Part 2

873 52 10
                                    

"Yeay aku udah selesai nih kak " kata Mita yang ntah sejak kapan sudah berdiri di samping pintu kamarku.

"Kakak juga udah selesai kok."

"Kak ke mall yuk kan besok kita udah ke Amerika nih pasti bakal kangen sama suasana kota ini," sahut Mita.

"Alah lebay lagian kita kan cuma seminggu di Amerika, lagian kakak juga mau lanjut bobok cantik."

"Ah kakak tidur mulu yaudah ntar jam 4 sore kita berangkat ke mall oke."

"Okehh bawel."

"Biarin daripada tukang ngebo," ejeknya.

"Oh udah berani ya ngejek kakak sendiri? Uudah sana keluar kakak mau tidur siang."

"Huft dasar," keluh Mita sambil meninggalkan kamarku.

Akhirnya Mita pergi dan aku bisa istirahat sepuasnya, entah mengapa aku merasa sangat lelah, semenjak sosok hangat nya menghilang aku selalu merasa lelah bukan lelah fisik namun lelah pikiran dan lelah perasaan, terkadang terpikir untuk apa aku terus seperti ini, di benakku sangatlah besar niat untuk move on darinya tapi ntah mengapa sangat susah untuk menjalankan niat ini apa mungkin tekad ku yang kurang kuat.

"Kak kakak bangunnn udah jam 4 nih," lagi lagi teriakan Mita membuatku kaget dan tersentak.

"Duh biasa aja kali banguninnya kaget nih," kataku sinis.

"Udah gausah ngeluh cepet mandi kak kan kakak janji nemenin aku ke mall."

"Iya iya bentar duh bawel banget nih anak," keluhku

Karena aku sudah berjanji akan menemani Mita ke Mall aku tidur siang lebih singkat dari biasanya, selama liburan aku dan Mita selalu saja pergi ke Mall, terkadang aku menolak ajakannya ke mall karena aku sudah terlalu bosan, namun apa daya Mita selalu merajuk jika tidak dituruti, aku pun segera mandi dan berganti baju.

"Bi,bi marni ikut?," tanyaku.

"Ah ngga usah neng bi marni jaga rumah aja," jawabnya.

"Oh yaudah bi Mira sama Mita pergi dulu ya," pamitku.

"Dadah bi Marni," sahut Mita.

"Iyaa kalian hati hati di jalan ya neng neng cantik, jangan pulang terlalu malam juga neng."

"Siap bi," kataku dan Mita.

Kami pun menaiki swift hadiah dari ayah di ulang tahun ku yang ke 15, aku sudah sangat lama mendambakan mobil ini dan ayah mengetahuinya, kuakui ayahku adalah ayah terbaik di dunia dia sangat mengerti aku, aku jadi tidak sabar untuk pergi ke Amerika dan bertemu dengannya, aku pun mulai menyalakan mesin mobil dan menyalakan siaran radio favoritku 55.9 fm yang selalu memutarkan lagu lagu barat terbaru.

"Kak ntar kakak mau beli apa aja?."

"Gatau mit kamu sendiri mau beli apa? Kan kamu yang ngajak kakak ke mall."

"Umh ke toko buku aja yuk."

"Hah? Ngapain?."

"Ya beli buku lah aduh kakak, kan di sana juga ada kafe tempat kakak biasanya nongkrong."

"Iya tau maksudnya ngapain beli buku? Kan udah seabrek buku di rumah? Kamu juga kan masih kecil siapa yang ngajarin nongkrong nongkrong?."

"Kakak lah haha lagian kan cuman beli cappucino kak pliss aku juga kan udah SMA bukan anak kecil lagi, aku pingin beli buku buat di bawa ke Amerika ntar pas di pesawat bisa aku baca." Jelas Mita.

"Yaudah yaudah terserah kamu deh ya," kataku.

"Kakak gapapa kan kita kesitu?," tanyanya.

"Gapapalah emang kenapa?."

"Kirain kakak belum move on."

"Haduh anak kecil tau apa? Ya udah move on lah," kataku

"Plis deh kak aku ini udah SMA."

"Yadeh terserah."

Selama Aku dan Roni masih pacaran kita memang sering pergi ke toko buku lalu nongkrong di kafe dekat toko buku itu, aku sangat suka novel begitu juga dia, ah sudah lama aku tak menyebut namanya, kini hanya tersisa bayanganya yang selalu menghantuiku dan membuatku susah untuk melupakannya, sebenarnya aku tak ingin pergi ke toko buku itu apalagi nongkrong di kafe nya namun kalau aku menolak ajakan Mita pasti dia akan menganggapku belum move on ya meskipun memang aku belum move on, tapi tidak ada yang boleh tau tentang hal ini, oke dengan hanya mendatangi tempat yang penuh kenangan antara aku dengannya tidak boleh sedikitpun menggoyahkan niatku untuk melupakannya, you must be strong Mir you've to forget him and move on.

Made in the USAWhere stories live. Discover now