Alasan yang aneh

7.2K 491 1
                                    

7 bulan kemudian

"Ouch... Pelan-pelan Dok".

Pemuda tersebut terus saja merengek tetkala luka di lengannya tengah diobati. Membuat sosok berjubah putih di depannya menatap sebal.

"ini juga sudah pelan. Mau sepelan apa lagi". Sungutnya. " ley... Tolong ambilkan kapas lagi!".

Sosok gadis disampingnya mengangguk. Mengambil tambahan kapas dari lemari.

Tiba-tiba, pintu klinik terbuka. Dua sosok pemuda tampan masuk. Yang satu menatap dingin. berbanding terbalik dengan temannya yang sibuk tersenyum.

Membuat beberapa Omega yang juga tengah berobat, terpesona pada keduanya.

Membuat beberapa Omega yang juga tengah berobat, terpesona pada keduanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" auuu... Ku kira kau sudah mati, Pav?". Goda pemuda yang tengah tersenyum. Dan langsung mendapat lemparan gulungan perban.

"kurang ajar kau Mark!". Kesal Pavel.

" Tumben kalian terlambat. Sibuk dengan Omega-omega itu?". Lanjutnya

"bukan aku. Tapi si playboy ini". Si sosok dingin menjawab ketus.

 Si sosok dingin menjawab ketus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Ohoo... Apa kau yakin, Tin?". Mark menelisik. "Bukannya kau juga tertarik dengan mereka? Dada besar? Bokong padat?".

Yang ditanya melotot tajam. Siap marah.

"ok...ok... I am sorry..".

Pavel menggeleng kecil. Tak habis pikir dengan pemikiran mesum sepupunya.

"tolong diam! Ini bukan kantin". Sebuah suara mengintrupsi. Membuat tiga sosok tampan tadi menoleh.

 Membuat tiga sosok tampan tadi menoleh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"au... P'Dome! Ku pikir suara siapa tadi?". Mark memberi wai pada seniornya itu.

Dome diam. Sibuk membalut lengan pavel dengan perban.

" kau kenal dokter ini?".

" tentu, dia P'Dome. Mahasiswa tingkat 4 Fakultas Kedokteran. Juga mantan Moon kampus". Jelasnya. "Ku pikir hari ini jadwalnya P'Prae?".

"dia ada praktek mendadak. Jadi sementara, aku yang menggantikannya".

Mark mengangguk. Kembali menatap pria bermasker itu, yang masih saja serius.

" ok! Sudah selesai. Jika ada keluhan, kau bisa datang lagi ke sini. Atau ke rumah sakit".

Pavel mengangguk. Bangkit. Berjalan ke kasir di ikuti dua sepupu nya.

Sementara Dome, ia sudah sibuk dengan pasien lain.

"oh ya Pav, kenapa kau selalu datang ke klinik di Fakultas Kedokteran? Bukannya Fakultas Tekhnik juga memiliki klinik sendiri?".

Tanya Tin tiba-tiba. Tetkala mereka sudah keluar dari klinik.

"ah...ya! Aku juga penasaran". Ikut Mark.

Yang ditanya tersenyum kecil. Menatap ruangan yang baru saja ia masuki.

"aku pernah bilang kan, kalau aku selalu mencium aroma mint bercampur mawar dari Fakultas Kedokteran?!". Kedua sepupu nya mengangguk kecil.

"lalu?".

"beberapa hari ini aroma itu semakin kuat. Dan terkadang berasal dari Klinik itu". Jelasnya.

"mungkinkah salah satu Omega di sana?".

Pavel mengendikan bahu.

"entahlah! Hampir semua gadis dan perawat di sana Omega. Hanya beberapa Beta. Juga Alpha".

" ngomong-ngomong... Dome itu, tidakah kalian mencium bau yang aneh darinya?".

"huh... Bau aneh?".

Pavel mengangguk.

"seperti bau chytrus. Atau.... Mint?".

"No". Jawab Tin. Tetap cuek.

Sementara Mark menggeleng.

"tidak. Mungkin parfum. Ku dengar dia Beta. Ada juga yang bilang kalau P'Dome adalah setengah Alpha".

"ohh..."

'atau mungkin hanya perasaanku saja?'. Batin pria kekar itu.

Setengah Alpha adalah golongan langka yang memiliki kepribadian ketenangan Beta, tapi memiliki otak dan perawakan layaknya Alpha.

Kekurangannya, setengah Alpha tidak memiliki aura kepemimpinan layaknya Alpha normal.

***

Sepeninggal ketiganya, Dome yang baru saja selesai dengan pasien terakhirnya tengah sibuk di dalam toilet. Membasuh wajah. Bersiap pulang ke kondo.

Tiba-tiba, tubuh itu limbung. Tatapan matanya mulai berkunang.

'apa ini? Kenapa badanku panas sekali'. Batin Dome. Memegangi dadanya.

Ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Sudah berubah merah. Semerah tomat.

'ada apa dengan tubuhku?'.

Dome terduduk di lantai. Mencoba mengatur nafas.

Entah mengapa, bagian sensitive nya mulai merasa gatal. Tak nyaman.
Seolah.... ingin di sentuh.

'tolong....'. Batinnya. Berteriak. Namun, semua orang sudah pergi. Hanya tinggal ia sendirian.

***

Hooooooo... Hello... Bagaimana? Maaf jika kurang menarik ya.. ^_^

Love possesive (END)Where stories live. Discover now