"Buat mata kuliah pilihan, kalian udah sempet nanya-nanya ke kating belum??" Vanya menatap layar laptopnya, sesekali menyeruput minuman berwarna hijau yang ada di sebelahnya.
"Belum" jawab Bianca yang sekarang ikut menatap layar laptop Vanya.
"Mata kuliah pilihan yang bisa kita ambil tuh ada 4" kata Vanya, membuat Tyas yang dari tadi sibuk menulis daftar mata kuliah dan dosen yang mereka pilih di buku catatannya pun menoleh.
"Apa aja??" Tyas mendekat, ikut menatap layar laptop Vanya, membuat tiga sekawan itu kini duduk berjajar dengan mata yang sama-sama fokus menatap tulisan-tulisan yang ada di layar laptop.
"Psikologi politik, psikologi konsumen, psikologi kewirausahaan, sama ergonomi"
Ketiganya mengernyit bersamaan, menyadari tidak ada satu pun mata kuliah yang menarik perhatian mereka.
"Ini gaada satu pun yang bikin gue tertarik, gimana dong??"
"Bukan lo aja, Yas"
Bianca terlihat kebingungan, menatap kedua sahabatnya yang masih melontarkan keluhan-keluhan terkait mata kuliah pilihan.
"Gimana kalau kewirus? Kayaknya gampang?" usul Bianca, dengan sedikit ragu.
"Hmm, gue juga mikir antara ergon atau kewirus sih.." timpal Vanya, membuat Bianca mengangguk-angguk kecil.
"Duh, gue angkat tangan deh kalau ergon.. Ntar gue bego sendiri kayaknya.." tolak Tyas, membuat Vanya langsung menoyor kepala sahabatnya itu.
"Konsumen gimana? Dosennya siapa sih?" Bianca terlihat mengambil alih mouse dari tangan Vanya, bermaksud untuk memeriksa dosen dari mata kuliah yang ia sebutkan.
"Dosen psikologi manajemen setau gue"
"Ohh ya? Mba Nana??"
"Iya harusnya.."
"Wah, kalau gitu, pilih kewirus sama konsumen aja lah, gimana?" Tyas menatap kedua sahabatnya, menunggu jawaban untuk usulannya barusan.
"Gue sih oke.. Lo gimana, Nya?"
"Hmm yaudah deh, gue ngikut aja, selama itu bareng kalian"
"Mantappp! Gue tulis yaa.." Tyas kembali menulis di buku catatannya, kemudian menghembuskan nafasnya pelan saat ia selesai.
"Udah nih.. Semoga kita dapet sesuai sama apa yang kita pengen yaa!"
"Aminnn..."
Ketiganya terlihat menyeruput minuman masing-masing yang masih bersisa.
"Nya, ntar mau krs-an di kamar lo atau gue?"
"Lo aja, Yas.. Wi-fi kos lebih kenceng di kamar lo daripada di kamar gue"
"Oke deh.."
Bianca terlihat merengut menatap kedua sahabatnya itu.
"Hahaha, salah sendiri kosannya beda!" ledek Vanya, membuat Tyas terkekeh kecil.
Ketiganya memang tidak tinggal di satu kos yang sama. Lebih tepatnya Bianca, karena Vanya dan Tyas sih tinggal di tempat kos yang sama, hanya saja beda lantai. Sedangkan Bianca, tempat kosnya sedikit jauh dari tempat kos kedua sahabatnya itu.
"Ehh, Wi-fi kos lo gimana? Masih rusak??"
"Masih, Nya.. Katanya sih baru mau dibenerin besok.."
"Terus lo gimana dong ntar malem krs-an?? Sinyal lo kan gak bisa dipercaya, Ca.."
"Hmm.. Gue mau krs-an di dunkin sih rencananya"
YOU ARE READING
A P R I C H O R C I T Y
General FictionTentang Bianca dan arti kehadirannya di hidup Arka dan Gavian.
