Pasar

121 25 8
                                    

Malam itu saking tak sabarnya, Mikey sampai tak bisa tidur. Ia merasa sangat senang. Selain karena bisa mendaki gunung, ia juga mendapat ranking 1 di sekolahnya, hal yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Sebelum tidur, ia menyempatkan diri untuk mengirim teks singkat kepada Draken.

Besok jangan telat yaa!

Send.

Setelah mengirim teks itu, Mikey langsung tertidur. Keesokan paginya, Mikey dan Izana disibukkan dengan kegiatan memasak. Mau bagaimanapun, mereka berdua tak bisa membiarkan Shinichiro memasak sendirian sementara mereka diam saja.

"Bang, bahan makanan ada yg kurang ga?" Tanya Izana.

"Oh iya, beliin daging ayam dong di pasar, jangan lupa beli sayur bayem juga buat makan sebelum berangkat" kata Shinichiro.

"Ada lagi ga bang?" Tanya Mikey kali ini.

"Eh iya Mikey beliin obat-obatan buat jaga-jaga, semacam panadol, tolak angin, obat batuk sama Paracetamol" pinta Shinichiro.

"Oke deehhh, eh ane naek apaan" kata Mikey bingung.

"Tuh pake lah motor abang, hati-hati tapi" kata Shinichiro.

"Okeeee"

Mereka berdua pun pergi keluar. Izana melajukan motornya menuju pasar dan Mikey melajukan motornya menuju apotek terdekat, sementara Shinichiro masih membereskan barang-barang yang akan dibawa dan mengecek kondisi mobil.

Perjalanan Izana tak berjalan mulus. Lagi-lagi motornya harus menabrak bebek jalanan, sialnya bebek itu tewas di tempat.

"Ealah kampret bebek sialan" kata Izana mengumpat. Dengan terpaksa ia turun dari motornya dan menyingkirkan bangkai bebek itu ke pinggir jalan.

Setelah membersihkan bangkai bebek itu, Izana melanjutkan perjalanannya ke pasar. Sesampainya di pasar, ia langsung jadi pusat perhatian banyak orang, terutama tante-tante yang sedang berbelanja.

"Paan sih pada ngeliatin" Izana menatap sinis semua orang yang melihatnya.

Izana pun berjalan ke tukang ayam mentah dan memesan beberapa potong daging ayam.

"Butuh berapa kg nak?" Tanya ibu penjual ayam tersebut ramah.

"Hmm 3 kg aja bu" jawab Izana tersenyum. Seorang cewek berpakaian seksi memperhatikan Izana dari kejauhan.

"Banyak amat, buat apaan emang nak?" Tanya ibu penjual tersebut sambil mengemasi pesanan Izana.

"Oh ini buat bekal mendaki gunung hari ini, saya rombongan soalnya" jelas Izana ramah.

"Oh pantesan hahaha jarang nih anak muda aktif kaya kamu" jawab ibu penjual tersebut.

"Totalnya jadi berapa bu?" Tanya Izana mengeluarkan dompetnya.

"120rb nak" jawabnya.

"Oh oke ini uangnya ya bu, makasih" kata Izana sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Sama-sama nak, ini ayamnya ya udah pas 3 KG"

Izana pun beralih dari toko ayam dan mengedarkan pandangannya mencari toko sayuran hijau segar. Ia pun berjalan, cewek berpakaian seksi itu merasa Izana mendekatinya.

Disisi lain, Mikey sampai di apotek tanpa kendala.

"Beli obat batuk, panadol, tolak angin sama Paracetamol dong" kata Mikey tanpa basa-basi.

Sang apoteker pun mengambilkan barang-barang tujuan Mikey dan memberikannya.

"Ini aja?" Tanyanya.

Another Dimension [Tokyo Revengers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang