Bab 6

32.1K 3.1K 227
                                    

"Gimana Risyad, enak gak masakan Tante?" Tanya Mami.

"Masakan Mami? Masakan Mbok Sari kali." Gumam Tatiana yang masih bisa didengar yang lain.

Maminya menendang pelan kaki Tatiana di bawah meja. "Enak aja. Ini masakan Mami ya. Mbok Sari cuma bantuin aja!" Seru Mami tidak terima.

"Udah sih gak usah pake tendang-tendang kaki aku." Gerutu Tatiana.

"Tatiana!" Tegur Papi. "Malu, ada tamu." Lanjutnya.

"Habis Mami tendang-tendang kaki aku." Ucap Tatiana kesal.

Papi hanya menghela nafas kasar melihat kelakuan anaknya.

"Maaf ya Risyad, emang agak-agak nih kelakuannya si Tatiana." Ucap Mami.

Risyad hanya tersenyum maklum. Ia sesekali membantu Abel untuk makan.

"Papa, hari ini kita pulang ya?" Tanya Abel sedih.

"Iya sayang, Abel gak kangen main sama Papa ya?" Tanya Risyad.

"Nanti Abel gak bisa main lagi sama Kak Ana dong." Ucapnya sedih. "Nanti kalo Abel kangen gimana?" Tanya Abel pada Risyad.

Mendengar itu seperti ada ribuan jarum tak kasat mata yang menusuk hati Tatiana. Perih. Ia juga pasti akan merindukan sosok Abel.

"Abel masih boleh kok sering-sering main ke rumah Opa buat ketemu Kak Ana." Hibur Papi.

"Atau Kak Ana aja yang ikut Abel sama Papa ke Surabaya. Biar Abel bisa puas main sama Kak Ana." Usul Abel.

Tatiana yang sedang minum otomatis tersedak mendengar ucapan Abel.

"Nanti Oma sama Opa yang kangen sama Kak Ana kalo Kak Ana ikut Abel ke Surabaya." Ujar Mami dengan nada dibuat sedih.

"Yahhhh..." Abel mendesah kecewa.

"Kak Ana pingin kuliah di Surabaya, tapi sama Oma Opa gak dibolehin." Ucap Tatiana pada Abel.

"Kuliah itu apa?" Tanya Abel bingung.

"Sekolah." Jawab Tatiana.

Abel hanya membulatkan bibirnya.

"Kamu mau kuliah di Surabaya?" Tanya Risyad tertarik.

"Nggak. Tatiana kuliah di Malang." Jawab Papi tegas.

Tatiana mencebikkan bibirnya kesal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Ih Papi jahat." Gerutu Tatiana.

"Iya Om, kalo anak cewek kuliah di luar kota tapi gak ada yang jagain bisa bahaya." Ucap Risyad menyetujui.

"Gak usah pengaruhin Papi deh." Ucap Tatiana kesal.

Seperti tidak mendengar peringatan dari Tatiana, Risyad melanjutkan. "Beberapa hari yang lalu ada berita pembegalan seorang mahasiswi juga di Surabaya. Alhamdulillah mahasiswinya selamat. Cuma luka-luka ringan dan harus di rawat di rumah sakit karena trauma. Barang-barangnya raib semua diambil si pembegal. Agak ngeri sih Om kalo menurut saya."

Tatiana membanting sendok dengan cukup keras. "Gak usah ngasih tau aneh-aneh ya."

"Tatiana!" Tegur Mami.

"Dengar Tatiana apa yang dibilang Risyad! Kamu itu emang ngeyel aja sih." Ucap Papi dengan menaikkan nadanya.

"Papi gak usah dengerin dong, siapa tau itu cuma berita bohong." Ucap Tatiana.

"Buat apa juga Risyad bohong." Ucap Papi.

"Pa, aku ngantuk." Ucap Abel tiba-tiba.

"Kita kan mau pulang sayang. Tidur di mobil aja ya nanti?" Tanya Risyad pada Abel.

Selisih 22 [TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن