JK's First Birthday | 1

956 87 33
                                    

Aku kembali mengelap peluh yang entah sudah keberapa belas kali sepanjang memakaikan pakaian Jia dan Kia yang tadi sibuk melepaskan diri

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Aku kembali mengelap peluh yang entah sudah keberapa belas kali sepanjang memakaikan pakaian Jia dan Kia yang tadi sibuk melepaskan diri. Dress tutu yang dikirimkan oma mereka pekan lalu sudah terpasang dengan rapi, tapi dengan sengaja mereka menolak untuk dipakaikan bandana warna senada. Kedua bayi aktif itu sepertinya sudah tahu cara bersenang-senang dengan mamanya.

Sebenarnya aku tidak menyetujui usulan Mami untuk merayakan ulang tahun pertama mereka, walau tidak mengundang para anak tetangga sekalipun. Memasak nasi kuning dan membagikannya ke beberapa rumah terdekat menurutku sudah cukup, sebagai bentuk rasa syukur. Namun, daripada Mami harus jauh-jauh datang ke Bogor demi menyiapkan segalanya sendiri, akhirnya aku menyerah dan mengiakan saja usulannya.

"Timang beli kue, hias ruang tamu, terus pakein dress tutu aja, Nay," ujar Mami sebulan lalu, lewat sambungan telepon.

Penolakanku sebenarnya bukan tanpa sebab. Mas Ryan sedari awal sudah mengingatkan untuk tidak ada perayaan ulang tahun, apa lagi Jia dan Kia masih kecil, belum mengerti apa-apa. Namun, setelah paket yang dikirim dari Samarinda itu sampai ke rumah, Mas Ryan tidak bisa lagi berkutik, terlebih saat Mami menanyakan apakah baju-baju, hadiah, dan segala aksesoris yang dikirimnya itu cocok.

Jadi, hari ini, tanggal 20 Juni, semua persiapan--yang hanya berupa formalitas--sudah siap, kecuali dua bayi menggemaskan itu.

Eh, tunggu! Ke mana bayi-bayi itu sekarang?

Aku menepuk dahi, kemudian beranjak ke kamar depan dan mendapati si kembar sudah berada di sana. Jia yang cenderung tidak mau diam seperti gasing itu tengah memanjat tempat tidur, sementara Kia yang mulutnya lebih aktif tengah berceloteh sambil menyemangati sang kakak dalam versinya.

Aku mendesah.

Dress Jia mulai kusut ketika tubuhnya kuangkat dari atas tempat tidur, sementara bagian atas dress Kia sudah basah dengan air liur. Sepertinya agenda foto dan video call harus dipercepat.

"Mama punya kue enak di depan. Kita makan kue dulu, yuk?" bujukku ketika Kia berkelit, tidak mau kuangkat dengan sebelah tangan yang lain, dan ternyata berhasil.

Segera saja kududukkan mereka di atas kursi makan masing-masing yang sudah kuatur di ruang tamu, lengkap dengan dekorasi minimalis dari balon dan kertas hias yang ditempel di dinding. Biasanya, di balik kursi itu mereka tidak akan banyak bertingkah.

Dua kotak besar yang dipesan Kak Amalia kuletakkan di atas meja bundar berbahan kayu jati di hadapan mereka. Begitu kotaknya dibuka, tubuh mereka melonjak kegirangan di atas kursi. Jia meronta-ronta ingin turun, sementara Kia memukul-mukul papan berbahan plastik yang menghalangi tubuhnya untuk bergerak bebas.

Senyumku mengembang, menikmati tingkah menggemaskan yang sedang meminta bantuan. Namun, tentu saja tidak kuindahkan. Cup cake dalam ukuran raksasa dengan hiasan buttercream berwarna putih, merah muda, dan angka satu di atasnya itu akan hancur sebelum berhasil diabadikan.

Part Time MomΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα