Rrrrr

613 103 2
                                    

Lia menepuk tangannya di karpet, "duduk sini. Semalem mama udah ngajarin kalian buat ngomong R, sekarang latihan lagi."

Naka dan Nala duduk di hadapan Lia. Mereka membuka mulutnya, latihan lagi ngomong R yang emang susah kalau bagi si kembar.

Sekarang masih jam 8 pagi. Setelah Jaemin pergi kerja dan Lia yang udah beres-beres rumah, ia mulai mengajari lagi dua anaknya ini. Apalagi minggu depan udah mau masuk TK.

Masa iya belum bisa ngomong R? Kan nggak lucu kalau kena bully cuma gara-gara huruf satu itu.

"La dah bisa." Ucap Nala sambil mengangkat jari telunjuknya.

"Coba."

"Ekhem.." Nala berdehem, "Rrrrrrr.. Rara Riri Ruru main bola di depan rumah nyi Roro.."

"Ya nggak usah pakai nyi Roro juga, La."

Nala ketawa, bikin gemes aja. Sedangkan Naka masih latihan.

"Na ndak bisa."

"Setupid sih, makanya ndak bisa." Ujar Nala dengan nada sombongnya.

Lia mendelik, "Nala nggak boleh ngomong kayak gitu." Ia beralih ke arah Naka, "ikutin mama."

Ekspresi Naka fokus ke arah Lia. Pokoknya fokus banget sampai Lia mutarin bola matanya aja, Naka ikut-ikutan. Mulutnya juga kebuka.

"R."

"L."

"Rrrr.."

"Lllll..."

Wajah Lia udah agak sepet, tapi gapapa.. ini anaknya. "Rrrrrrreuu~"

"Lllllleeuuu~"

"Hm, Rara Riri Ruru.."

"Lala, Lili, Lulu.. ih, ndak bisa!!" Kesal Naka sendiri. Lia gemes tapi ya ikut kesel juga.

"Na pasti bisa. Masa ndak bisa sih.." Nala menyemangati kembarannya sambil ngemil kue kering.

Lia mengangguk, "Naka harus latihan terus. Kan udah mau TK."

Kepala Naka mengangguk, "Na pasti bisa!"

"Coba ngomong lagi," Lia menatap mata Naka, "R."

"L."

Dahlah, up dulu sebentar. - Lia.

🖤

Studio sekarang lagi rame banget sama satu keluarga besar yang mau foto. Udah ribut, rempong lagi. Bikin jiwa introvertnya Jaemin pingin kabur.

Jaemin menelfon Lia, "Li.. tolong kamu handle cafe dulu ya? Studio rame banget."

"Hah? Oke.. kalau gitu, aku berangkat ke cafe sekarang."

"Makasih ya sayang.. aku matiin dulu telfonnya." Jaemin langsung mematikan sambungan dan beralih menelfon Jeno.

Dua panggilan nggak diterima. Emang ya, saudaranya ini paling-paling!! Jaemin nyoba nelfon lagi dan akhirnya baru diterima.

"Apaan sih?!"

"Santai dong bosque.. Jen, lo urus perusahaan sendiri dulu ya? Studio gue rame nih."

"Nanti kalau dah sepi, ke kantor!"

Jaemin menghembuskan nafasnya, "ya elah.. nggak bisa banget lo ngurus tanpa gue? Cih!"

Pa and Ma | JaeLiaWhere stories live. Discover now