9. Orangtua Harusnya Selalu Ada

2.7K 310 51
                                    

Hai!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai!

Bantuin streaming Dont Fight The Feeling yuk sijeuni <3

Happy reading~

***

Taeyong justru mendapatkan respon pahit saat memeluk Daehyun.

Tangan mungil itu menghempaskan tubuh Taeyong. "Apa maksud mu? aku tidak mengerti." Ucapan Daehyun terdengar dingin.

Taeyong baru saja datang di kehidupan Daehyun. Ia belum mengenal laki-laki itu. Yang ia tau ia adalah seonsaengnim yang baik.

Taeyong kembali memeluk Daehyun dengan erat. "Maafkan appa selama ini pergi meninggalkan mu."

Daehyun berusaha memberontak, karena jujur saja ia tidak memahami situasi ini.

Memang terlalu sulit untuk dicerna seorang anak berusia 10 tahun.

"Saya memang sangat ingin memiliki seorang appa tapi saya tidak menyuruh anda untuk menjadi appa saya." Ucapan Daehyun terdengar lebih formal karena saat ini ia semakin merasa takut.

Kemana eomma nya?

Yuta dan Haechan juga sudah menghilang. Mereka menjalankan tugas nya sebagai teman dengan baik. Mereka berdua memblock tempat Taeyong dan Daehyun sehingga tidak ada orang yang akan lewat ataupun mendengar percakapan antara Taeyong dan Daehyun.

"Daehyun, ini appa sayang." Taeyong masih berusaha meyakinkan Daehyun dengan menatap tepat di manik mata anak itu yang luar biasanya sangat mirip dengan manik matanya.

Taeyong mengusap surai lembut anak itu dengan kasih sayang. "Sekarang appa ada di sini untuk kamu. appa akan selalu ada untuk Daehyun." Ucap Taeyong lagi dengan air mata yang mengalir makin deras selaras dengan ucapannya yang mulai terputus.

Sedangkan Daehyun, anak laki-laki itu merasa kasihan.

Ia tidak bisa melihat siapapun menangis.

"Jika kau adalah appa ku. Kenapa kau meninggalkan ku? Kenapa kau biarkan eomma bekerja keras sendiri?" Ucapan Daehyun sukses menampar telak hati Taeyong.

Memang seharusnya ia tidak membiarkan Eunae sendirian.

Walaupun awalnya ia benar-benar percaya jika anaknya sudah meninggal, namun tidak seharusnya Taeyong percaya begitu saja dan sepakat untuk meninggalkan Eunae.

Taeyong tau dia bodoh.

Maka dari itu ia tidak mau kembali mengulang kebodohan itu.

Taeyong menghirup nafas dengan sangat dalam. "Maafkan appa. Appa janji tidak akan meninggalkan kalian berdua lagi. Mulai sekarang kita sama-sama ya?"

Pertanyaan Taeyong barusan tidak mendapatkan respon apapun dari Daehyun.

Hanya terdengar suara napas Taeyong yang tergesa-gesa dan jam dinding besar yang suara detiknya cukup kencang. Selain itu, tidak ada sumber suara yang bisa didengar.

Terlalu senyap.

"Ibu guru di sekolah selalu mengajarkan bahwa kita harus berbakti kepada orang tua karena orang tua yang akan selalu ada untuk kita-" Ucapan Daehyun terhenti saat Taeyong tiba-tiba menyela. "Maafkan appa.."

Daehyun akhirnya meneteskan air matanya. Pertahanannya runtuh. Ia semakin bingung dan takut.

"Kenapa kau tidak pernah ada untuk ku? Kenapa kau menyebut dirimu dengan sebutan appa?"

Taeyong menyerah. Ia terduduk di lantai sambil tetap menggenggam kedua tangan Daehyun dengan erat.

Melihat darah dagingnya sendiri memperlakukannya seperti orang asing membuat hati Taeyong begitu sakit.

Dalam kurun waktu Sembilan tahun, ia juga merasa kesepian, ia mendambakan anaknya.

Setiap hari berharap agar semua ini hanya mimpi.

Berharap anaknya bisa kembali hidup dan memiliki keluarga yang utuh.

Sekarang Tuhan mengabulkan semuanya.

Ia dipertemukan dengan mantan istri dan anaknya.

Tapi kenapa justru lebih menyakitkan ketika anaknya sendiri tidak mau mempercayainya serta memperlakukan dirinya seperti orang asing?

"Daehyun.." Suara seorang perempuan lemah mencuri perhatian Daehyun.

Anak laki-laki itu kemudian berlari menhampiri Eunae dan langsung memeluk tubuh perempuan itu sambil menangis. "eomma, Daehyun takut. Dia siapa eomma? Kenapa dia mengaku-ngaku sebagai appa?"

Sedangkan Taeyong menatap Eunae dengan tatapan memohon.

Memohon untuk ikut membantu memberikan pengertian kepada Daehyun.

Karena jujur saja, ia lebih tidak bisa hidup jika diabaikan dan tidak bisa bersama dengan anaknya sendiri.

Eunae hanya menatap datar Taeyong.

Perempuan itu menahan nafasnya karena takut bulir air matanya yang sudah tergenang di pelupuk matanya ini jatuh.

"Dia bukan siapa-siapa." Ucap Eunae kemudian menggandeng Daehyun untuk pergi dari gedung itu.

Bagai tersambar petir.

Taeyong yang masih terduduk di lantai dengan wajahnya yang memerah menatap kepergian Eunae dengan tajam.

Taeyong tentu saja kecewa dengan respon Eunae.

Kenapa jadi dirinya yang terlihatg jahat?

Taeyong bangkit dari duduknya, ia mengusap jejak air mata yang sudah mengering di pipinya.

Laki-laki itu memutuskan untuk berambisi mendapatkan Daehyun kembali.

Hanya Daehyun.

A|N

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


A|N

haloo! maaf aku gantungin kalian. karena ada satu dan lain hal aku jadi sibuk bgt dan wattpad ga kepegang.

doain urusan perkuliahan dan pekerjaan ku lancar terus yak biar update nya jg lancar hehehe

btw kalian pada sebel gak sih sama eunae? kok gua ngerasa sebel ya? WKWKWK

OUR SON | LEE TAEYONGWhere stories live. Discover now