1. Obssesion

112K 3.9K 90
                                    

A. Obsession 

"Saya tidak mau tau cari perempuan dalam data ini cepat kalau tidak akan saya pastikan hidup kalian akan seperti di neraka?! Sekarang?!" Raung seorang laki laki yang sangat tampan dengan kulit putih berambut hitam legam, rahang yg tegas mempertampan wajahnya mata birunya menyorot tajam dengan amarah pada 3 orang laki laki di depannya yang berseragam hitam . 

"Ma..maaf tuan, ta..tapi perempuan itu sudah lama tidak tinggal di California" kata seorang diantara mereka yang menunduk ketakutan 

Brak 

Laki laki itu menggebrak meja dengan kesal, "buat apa saya gaji kalian tinggi jika menemukan satu perempuan saja tidak becus?!" 

"KELUAR?!" Perintah laki laki itu dengan kasar. 3 orang berseragam itu langsung berlari keluar ruangan.  

Laki laki itu merilekskan badannya dan mengurut keningnya. Dinyalakannya sepuntung rokok di tangannya dan menghisapnya dalam lalu dikeluarkan. Dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam laci. 

Foto seorang perempuan berumur 15 tahun didampingin kedua orang tuanya 

"Kita akan bertemu lagi Eve" 

************************************* 

"Kathy, coba kamu layani pasangan di meja delapan"  

Suara Ka Reisma mengaburkan lamunanku. Aku lalu tersenyum dan mengangguk. Aku segera berjalan ke arah meja nomor 8 di sana ada sepasangan kekasih yang sepertinya sedang dimabuk asmara. Mereka sangat romantis. Laki laki itu menatap pasangannya seolah hanya perempuan itu satu satunya gadis di dunia. 

"Halo selamat sore. Selamat datang di Cafe Rose. Saya akan mencatat pesanan kalian" 

Perempuan itu mendelik melihatku. Hey aku hanya melayani oke, jangan melihatku seperti itu.  

"Dua iced frappe coffee and dua taco" 

Aku mencatat pesanan mereka mencoba mengabaikan tatapan perempuan itu yang seperti ingin mengulitiku. Apa yang salah denganku? Aku hanya mencatat. Dasar perempuan aneh. Kutarik kembali kata kataku sebelumnya kalau mereka sangat romantis. Hal yang ada difikiranku sekarang adalah laki laki yang malang mendapatkan nenek sihir.  

"Ada lagi?" 

"Tidak"  

kata perempuan itu jutek. Kalau aku tidak ingat aku sangat membutuhkan uang, aku sudah menyiramkan air ke rambutnya yang aku berani bertaruh hasil kreasi salon.  

Aku lalu tersenyum dan pergi ke dapur. 

Well, baiklah aku akan perkenalkan diriku sebelumnya. Aku Evangeline Kathyline Esmeralda Antonio. Ya aku tau itu nama yang panjang, tapi apa boleh buat ayah dan ibuku tidak mau mengalah dalam memberikan nama keluarganya padaku. Aku tidak pandai dalam menggambarkan seperti apa diriku. Yang pasti aku cukup bangga dengan keadaan fisikku walau aku tidak secantik perempuan perempuan yang berjalan di catwalk tapi aku bisa menggambarkan seorang perempuan manis yang cantik berdarah sunda yunani. Sebenarnya aku tidak pernah mengaggap diriku manis ataupun cantik tapi orang tuaku yang selalu mengatakannya. Jadi tidak apa apakan aku sedikit percaya diri? Apalagi dengan lesung pipi di pipi kananku. Ayahku orang bandung dia adalah orang yang pintar dan tekun. Ibuku keturunan yunani eropa. Ibuku anak tunggal seorang pengusaha besar. Ayah dan ibuku bertemu saat ayah mendapatkan beasiswa untuk kuliah di universitas of california. Mereka mengambil jurusan bisnis. Mereka menjalin hubungan yang serius, orang tua ibuku sangat setuju dengan pilihan ibu mengingat perjuangan ayah saat itu. Begitu pula orang tua ayahku. Mereka menikah. Mereka menetap di california. Setelah orang tua ibu meninggal karena kecelakaan pesawat, ayah yang melanjutkan perusahaan. Perusahaan itu semakin besar. Nama ayah dan ibuku menjadi sangat terkenal dikalangan pebisnis eropa, amerika maupun asia. Putra Yudhistira Antonio dan Ericka Levina Esmeralda.  

Aku hidup bergelimpangan harta. Mungkin karena aku adalah anak tunggal, hidupku sangat dimanja, sangat sempurna. Hingga kejadian itu datang. Malapetaka dalam hidupku. Saat itu aku 20 tahun sedang kuliah di paris. Perusahaan ayahku bangkrut. Dia ditipu oleh seorang bisnisman muda yang bahkan sampai sekarang aku tidak tahu siapa dan bagaimana rupanya. Rumah mewah yang kami tempati terpaksa kami jual. Kendaraan mewah yang kami miliki dijual semuanya. Bahkan aku sampai harus menghentikan kuliahku. Kami pindah ke Indonesia negara kelahiran ayahku. Kami jatuh miskin. Kami tinggal di sebuah rumah kecil di pinggir kota bandung dengan uang tabunganku. Ayahku frustasi. Bahkan ibuku gila karena tidak bisa menghadapi semuanya. Ibuku dirawat di rumah sakit jiwa dengan biaya tabunganku. Ayah tidak memiliki semangat hidup lagi setelah kejadian yang menimpa ibuku. Dia akhirnya meninggal bunuh diri saat aku pergi mencoba mencari kerja. Hidupku hancur sangat hancur. Aku bahkan masih kaget aku masih bisa berdiri hingga sekarang mengingat banyak percobaan bunuh diri yang pernah kulakukan. Aku menjual rumah kecil itu. Aku menggunakan sisa uang yang kupunya untuk melanjutkan kuliah di Bandung. Aku juga bekerja di sebuah cafe dekat kampus. Cafe Rose ini milik sahabatku Jeslyne.  

"Ini pesanannya. Hey Kathy? Kau melamun lagi?" 

Suara Kania menyadarkanku dari masa lalu kelamku. Kania seorang chef di cafe ini. Juga teman sekontrakanku. 

"Ah, ia maaf Ka. Aku ke pelanggan dulu ya." 

Dengan menghembuskan nafas berat aku menuju meja si nene sihir itu lagi.

——————————-

nb : di multimedia itu Atheo Arsheta Alaric

✔ Sorry Mr Perfect (Completed) Where stories live. Discover now