Part Satu

97 9 4
                                    

Happy Reading🌼✨

🌼🌼🌼

Tok tok tok

"Masuk," sahut seseorang dari dalam ruangan.

Orang yang mengetuk pintu tadi pun membuka knop pintu lalu masuk ke dalam, tak lupa ia menutup kembali pintunya.

"Dokter Anniya, jadwal praktek mu hari ini sudah selesai," ujar seorang suster yang diketahui bernama Lily.

Orang yang dipanggil dokter pun mengalihkan pandangannya ke arah Suster Lily dengan senyuman.

"Oh iya? Baiklah, terimakasih sudah memberitahu ku suster," balasnya.

"Sama-sama Dokter, kalau begitu saya permisi," pamit Suster Lily.

"Silahkan,"

Usai Suster Lily keluar dari ruangannya, gadis itu kemudian membereskan Buku Catatannya, pulpen, dan yang lainnya ke dalam tasnya.

Setelah selesai dengan semuanya dan dirasa sudah beres dan rapi, Anniya mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya dengan menyampirkan jas dokternya di tangan kanan sementara tangan kirinya menenteng tasnya.

Selama melewati koridor Rumah Sakit Permata, Anniya memperlihatkan senyum simpulnya.

Sampai di parkiran, ia menuju mobilnya yang berwarna Putih. Membuka pintu mobil, kemudian meletakkan tas dan jasnya di kursi sampingnya. Menyalakan mesin mobilnya, setelah itu melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan Rumah Sakit Permata.

🌼🌼🌼

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, Anniya? Tumben kamu pulang cepat hari ini? Apa jadwal praktek mu sudah selesai?" tanya Clara, eyangnya.

"Sudah Eyang. Oh iya, dimana Angkasa?" tanya Anniya.

Belum sempat eyangnya menjawab, suara bariton dari belakang Anniya mengintrupsi.

"Kakak mencari ku?"

Anniya tersenyum, ia tahu betul suara siapa itu. Anniya membalikkan badannya, dan benar saja, adiknya ada di hadapannya saat ini.

"Tentu. Darimana saja kamu? Ini udah sore, tapi kamu baru pulang sekolah?" tanya Anniya.

"Habis latihan basket," jawabnya singkat.

"Yaudah, sekarang kamu ke kamar, mandi, bersih-bersih," titah Anniya.

Angkasa hanya mengangguk lalu pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Anniya menghela napasnya lalu menatap Clara.

"Sampai kapan dia akan seperti itu, Niya? Sifat dingin dan pendiamnya tidak akan bisa hilang," ucap Clara.

"Biarkan saja Eyang, aku nggak mau lihat sisi tempramennya ada lagi. Eyang tau 'kan apa yang akan terjadi jika sifat itu kembali lagi? Dan, satu lagi, jangan beritahu rahasia itu sama dia, ya, Eyang," jelas Anniya.

Clara mendekati Anniya dan memegang pundaknya pelan. "Iya, Eyang tau, kamu jangan khawatir, Eyang tidak akan memberitahunya,"

"Terimakasih Eyang, kalau begitu aku ke kamar dulu ya." Clara hanya mengangguk sebagai jawaban.

This Is My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang