Part 18

11K 163 10
                                    

The last.
Setiap cerita pasti ada awal.
Aku sudah mengawalinya.
Dan inilah akhir ceritaku.
Ceritaku bersamanya.
Dia adalah akhirku.
Dialah yang kumau.
Meski semua sudah terlambat.
Meski aku tak bisa lagi kembali keawalku.
Terimakasih untuk kesempatan yang pernah hilang.
Terimakasih sudah merelakan aku bersamanya.
Meskipun separuh hatiku bersamamu.
Sama sepertimu.
Cinta ini mencintaimu.
Hanya saja takdir sudah tak ada.
Terimakasih Sakha.
Terimakasih Jane.

-Emilie Franklin-

                 ***

Sakha Pov

    Sudah waktunya aku kembali. Jane pasti merindukanku. Aku sudah bisa menerima kekalahanku, bagaimanapun mahalnya rasa ikhlas itu aku harus melakukannya. Setidaknya aku masih punya kesempatan untuk mencintai Jane, sama besar seperti aku mencintai dia.

    Tuhan sudah mengaturnya, aku tahu sulit untuk melupakan senyum itu. Aku tahu sulit untuk melupakan marahnya, aku lebih suka saat dia membenciku. Emilie, hari ini aku kembali. 

    Sudah sebulan lamanya aku tak melihat wajah gadis kecilku, aku rindu tawanya. Aku rindu rengekannya yang memintaku membelikannya cotton candy. Jane, daddy rindu padamu. Dialah cita - citaku yang terakhir, rasanya aku sudah tak sabar untuk memeluknya setibanya aku di Jakarta.      

     Jane dan Emilie. Dua wanita ini sangat membuatku frustrasi, kenapa aku tak bisa hidup dengan mereka? Bahkan aku tak bisa memiliki waktu dua puluh empat jam bersamanya.

     Cengkareng. 7 pm.
  
    "Daddy....."

   Gadis kecilku berlari menybut kedatanganku. Dia datang bersama Kak Key, mana Emilie? Kenapa dia tak muncul?

    "Hi sayang. Daddy rindu sama kamu"

    "Daddy kemana aja? Aku juga rindu daddy"

    "Happy birthday sayang..."

  Aku mengeluarkan sebuah boneka teddy bear dari dalam tasku. Jane memberikan sebuah pelukan hangat sebagai rasa terimakasihnya padaku. Ah, sudah lama tak kurasakan pelukan ini. Pelukan yang sama seperti pelukan ibunya dulu. Sekarang pelukan itu sudah menjadi milik Pascal.

     "Terimakasih daddy. Aku juga dikasih ini sama tante key"

   Dia menunjukkan sebuah kalung emas putih dengan mainan bintang yang melingkar dilehernya. Jane tak hentinya bercerita tentang semua yang dia lalui sewaktu aku ga ada. Seperti gak ada capeknya, dia terus berbicara.

    "Daddy. Besok aku, mama, dan om Pascal mau ngerayain ulang tahun di Bandung. Daddy ikut yah sama tante Key."

    "Iya sayang. Kalau daddy gak capek daddy ikut. Tante Key juga gitu kalau dia ada jadwal kosong besok pasti dia datang sama daddy"

    "Iya sayang besok tante datang kesana kalau bisa. Tapi, tante gak janji yah"

   

                ***

    "Mama aku pulang...."

    "Eh sayang. Kamu udah pulang"

   Emilie menyambut kedatangan Jane dengan memeluk dan menciumnya.

    "Silahkan masuk Sakha"

    "Iya. Thank you"

    "Maafin aku Sakha. Aku gak baru tahu dari Kak Key"

    "Iya. Maafin aku Emilie. Aku tak pernah memenuhi keinginan kamu"

    "Kalau aja aku tahu waktu itu..."

    "Udahlah gak usah dibahas lagi. Kamu sudah menikah sekarang"

    "Iya Sakha"

    "Daddy tidur sini aja yah?"

    "Sayang daddnya harus pulang daddy gak bisa tidur sini. Soalnya tante Key sendirian dirumah"

    "Iya sayang. Besok aja yah daddy kesini lagi. Daddy harus pulang"

    "Iya daddy"

                 ***

Pascal Pov

    Entah kenapa disuatu cerita.
Aku merasa akulah yang bersalah.
Entah kenapa disuatu percintaan.
Akulah orang ketiga itu.
Aku menghalangi kebahagiaan dia.
Ya, dia istriku.
Dan entah kenapa aku merasa berdosa. Aku sudah menjadi suami.
Tapi aku tak pernah menjadi ayah bagi gadis kecil bernama Jane.
Aku bisa melihat cinta itu masih ada.
Cinta yang tak pernah untukku.
Dia mencintaiku setelah terluka.
Tapi dia mencintai pria itu jauh sebelum hatinya dilukai.
Aku hanya senja baginya, tak lebih.
Aku akan melepas dia.
Aku sakit? Iya.
Aku terluka? Tentu saja. 
Tapi hari ini aku menyaksikan dia lebih terluka dariku.
Akhirnya penyesalan itu kudengar sendiri.
Dia mungkin akan kembali pada Sakhanya.

    Setidaknya itu yang kusaksikan tadi sore. Aku bisa melihat cinta itu masih melekat dihatinya, dan inilah akhir kisahku bersamanya. Emilie.

Please don't get tired of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang