"Oohh, jadi bagian apa dia?"

"Properti."

"Wah! Pasti nginep juga tuh, gak mungkin gak nginep! Sono gih, samperin! Mau keluar juga gak? Kalau keluar gue mau titip beliin dimsum sama pangsit dong! Laper banget."

"Nir, kok malah disuruh pergi sih si Sandi? Ini materi—"

"Ah, materi mah gampang, entar tinggal improvisasi yang penting tuh mengayomi. Lagian ketemu pacar lebih penting tauk, biar semangat juga. Lagian gue mau dimsum sama pangit pokoknya."

"Iya, Nir." sahut Sandi, biar cepat juga.

"Tuh, dah, sono pergi! Jangan lama-lama tapi, maksimal sejam aja, entar gue keburu laper. Sono pergi, lo juga Kai, sono samperin si Tera! Hush hush!"

Kai masih dipenuhi kebingungan, beda sama Sandi yang langsung gercep beranjak pergi sambil memakai jaket dan mengantungi ponsel dan dompet.

Sandi gak tahu, tapi Kai tahu gak lama kemudian kenapa keduanya diusir, soalnya cewek yang jadi rekan mente mereka tiba-tiba pamit terus pergi ke salah satu ruangan sambil teriak, "Windiiiiiii, lagi selo gaaakk??"

Oalah, pantesan diusir.


ღ。◦◝。


Karena kendaraan pada diparkir di dalam kampus sekitaran gedung fakultas, Sandi jadi menghampiri ke tempat Bayu berada dengan naik motor. Soalnya gedung serba gunanya memang cukup jauh lokasinya dari area gedung perkuliahan utama.

Tapi tuh masalahnya, gedung serba guna itu gak seluas daun kelor. Alias luaaassss banget dan Sandi gak tahu Bayu ada di sebelah mana apalagi ditelepon malah gak dijawab. Chat apalagi, malah ceklis satu. Memang coeg kali pacarnya itu kalau soal ilang-ilangan.

Sandi sudah hampir mencak-mencak sampai untungnya dia papasan sama Daniel yang lagi makan pop mie duduk lesehan di bawah tangga bareng yang lain. "Oi, Sandi! Ngapain?"

"Tahu Bayu di mana gak?" tanya Sandi langsung.

"Tadi gue terakhir ketemu pas di toilet doang sih, sejam yang lalu tapi. Wa-nya gak aktif ya?"

"Enggak, makanya..."

"Lur, bagian properti belah mana sih?" tanya Daniel ke teman-temannya.

"Di pojok belakang mereka, yang di ruangan gede deket pintu masuk auditorium, bareng sama anak pentas harusnya."

"Tuh, katanya. Coba cari di sana." terus Daniel nyuap mi-nya lagi. Laper bos.

"Oke, thanks ya."

"Yoi."

Cus tuh Sandi jalan jauuuuhhh banget ke belakang. Sampai rasanya Sandi jadi ingin mencaci maki Tera meskipun gak ada hubungannya.

Muter segedung aja sudah makan habis 10 menit. Akhirnya Sandi sampai ke bagian properti yang dimaksud. Ruangannya penuh sama barang-barang yang pasti skalanya lebih dari besar. Besar banget.

Celingukan Sandi nyari muka Bayu atau seenggaknya muka familiar. Tapi... nihil.

"Nyari siapa ya?" tiba-tiba ada yang negur.

"O-oh, uhm... nyari Bayu... Bayu Crissana yang anak DKV..."

"Oh, iya tahu." terus dia ngelihat yang lain. "Lo pada lihat Bayu gak?"

"Tuh, di ruang ganti dia lagi molor!" telunjuknya ngarah ke pintu ruangan.

Lega sih, Bayu akhirnya ketemu. Tapi—apa katanya? Molor? Molor tidur maksudnya?!

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now