MINGYU

803 35 0
                                    

"(Y/N) kamu ingin ikut kami ke rumah nenek?" Suara mamaku dari arah pintu kamarku.

"Iya ma, kita ikut." Aku tidak hanya pergi bersama kedua orang tuaku, tetapi suamiku juga ikut pergi bersama kami ke rumah nenekku.

"Ok, cepatlah packing ya. Kita berangkat pukul 7 pagi setelah sarapan besok." Mama berkata seraya berjalan menjauhi kamar kami.

"Ok." Aku hanya menyahutinya dengan sedikit berteriak.

Aku mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan menampakkan suamiku yang baru saja selesai mandi.

"Chagi, wae?" Tanyanya.

"Ani.. mama hanya bertanya apakah kita ikut mereka ke rumah nenek besok. Sini kukeringkan rambutmu." Ucapku seraya mengambil handuk yang ia sampirkan di atas kepalanya. Karena dia sangat tinggi aku harus berjinjit agar bisa mencapai kepalanya itu dan dia harus sedikit membungkuk untuk membantu tanganku mencapai kepalanya.

"Terimakasih sayang. Ku pikir terjadi sesuatu pada mama. Chagi, besok betangkat pukul berapa?" Dia tidak memanggil mamaku dengan sebutan eomma karena dia terbiasa mengikutiku memanggil beliau mama. Dia orang korea, tetapi dia sudah fasih berbahasa Indonesia, namun ia hanya berbahasa Indonesia kepada keluargaku karena mereka tidak mengerti bahasa Korea dan berbahasa Korea kepadaku, jadi apapun perkataannya padaku, keluargaku tidak mengetahui artinya haha.. dan saat ini kami berada di Indonesia untuk mudik.

"Pukul 7 pagi, jadi bangunlah lebih pagi dari biasanya. Kau tahu, kau sangat susah dibangunkan Mingyu." Ucapku sambil sedikit menjitak kepalanya.

"Aw! Sakit sayang. Iya aku akan bangun lebih pagi besok. Aku tidak akan menyulitkanmu, tenang saja." Dia mengedipkan sebelah matanya kepadaku. Oh iya, FYI, Mingyu ini adalah suamiku. Dia seorang CEO dari perusahaan yang dibangun olehnya bersama dengan ayahnya, sedangkan ayahnya menjabat sebagai owner perusahaan itu.

"Ya terserah kau saja. Jika kau sulit dibangunkan akan kutinggal kau sendirian."

"Apa kau tega meninggalkan suamimu ini sendirian? Aku yakin kau tidak tega meninggalkanku sendirian di sini." Di mengangkat satu alisnya dan menyunggingkan senyum miringnya.

"Lihat saja besok. Yang penting bangunlah lebih pagi jika tak mau kutinggal." Aku menyampirkan handuk di bahunya setelah selesai mengeringkan rambutnya yang basah itu.

•Keesokan harinya•

Sudah pukul 6 pagi, aku harus segera membangunkan Mingyu dan mengemasi sisa barang yang belum kumasukkan ke koper yaitu peralatan mandi yang masih berada di kamar mandi.

"Mingyu-ya. Chagi.. ayo bangun. Sudah jam 6. Satu jam lagi kita berangkat." Aku sedikit menggoyangkan tubuhnya agar dia terbangun.

"Ppoppo juseyo." Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya. Tanpa berlama-lama aku menuruti permintaannya itu dengan mengecup bibirnya.

"Sudah. Sekarang mandilah, aku sudah mandi sejak daritadi." Ucapku sambil memakai sedikit make up di wajahku. Karena aku sudah mandi lama sejak sebelum membangunkan Mingyu jadi aku sudah berganti pakaian dan tinggal berdandan saja.

Dia pun segera menurutiku, sepertinya dia takut kutinggal sendirian akibat ancamanku kemarin hahaha...

20 menit kemudian Mingyu sudah keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, aku langsung membantunya mengeringkan rambutnya itu. Setelah selesai mengeringkan rambutnya aku melanjutkan dandananku dan mengemas peralatan mandi kami ke dalam pouch yang kusiapkan khusus untuk perlengkapan mandi. Setelah Mingyu dan aku sudah siap, kami turun ke lantai bawah sambil membawa koper kami dan menunggu orang tuaku selesai bersiap dan makan sarapan sebelum berangkat.

SEVENTEEN IMAGINES STORYWhere stories live. Discover now