13. Surprise

224 115 82
                                    

Semua guru memberikan salam perpisahan untuk guru muda bersurai raven yang hendak melakukan perjalanan dinasnya. Nqrse memeluk erat lengan Soraru karena tak ingin si surai raven itu pergi. Namun setelah dibujuk dengan sekotak dodol, akhirnya Nqrse mau melepaskan Soraru.

"Maf, gue tadi ke kelasnya Lon. Tapi tuh anak belum datang. Gue titip ini ya," kata Soraru sembari memberikan sebuah kado berwarna kuning dengan pita jingga di atasnya.

"Wah, tumben banget."

Soraru menggaruk lehernya yang tak gatal, "Yah, keknya dia marah sama gue. Gue titip ni, lo sampein ke dia ya."

"Eh, Sor. Perjalanan lo kan cukup lama. Beberapa minggu lagi bulan purnama. Ntar gimana kalau sakit lo itu—"

"Tenang, gue punya ini." Soraru mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. "Kalau menghirup ini, bisa jadi obat pereda sakit gue, Maf."

"Hah? Apa itu."

Soraru mendekat ke Mafu dan berbisik, "Sapu tangan ini pernah gue pake untuk nge-bersihin darah luka Lon." Soraru memasukkan sapu tangannya lagi ke sakunya. "Dah, gue berangkat ya. Jaga diri lo baik-baik Maf," kata Soraru sembari menepuk pucuk kepala pemuda bersurai putih itu.

Mafu tersenyum sambil melambaikan tangannya ke Soraru. Ia menatap punggung si surai raven itu sampai masuk ke sebuah mobil berwarna silver yang sedari tadi sudah menunggunya.

Setelah Soraru pergi, senyum Mafu memudar. Ia menatap dingin kado untuk Lon di tangannya. "Sebagai permintaan maaf ya, hm?"

Mafu membuka kado itu dengan kasar dan dilihat isinya yaitu jaket berwarna kuning, sepasang anting bermotif bebek, serta sepucuk surat yang berisi ucapan permintaan maaf.

Mafu menaikkan sebelah alisnya, "Sejak kapan lo jadi semanis ini, Sor?"

🍋

"Bisa-bisanya aku berpikir Soraru suka sama aku! Bodoh!!!" gerutu Lon sambil memukul kepalanya. Ia berjalan ke kelas tergesa-gesa dengan matanya yang masih sembab karena menangis hampir semalaman.

"Lon!"

Gadis itu menoleh saat ada yang memanggilnya dari belakang.

"Mafu... sensei?"

"Tadi sebelum berangkat, Soraru ngasih ini ke gue." Mafu menyodorkan sebuah kado kepada Lon.

"Apa ini—"

"E-eh... S-Soraru bilang...bukanya di rumah aja."

"Baik. Terima kasih, Mafu-sensei..."

"Tunggu." Mafu menahan pergelangan tangan gadis bersurai blonde itu. "Mata Lon sembab banget. Kenapa?"

"Eng... semalam ada semut gigit mataku. Ano...terimakasih atas perhatiannya. Aku... mau ke kelas dulu. Permisi sensei."

"Ok-okeee." Mafu tersenyum ramah kepada gadis itu. Setelah Lon sudah berada agak jauh darinya, tatapan pemuda bersurai putih itu mendadak suram.

"Kalau mau membencinya, jangan setengah-setengah, Lon."

🍋

"Apa ini? Sebagai permintaan maaf, kah?" monolog Lon dengan bibir mengerucut. "Dia pikir aku bakal maafin dia, hah?!" Lon membuka bungkusan kado itu perlahan. Jujur saja, sebenarnya ia sangat senang dengan pemberian Soraru. "Paling isinya cuma tulisan: anda belum beruntung—"

"HWAAA!!!" Lon sangat terkejut dan refleks melempar kadonya. Kotak jingga itu berisi boneka barbie dengan luka sayatan dan dilumuri cairan merah juga beberapa ekor kecoa di dalamnya. Lon sangat membenci serangga itu. Ia lebih memilih bergulat dengan singa daripada bersebelahan dengan makhluk mirip kurma itu.

Air mata Lon tertahan di pelupuknya. Ia menatap geram kado itu. Dadanya begitu sesak. Ia meraih ponselnya dan mencari kontak si pengirim kado itu.

"Halo?" jawab Soraru di seberang sana dengan suaranya seperti orang baru bangun tidur.

"Ini kado pemberianmu?!"

"Ah... sudah Mafu sampaikan ke lo, gimana? Suka?"

Lon menarik napasnya dalam-dalam, "Terimakasih banyak! Kadomu sangat luar biasa, Soraru-sensei!!!"

Lon mematikan panggilannya sepihak. "Apa-apaan orang itu! Kali ini dia benar-benar... nggak termaafkan!!!"

"Gue nggak paham ni cewek -dere nya apaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak paham ni cewek -dere nya apaan. Tapi syukur deh. Keknya dia seneng sama kadonya," gumam Soraru sembari memasukkan kembali ponselnya ke saku dan menghirup sapu tangannya.

Soraru menatap ke luar jendela mobil sambil tersenyum samar. "Ah... gue pasti bakal kangen sama dia."

Lon terisak. Ia sampai harus memanggil Araki agar membuang kotak kado itu karena ia tak berani menyentuhnya. Khawatir kecoaknya terbang.

"Cowok itu memang unyu-unyu brengs*k! Makanya, lo jangan mudah terpedaya sama cowok ganteng, Lon!"

"Hiks, i-iya... bang...."

"Mending kek gue nih, garang. Tapi aslinya baek," kata Araki sembari menyingkap poninya.

"Bang, bulan ini bayar kos separo dulu ya," kata Lon.

"E-eh... enak aja lo. Nggak bisa."

"Bang Ki kan baek...."

"Iya emang baek gue. Tapi mon maap aja nih kalau masalah duit, gue nggak bisa toleransi. Dah lah, jangan nangis lagi. Gue mau jemur kerupuk," kata Araki sembari menggaruk ketiaknya dan berbalik meninggalkan Lon.

Namun si surai maroon itu tiba-tiba terhenti, berdiri membelakangi Lon yang sedang berdiri di depan pintu.

"Kenapa bang?"

Lon menghampiri Araki dan dilihatnya si surai maroon itu mematung saat ada seseorang memakai dress yang berdiri tak jauh darinya, sedang mematung pula menatapnya.

Mulut Araki sedikit terbuka, ia masih menatap si surai pink disana. "Nar... Nar...."

"Eh? Nar?! Gue nyebut apaan nji*ng!" gerutu Araki kemudian segera pergi, melewati Nqrse.

Si surai pink itu masih mematung sampai Lon menegurnya.

"Ada... perlu apa? Nqrse sensei?"

To be Continued
3/7/21

Mohon kemurahan hatinya untuk vote dan atau komen ya, Terima kasih.

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang