Aku hanya bersosialisasi dengan dunia maya, mengapa kali ini aku harus menjalani hidup di dunia nyata?

"Bunda udah nga bisa lagi biayain uang homeschooling kamu, mulai besok kamu sekolah di SMA Pancasila ya? Besok Bunda akan menghantarkan kamu." Ucap Bunda.

Ucapan Bunda malam itu membuat kehidupanku berubah 360°. Malam ini aku harus menyiapkan buku untuk esok.

Sekali lagi, dada ini bertingkah lagi.

Cukup waktu 8 jam setelah aku tertidur dengan ribuan pikiran, hari yang tak pernah kuinginkan akhirnya datang juga.

"Zara sayang, ayok sarapan dulu." Ucap Bunda dari arah dapur. Aku yang tidak ingin memulai hari ini, dengan lambat aku menuruni tangga dan menemui Bunda yang sudah berada rapi di meja makan.

"Nanti kamu bakalan punya banyak teman baru loh Zara, nanti jangan lupa berkenalan ya dengan teman barumu." Ucap Bunda sambil menebar senyuman hangatnya.

Sungguh, aku tak ingin memudarkan senyumannya. Karena, aku hanya memilikinya.

Tepat pukul 06:45 kami berangkat ke sekolah baruku, karena hanya butuh 15 menit untuk perjalanan ke sekolah. Selama di perjalanan Bunda terus saja menceritakan kisah dirinya yang sungguh begitu bahagia ketika masuk sekolah baru. Sejujurnya aku tidak begitu bersemangat dengan sekolah baru ini, yang sudah ku tanamkan dalam benakku "bertingkah lah sewajarnya, jangan pernah mendekati siapapun. Mereka sama seperti Ayah"

Ya, waktu 15 menit itu tidak begitu lama. Sampailah aku di gerbang sekolah itu, semua murid di sana menggunakan pakaian yang sama denganku, dan disini sungguh ramai.

Bunda mengantarku hingga di lobi sekolah, lalu Bunda dengan senyuman hangatnya melepaskan diriku di tengah lobi. "Tidak, aku harus melangkah kedalam bangunan besar ini dan mencari ruangan ber label X Ips 1"

Kucoba melewati gerombolan orang yang ada disekitar ku. "Ini sungguh menyulitkan!" Itulah isi pikiranku.

Beberapa orang tak sengaja menabrakku, hingga seseorang menabrakku dengan membawa tumpukan bola kaki yang menyebabkan seluruh orang yang di sana melihat kami. Pusat perhatian orang tertuju padaku. Lelaki yang menabrakku berdiri dengan wajah kesal, aku yang gugup tak tahu apa yang akan kulakukan. Segera aku mencoba membantu nya memungut bola-bola yang berjatuhan.

"Apasih yang lo lakuin?" Lelaki itu meneriaki aku. Aku yang makin gugup tetap membantu nya memungut bola yang berserakan. "Lo siapa sih? Kok gue baru lihat? Apa-apa ini anak baru kelas Ips ya?" Tanyanya dengan nada tinggi.

"Iya kak" jawabku dengan nada lirih. "Sini lo, yang lain pada bubar sana! Rendy, tolong gue kumpulin bola-bola ini!" Ucapnya yang membuatku makin ketakutan.

Lelaki itu menarik lenganku entah kemana. Dia membawaku ke belakang sekolah. Tuhan, tolonglah aku, lintihku. "Lo pikir ini sekolah punya lo? Sini gue kasih tau ya." Ucapnya sambil mendekatkan tubuhnya ke wajahku. "Kelas lo, isinya cowok semua! Kalo lo mau masuk kelas, panjangin lagi rok lu." Lalu lelaki tadi pergi begitu saja meninggalkanku.

"Apa-apaan sih, ga mungkin ga bakalan ada cewek di kelasku kan?" Lalu aku bersegera mencari kelasku.

Setelah mencari-cari kelasku, dikelas itu sudah memulai pelajaran nya. Aku dengan langkah lambat memasuki kelas itu, lalu meminta izin kepada guru yang berada di depan kelas.

Sang guru dengan ramah mempersilahkan diriku untuk memperkenalkan diri. Saat inilah yang paling aku takuti selama ini.
"Perkenalkan... Na-nama saya..."
"Suaranya mana ni?! Kaga kedengeran, lo ngomong ama siapa ha?" Lelaki yang dibelakang memotong ucapaku kali ini.
"Sstt, biarkan dia memperkenalkan diri, kamu coba besarkan suaranya ya?" Guru yang berada disamping, menegur kami.
"Perke-"
"Lo punya mulut apa nga sih?!" Lagi-lagi ada yang memotong ucapan ku
Oke, aku akan mengulangi lagi
"Perkenalkan nama saya Zara-"

Tiittt suara bel memberhentikan ucapanku. "Baiklah murid-murid, kita sudahi kelas kali ini. Ibu harapkan kalian bisa berteman baik dengan Zara ya. Zara, silahkan duduk dibarisan ini" guru itu menunjukkan kursi kosong untuk ku.

Benar, Lelaki yang menarikku ke belakang sekolah tadi ucapkan. Disini hanya diriku yang perempuan.

Ketika aku ingin memakan bekalku, seseorang menepuk pundakku

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kumohon, Tetaplah Disini [ON GOING]Where stories live. Discover now