"Kan gue pernah bilang juga apa, pasti Hilal doang yang baper terus mereka FWB doang." Azka masih nyahut.

"HEI!! WARGA-WARGA ANJING KALIAN!"

"Ini gak ada yang mau pergi gitu seorang? Biar kayak adegan drama gitu kan biasanya suka ada satu yang capek—"

"Kita gak ada yang waras, jadi gak usah repot-repot, Sel."

"Oh. Oke."

Terus keenamnya lanjut makan makanan masing-masing dengan anteng.

"Gue tuh kesel soalnya Sandi kalau cemburu gak pernah bilang tapi keliatan mukanya bete terus jadi resek banget." tukas Bayu sambil ngaduk-ngaduk isi cup minumannya dengan sedotan.

"Ini masih mau dilanjutin bahasannya?"

"Iya, soalnya gue demen bacot."

"Gak heran Sandi sawan ama lo."

"Ya pokoknya—" Bayu mencoblos plastik cup minumannya terus dibuka dan dimakan pearl-nya. "—dia tuh aneh. Cemburu gak pernah bilang tapi gue masih ditemenin tapi percuma nemenin kalau gak ngomong apa-apa. Malah fokus bikin laporan kalau gak nge-game. Ditanyain kenapa diem aja, cuman bilang 'gak pa-pa' macem cewek labil aja."

"Tapi lo sadar kalau dia bete?" tanya Hilal.

"Iya."

"Terus lo apain biasanya biar Sandi gak bete?"

"Gak lo sepo—" Daniel membekap mulut Giselle.

"Gue katain aja depan mukanya."

"Lo katain gimana biasanya?" tanya Daniel.

"Kenapa jadi wawancara dah?" Azka bingung.

"Butuh gossip." timpal Karina.

Bayu telan lagi pearl-nya yang lain. "Biasanya gue bilang, 'diem mulu, suaranya diambil Tuhan entar nangis'."

"Ya Allaaaahhh," Karina tertekan. "ini tuh ngakakin tapi gue kalau jadi Sandi bakal tertekan, fiks."

"Gak usah jadi Sandi, kita yang dengerin aja udah tertekan. Gatel pengen nampol." sahut Daniel.

"Nampol Sandi?"

"Nampol elo, bego!" Bayu yang lagi nyedot minumnya ditoyor sepenuh hati.

"Dih, ngapa gue yang ditampol? Kan dia yang cemburuan!"

"Ya gimana dia gak cemburuan mulu. Lo-nya aja kagak ngejelasin apa-apa, Budiiiiiii!" Karina jadi ikut emosi. "Malah lo katain!"

"Tau tuh! Kayak lo gak pernah cemburu aja!" Hilal ikut nyemprot.

"Gak pernah tuh! Gue mah positive thinking terus orangnya!"

"Positif gila kali." sahut Azka pelan. Sementara Giselle sibuk ngunyah es batu dari sisa minumnya.

"Awas aja lo kalau entar cemburu gue ledekin sampai bengek!" tuding Daniel.

"Ya udah gih, sono lo ledekin aja sekarang sampai bengek! Mana ada gue cemburu-cemburuan! Gue mah orangnya realistis!"

"Iyain." timpal Karina sudah capek.

"Halah, realistis tai kotok!" Daniel masih ngeladenin. "Pegang omongan gue, lo kalau cemburu lebih gak ngotak pasti. Percaya sama gue!"

"Ogah! Lo bau!" Bayu mengeplak telunjuk Daniel.

"Sialan!"

"Ya udah, guys, jadi ini kita mau masuk kelas atau enggak?" tanya Azka bikin atensi beralih kepadanya.

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now