Episode 18 : Dendam A.B.A.M. [2]

Start from the beginning
                                    

"Eh, badan besi?" gumam Gopal yang baru sadar. Sepertinya otaknya Gopal mulai berevolusi, Kawan.

"NGAHAHAHA, APA NI?! DAUN! GATAL LAH! HUAA, TAK BOLEH GARUK! MACAM MANA NI?!" jerit [Name] prusbabi karena punggungnya terasa sangat gatal setelah terkena salah satu Daun Geladi Gatal milik Daun yang nyasar dan sekarang dia tak bisa menggaruk punggungnya karena terikat.

[Name] hendak berteleportasi tetapi Kuasa Teleportasi-nya bak menghilang begitu saja. Seolah ada sesuatu yang mengekang kuasanya di dalan tubuhnya. "TALI INI KE YANG TAHAN KUASA TELEPORTASI AKU?! ARGH, GATAAAL! HUAA!"

"MAAF, [NAME]! DAUN TAK SENGAJA!" seru Daun sambil menyatukan kedua tangannya memohon ampun.

Melihat wajah [Name] yang semakin aneh dan jeritannya yang semakin menjadi, Daun berusaha memikirkan cara untuk melepaskannya dari cengkeraman ABAM.

"Hahaha, kau pasti semua serangan kau tepat?" tanya Daun.

"Ya, sudah tentu," jawab ABAM pede.

Daun tersentak bingung. Daun lalu menunjuk ke arah anak panah yang sebelumnya hampir mengenai kepalanya dan kini menancap apik pada sebuah batu di belakangnya. "Er, ah, habis tu kenapa panah ni boleh tak kena?"

[Name] meringis saat ABAM tiba-tiba menjatuhkannya ke tanah. [Name] mendongak dan melihat ABAM yang tengah bersiap untuk melepaskan tiga anak panah sekaligus ke arah Daun. [Name] menjerit saat tembakan pertama tadi langsung diikuti dengan serangan anak panah bertubi-tubi dari ABAM.

Daun terkekeh-kekeh gaje saat dirinya sudah menempel pada batu dengan puluhan anak panah ungu yang mengelilingi tubuhnya hingga tak dapat bergerak lagi. "Ehehe, hebat. Huhuhu, habislah aku ...."

[Name] langsung menghantamkan kepalanya ke pasir saat sadar dirinya tidak bisa tepuk jidat karena tingkah Daun. [Name] berpikir keras sebelum tertawa remeh.

"Ahaha, itu kau kata tepat? Tak ada satu anak panah pun yang terkena. Aku rasa, kemampuan panahanku lebih hebat daripada kau," ejek [Name].

"[NAME] DAH PUAS HIDUP KE?!" seru Gopal, Ochobot dan Kapten Papa yang tak habis thinking.

ABAM menunduk untuk menatapnya. "Kalau macam tu, tembak semua anak panah yang sudah kulepaskan tanpa terkena budak tu. Macam mana? Kalau kau gagal, Budak Hijau tu yang akan menerima akibatnya. Jangan coba larikan diri, atau kawan kau yang lain yang akan menerima akibatnya."

[Name] berdecih saat ABAM mulai melonggarkan tali yang mengikat tubuhnya. [Name] langsung menciptakan sebuah anak panah dan langsung mengarahkannya ke arah Daun.

"[NAME]! DAUN MINTA MAAF, JANGAN BUNUH DAUN, HUEE!" jerit Daun ketakutan.

"BHAHAHA, jangan remehkan aku, Daun." [Name] langsung melepaskan beberapa anak panah dan disusul beberapa anak panah lagi.

Gopal, Kapten Papa, Ochobot, Yaya dan Ying yang pengelihatannya sudah membaik langsung menjerit sementara Daun hanya memejamkan matanya—mencoba untuk mempercayai [Name].

Daun membuka matanya perlahan untuk memastikan tubuhnya masih utuh. Semua langsung menghela napas lega sekaligus kagum saat melihat semua anak panah yang diluncurkan [Name] menancap dan membelah semua anak panah milik ABAM.

[Name] tersenyum miring sebelum berbalik dan memunculkan sebuah pedang. Sekuat tenaga, berusaha menembuskan pedangnya ke perut besi ABAM. Setelah [Name] perhatikan, ternyata besi di bagian perut ABAM terlihat lebih rapuh.

[Name] langsung beringsut mundur. ABAM yang marah langsung memunculkan dua buah anak panah beku dan mengarahkannya ke [Name].

"JANGAN! BoBoiBoy Kuasa Tiga!" BoBoiBoy langsung berpecah menjadi Daun, Api dan Angin.

BoBoiBoy Galaxy x Reader [S1]┇ENDWhere stories live. Discover now