Bab 3

258 45 5
                                    

Halooo...

Sehat semua kan ?

Jaga kesehatan yaa readerskuu...

Yang tinggal di Pulau Jawa & Bali taati PPKM ya.

Ini semua demi kebaikan bersama biar bisa aktivitas seperti sebelum covid melanda seluruh dunia.

Btw, besok seluruh mall di lampung tutup sampe waktu yang belum ditentukan.

Sedih banget, kasian yang kerja di sana. Semoga pandemi ini segera berakhir. Aamiin.






Happy Reading


"Marahin aja Papamu itu, Al. Eyang sampe capek marahin Papamu itu. Anak bandel." ujar Risma.

Sementara Al hanya bisa mengulum senyum melihat Papanya dimarahi oleh sang nenek. Kapan lagi kan ada yang ngomelin Papanya tanpa perlawanan seperti ini.

"Bu, ada tamu di depan." Budi menyela omelan Risma pada anaknya.

Seketika Bram merasa lega begitu mendengar ada tamu yang datang. Itu berarti segala macam omelan ibunya akan berhenti.

"Yo wis Eyang terima tamu dulu ya, Al. Itu tadi Eyang masak makanan kesukaan kamu. Harus makan yang banyak kalau perlu diabisin."

Risma pun meninggalkan pasangan ayah dan anak itu. Sementara Budi menyusul istrinya menemui tamu.

Begitu Risma dan Budi tak terlihat lagi, Bram langsung menjewer telinga Al.

"Aduh duh sakit, Pa !"

"Anak durhaka, Papanya dimarahin malah senyum-senyum. Seneng kamu ya liat Papa dimarahin."

"Ampun Pa, ampun. Duh sakit !" Al meringis kesakitan lalu Bram melepas jewerannya.

"Ya lagian Papa sih pindah udah sebulan, Eyang baru dikabarin sekarang. Gimana Eyang nggak ngomel."

"Papa lupa, Al." sahut Bram santai.

"Alasan klasik itu, Pa." celetuk Al yang seketika mendapatkan geplakan di belakang kepalanya.

"Anak bandel." gerutu Bram.

Al meringis pelan, lagi-lagi jadi korban pelampiasan Papanya.

Sebelumnya Bram menelpon Al dan menanyakan keberadaannya.

Al bilang kalau dia berada di rumah Eyang yang berarti orang tua Bram.

Bram pun menyusul Al. Tapi Bram melupakan sesuatu. Dia belum bilang kepada Ibunya bahwa sudah menetap kembali di Indonesia sejak satu bulan yang lalu.

Begitu tiba di rumah orang tuanya, Bram disambut dengan baik awalnya. Tapi begitu Bram menjelaskan bahwa dia sudah menetap kembali, sang ibu langsung ngomel panjang kali lebar kali tinggi.

"Kok kamu nggak marah sama Papa ?" tanya Bram.

"Sebenernya pengen marah sih, Pa. Tapi keburu ilang gara-gara liat Eyang marahin Papa." ucap Al yang masih tak mampu menutupi senyum gelinya.

"Ketawa aja kalo mau ketawa. Jangan ditahan." Bram mengatakan itu dengan wajah datarnya.

Akhirnya tawa Al lepas seketika. Sementara Bram hanya mendengkus kesal.

Ibu membuat wibawaku hilang dalam sekejap di depan anakku sendiri.

"Kita ke ruang tengah aja ya, Yasmin." suara Risma menghentikan tawa Al.

"Ayo duduk di sini aja." Risma mengajak Yasmin untuk duduk di sebelahnya.

Lalu gadis muda dengan wajah yang lugu itu dikenalkan dengan Bram dan Al.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love is StruggleWhere stories live. Discover now