duid

665 121 3
                                    

Makasih yg udh nyemangatin😂

•••

Dahlah, Lia dan Jaemin nggak habis pikir sama anak kembarnya. Habis dari rumah nenek yang semua keluarga kumpul, Naka sama Nala lagi banjir duit sekarang.

Dan dua kecebong itu lagi ngitung uangnya yang berakhir debat.

"Coba deh lihat, uang Na lebih banyak dari La!" Geram Naka sambil menunjuk ke arah lembaran uang itu.

Tangan kecilnya mengambil uang-uang itu, "punya Na walna-walni. Ada ijo, bilu, sama ungu. Punya La melah semua, jumlahnya cuma lima lagi. Cih!"

Jaemin menahan tawanya, "pftt, anakmu tu Li.."

"Anakmu juga, Nana.."

Nala mendongak, "ma.. uang La sedikit."

"Uang La lebih banyak dari uang Na. Nala pemenangnya.." ujar Lia sambil tersenyum bangga.

Wajah Nala tersenyum cerah. "Tu, ma bilang uang La banyak. Na kalah!"

"Endak! Uang Na banyak." Naka mengerucutkan bibirnya, "Na mau beli es klim. Boleh ndak?"

Gelengan tegas dari Lia dan Jaemin membuat Naka tambah cemberut. "Jahat. Uang Na kan banyak!"

"Di tabung aja." Jaemin berdiri. Ia pindah ke samping Naka, "biar tambah banyak uangnya."

"Tabung tu gimana?"

Jaemin berpikiran sebentar, "Naka ngumpulin uang tapi di bank."

"Bank tu apa?"

"Bank itu bangunan besar yang biasa buat nyimpan uang banyak orang. Terus, nanti uangnya bisa tambah banyak."

Naka mengangguk, "o jadi kayak tetangganya Jihan, La.. itu yang pakai ngik ngik.."

"Ngik ngik apaan, Na?" Tanya Jaemin.

"Itu lho pa, apa sih La namanya? Yang pakai lilin itu."

Nala terlihat sedang berpikir, "babi ngepet, pa.."

Wajah Lia sama Jaemin kaget banget. "Siapa yang bilang begitu sama kalian?" Tanya Lia dengan wajah datarnya.

"Om Echan."

🖤

Masih soal duit dan es krim.

"Ayo beli es klim. Di depan komplek." Ajak Naka pada Nala yang lagi makan keripik kentangnya.

Kepala Nala menggeleng, "ndak. Nanti ma sama pa malah."

"Ih, kan kita banyak duit."

Nala melihat ke arah Naka, "ndak apa-apa?"

"Iya, nanti kalau pa malah.. kita dengelin aja, kan biasanya pa suka malah-malah."

Bener juga, itu pikiran Nala.

Akhirnya Nala berdiri. Dia ambil uangnya dari saku celananya, "La mau beli banyak. Ayo, Na.."

Mereka benar-benar pergi beli es krim. Jalan berdua sambil gandengan tangan. Dan tanpa sepengetahuan Lia sama Jaemin tentunya.

Sampai di minimarket, Naka dan Nala menuju tempat es krim itu berada. Tapi nggak sampai.

"La, ndak sampai." Ucap Naka.

Nala berjalan ke arah mbak-mbak kasir, "mbak, nak minta tolong. Ambilin es klim dong."

Sedangkan di rumah, Lia dan Jaemin lagi bingung nyariin anaknya. Mereka nyariin di seluruh ruangan sampai halaman belakang.

"Kamu juga, cuma jagain anak bentar." Omel Lia sambil nyariin dua anaknya.

"Ya kan kebelet. Kamu cari di lantai atas, aku nyari keluar." Jaemin langsung keluar rumah. Ia nyari sampai taman komplek tapi nggak ada.

"Nyari apa, Na?"

Jaemin menoleh, "kak tau Naka sama Nala nggak? Mereka nggak ada di rumah."

Irene terdiam sebentar, lalu melihat ke arah dua bocah lagi jalan sambil makan es krim dan nentengin kresek hitam.

"Itu mereka." Irene menunjuk ke arah Naka dan Nala.

"Ya Tuhan, bener-bener ya mereka tu! Makasih, kak.."

Buru-buru Jaemin langsung menghampiri Naka dan Nala, "dari mana?!"

Si kembar mendongak, "beli es klim. Ndak lihat?" Sahut Naka dengan wajah songongnya.

Jaemin mendelik. Ia merebut kresek berisi banyak es krim itu, "dapat uang dari mana kalian? Banyak banget ini!"

"Dali nenek, om Le, om Echan, om Len-"

"Pulang!" Seru Jaemin hingga membuat dua anaknya langsung kabur ke arah rumah.

Sampai di rumahnya, Naka nangis dan Nala diem aja nikmatin es krim coklatnya. Naka ngadu ke Lia yang lagi masang muka datar sekarang.

"Ma, pa jahat. Pa malah-malah ke Na."

Lia menghembuskan nafasnya, "kalian dari mana?"

"Minimarket depan, beli es krim. Sebanyak ini." Sahut Jaemin cepat sambil meletakkan kresek itu di atas meja.

Tatapan Lia beralih ke arah Naka, "kalian nggak boleh makan es krim. Nanti sakit kayak dulu lagi mau? Sampai nggak bisa tidur dan hidungnya mampet?"

Kepala Naka menggeleng, "ndak.Tapi Na sama La mau es klim."

"Ya udah, es krimnya mama sita. Kalian cuma boleh makan satu ini." Lia berdiri. Ia mengambil es krim di kresek itu dan menaruhnya di lemari es paling atas.

Jaemin cuma duduk-duduk doang di sofa sambil lihatin dua anaknya, "nakal banget. Kayak gue dulu." Gumamnya pelan.

•••







Pa and Ma | JaeLiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang