Heal

542 60 14
                                    

"Sudah kubilang aku tak mau membahasnya lagi, Samatoki."

Ichiro memaku pandangan kosong pada objek apa saja yang ada di depannya. Sementara Samatoki memasang wajah frustasi, mati-matian membelenggu segala amarah yang mulai mendidih di ubun-ubunnya.

Ia menghela nafas kasar, tak boleh marah atau Ichiro akan kembali mengingat traumanya. Perlahan ia mencoba melembutkan nada suara walau tak yakin.

"Dengar, Ichiro,"

"Sebagai sesama omega, aku ingin membantumu. Sekarang katakan padaku bagaimana ciri-ciri bajingan itu,"

"Anak buahku bisa mencarinya, Jyuto juga akan membantu."

Seperti dugaan awal, butir air jatuh mengalir dari hulunya, jatuh ke muara udara. Lelaki dengan helaian arang itu tak acuh, membiarkan butiran air yang semakin deras membasuh pipinya laksana hujan.

Samatoki menggertakkan rahang, ia tak boleh emosi sekarang.

"Naa, apa.. omega memang serendah itu, Samatoki..?"

Suara lelaki arang itu bergetar, pundak yang biasanya kokoh membentang sekarang ikut terguncang. Netra heterokrom bak berkabut oleh air mata.

Samatoki mengepal tangan, bersumpah tak akan mengampuni bajingan yang telah memperkosa Ichiro. Ia menarik tubuh Ichiro yang semakin mengurus ke dalam rengkuhan ketika aroma feromonnya memekat meledak-ledak.

"Alpha.. Mereka, mereka mengerikan,"

Ichiro mengubur wajah dalam ceruk leher Samatoki ketika tangan pemuda itu perlahan mengelusi rambutnya.

Menenangkan.

".. Aku tak mau, melihat Alpha lagi."

Pundaknya kembali bergetar, memberi sinyal akan datangnya gelombang emosi kedua. Pemuda dengan surai perak itu mengeratkan rengkuhan, tak mampu berkata-kata, hanya mengangguk di tiap aduan Ichiro.

"Nih, choker baru."

Ichiro menatap Samatoki seperti orang linglung, apakah pemuda ini mencoba menghiburnya?

Namun ia cukup sayang dengan choker lamanya, bagaimana pun choker itu menyelamatkannya dari alpha kemarin.

"... Yang kemarin?"

"Kubuang, jelek."

***

"Sudah ketemu, huh?"

Pertanyaan direspon dengan anggukan pria berkacamata.

"Berkat sidik jari di chokernya, oi-! Jangan sembarangan menyentuhku sialan!"

Iris hijau membelalak ketika Samatoki menempelkan pergelangan tangannya ke tengkuknya.Samatoki menarik tangannya saat Jyuto hendak melayangkan pukulan.

"Ck, scenting."

"Kau belum minta ijin! Hahh.. Sudahlah, kau beruntung Rio tak keberatan."

Jyuto menurunkan tangannya, membenarkan letak kacamata.

"Bucin."

Sudut bibir Samatoki terangkat, menyeringai menggoda omega di hadapannya. Jyuto kali ini benar-benar mendaratkan pukulan di perut Samatoki.

"Mengacalah, sialan. Kau juga kasmaran dengan bocah Yamada itu sampai rela menyamar sebagai omega."

Pemuda beriris delima itu mendecih, memegangi perut yang dihantam rasa nyeri. Hadiah dari Jyuto yang memukul tepat di ulu hati.

"Kh- Aku perlahan membantunya keluar dari trauma, bangsat."

"Oh ya? Lalu apa yang mau kau lakukan jika Ichiro tahu kau seorang alpha?"

Pandangan jatuh ke lantai, Samatoki diam sejenak memikirkan jawaban.

"Feromonmu sudah cukup menutupi feromon alphaku."

Jyuto menghela nafas, lelah dengan kebodohan Samatoki.

"Dengar, bodoh. Rio mendekati fase rutnya minggu ini. Dan kau tahu kan, dia akan lebih agresif dan protektif terhadapku. Kau mungkin akan dihajar lagi seperti dua bulan lalu."

Ya, dua bulan lalu Samatoki dibuat babak belur karena hantaman dan pukulan dari mate Jyuto, Rio. Masa rut Rio cukup mengerikan bagi Samatoki. Ia yang biasanya tenang berubah menjadi buas seperti binatang liar. Saat itu Samatoki hanya melakukan scenting, untuk 'meminjam' aroma Jyuto di depan alphanya. Ia tak tahu bahwa Rio sedang memasuki siklus rut, sehingga ia santai saja menyentuh tengkuk rekannya.

"Aku tahu itu, sialan!"

"Cepatlah mengaku pada Ichiro kalau kau seorang alpha, setidaknya mendengarnya langsung dari mulutmu itu lebih baik daripada ia mendengarnya dari orang lain. Lagipula ia mulai membaik bukan?"

"Setelah dua bulan menjalani terapi, dia memang cukup membaik."

Rokok dinyalakan, dihisap sejenak sebelum asap dibuang ke udara, pecah bersatu bersama oksigen.

"Sekarang waktuku untuk menghajar bajingan itu, dimana dia?"

"Ruang tahanan, kau pikir dimana lagi ha? Dapur?"

****














Part dua lanjot besok awok
/gantung kalian/
/run/

Kajshshshahauajajahahsb gini nih kalo lagi writerblok(writer goblok) tapi masih maksain nulis༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽.

Mengmaap

Btw saya mau bilang kalau saya open komis selamanya.g.y
༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Selamanya?
Iya, gitu lah༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Book SamaIchiWhere stories live. Discover now