Elvan berjalan pulang sambil mengelus dadanya yang sedikit nyeri, sepertinya dia harus berhenti bermain basket sekarang.

Kenangan-kenangannya bersama Asa terus terlintas seperti kaset rusak, lalu ada satu moment yang sangat mengganggunya. Iya, insiden di tempat karaoke...

"Ati iki dudu dolanan, dudu pelampiasan."
"Senajan uripku pas-pasan, aku wani kelangan--"

"Heh, heh, ganti, Sukimin! Gue nggak bisa basa jawa, anjer." Teman-teman Elvan sedang berebut microphone sambil memilih lagu yang bagus.

Elvan awalnya juga menikmati kegiatan mereka, tetapi ponselnya berbunyi dan membuat Elvan terlihat sangat marah.

Clara mengirim sesuatu di personal chat akun sekolah, Elvan yang notabenenya admin akun sekolah itu langsung tahu tentang chat yang biasanya nanti akan diposting di akun sekolah.

Video Asa dan Elvan yang terlihat sangat jelas, dengan caption, "Liat, yang Lonth itu Asa, bukan Clara! Kalian itu harusnya bully Asa bukannya Clara!"

Elvan marah lah, gadis kesayangannya bisa saja dibully habis-habisan jika video itu tersebar. Elvan juga paling tidak suka jika gadisnya terekpos dan menjadi bahan tontonan banyak orang.

Claranjing! Elvan mengambil napas dalam-dalam sambil mengunci ponselnya.

"Pesen boba lo pada!" perintah Elvan tiba-tiba.

"Loh, tiba-tiba, El? Gue nggak bawa duit--"

"Biar gue yang bayarin!"

Elvan duduk di sofa sambil melipat tangannya, menunggu Clara datang dengan super geram. Dia tidak ikut bernyanyi seperti teman-teman yang lain, moodnya sudah hancur seketika.

Begitu Clara datang, Elvan langsung mendekati gadis itu dan menutup pintu ruang karaoke paling ujung. Teman-teman Elvan menerima boba, sementara Elvan memberikan uang pada Clara.

DASA (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat