu lagi." Aydia membalikkan badannya dan menyerahkan payung yang ia pegang pada peia tersebut

" Aku antar, hari sudah mulai gelap, kau ingin sakit?" tanya Aydia, pria itu menggeleng

"Maka dari itu akan aku antar, tidak usah merasa malu dan sungkan. Sesama manusia harus tolong menolong," ucap Aydia.

Aydia memarkirkan motornya di depan sebuah rumah,

"Terima kasih telah mengantar saya," ucap pria tersebut. Aydia mengangguk dan tersenyum, senyum yang orang lain melihatnya tentu akan terpesona seperti pria di hadapannya ini.

Aydia kembali menjalankan sepeda motornya menuju tempat tujuannya ia harus memutar karena arah tujuannya berbeda arah dengan rumah pria yang ia antar tersebut.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Aydia telah sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan keadaan yang ramai. Melihat hal tersebut dahi gadis itu mengernyit bingung, gadis itupun melangkah masuk untuk menghilangkan rasa ingin tahunya

"Veno?" Aydia terkejut dengan sosok pria di depannya, pria yang ia rindukan berbulan-bulan belakangan ini

"Hai Ay, merindukan ku?" tanya pria bernama Veno tersebut. Aydia tidak menjawab melainkan berlari dan memeluk pria lebih tinggi darinya tersebut

"Kau tidak mengabariku sebulan, untung saja aku tidak mengirim orang suruhan untuk membunuhmu," kesal Aydia. Veno tertawa mendengarnya dan membalas pelukan gadisnya tersebut

"Maafkan gantengmu ini cantik, sebagai permintaan maaf, ayo kita berlatih dan aku akan mengajarimu," ajak veno. Aydia melepaskan pelukannya dan mengangguk semangat. Gadis itupun berlari menuju ruangan penuh senjata

Dilain tempat pria yang telah Aydia tolong tengah tertidur di atas kasurnya, pria itu tidak melepas jaket yang di berikan Aydia

"Ahahaha Rey, sepertinya dirimu jatuh cinta. Gadis itu harus aku dapatkan," monolog pria tersebut

Ke esokan harinya Rey itu ke kembali ke kios tempat ia bertemu Aydia, namun bukan untuk memgembalikan jaket Aydia tetapi bertemu dan membuntuti Aydia. Setelag menunggu sekitar 10 menit, sebuah mobil berdiri di seberang kios, sepasang kekasih keluar dari mobil. Pria itu mengernyit dan kembali fokus ia takut pandangannya salah berkali-kali ia menutup bukakan matanya tapi memang benar adanya, Aydia gadis yang keluar dari mobil. Rahang Rey mengeras, tangannya telah mengepal kuat

"Wanitaku takkan ku biarkan dia bersama orang lain." Smirk tetsungging di bibir Rey. Ia masih terus memperhatikan sepasang kekasih di seberang sana, sampai mereka kembali ke mobil Veno

Rey mengikuti mobil Veno yang melaju di depannya ia menyukai Aydia pada pandangan pertama dan ia harus mendapatkan gadisnya itu. Mobil terparkir di depan rumah Aydia, Rey tersenyum licik dan memutar balikkan motornya

Empat harinya Aydia mendapatkan sebuah paket yang membuatnya bingung karena ia sama sekali tidak memesan

kamu milikku, takkan ku biarkan orang lain memilikkimu. Jadilah wanitaku jika kau ingin semua baik baik saja

This Journal - 19th.Where stories live. Discover now