MISSION

21 1 1
                                    

Hanabi berjalan menelusuri gunung dan hutan. Hatinya masih sangat sesak melihat adegan menyakitkan itu. Dipunggung ia membawa tas dan perisai sebesar kepalanya dan kantong benih higanbana yang ia curi di klannya. Ia hanya berjalan berharap akan sampai ke ibu kota. Membawa persediaan air seadanya dan hanya bekal tekad dan nyawa. Jika ia dibunuh begitu saja olah binatang buas. Dia sudah begitu rela. Sekitar 1 jam penuh ia berjalan dan tak menemukan titik terang akhirnya ia menemukan sebuah perkampungan dimana orang-orangnya tengah melihatnya dengan misterius. Ia pun dihalangi oleh beberapa prajurit

"Tanggal kan senjatamu dan ikut kami ke kerajaan. Penyusup" hanabi kesal dengan perkataannya.

"Aku bukan penyusup. Aku ingin ke ibu kota. Apa aku sudah sampai?"

"Lepaskan!" Perintahnya. Hanabi mengangguk. Dan menunduk ia melakukan serangan karate tak terduga membuat kedua prajurit itu tersungkur

"Dasar bodoh" ujar hanabi namun ia ditodong oleh pdang panjang ke lehernya.

"Siapa kau? Berani tidak ikut perintah mereka?" Hanabi menoleh. Dilihatnya seorang laki-laki bertubuh tegap yang ingin mengintrogasinya

"Lepaskan aku. Aku tersesat"ujar hanabi menyerah. Lelaki itu membalikkan pedang ke punggungnya dan membuat hanabi berjalan mengikutinya. Hanabi dijebloskan ke penjara dengan penerangan yang minim

"Jelaskan besok pagi tujuanmu"

"Apa ini sudah di ibu kota?" Tanya hanabi lelaki itu mengabaikan dan memilih meninggalkan hanabi. Hanabi menghela nafas pelan dan perlahan menutup matanya.

~~
Bruk... Brukk
"Bangun hey bangun" suara gaduh itu memaksa mata hanabi terbuka. Dilihatnya dua prajurit kemarin tengah membangunkannya.

"Laksmana ingin berbicara padamu" hanabi dengan lemas mendekat ke pagar sel

"Siapa namamu dan darimama kau berasal?"

"Aku hanabi dari Scarlet shadow" si laksmana tercengang dan menyuruh prajuritnya membuka pintu selnya. Hanabi dengan sigap langsung keluar.

"Maaf telah membuatmu terkurung"

"Itu hal wajar untuk mengawasi penyusup oh ya Apa aku sudah di ibu kota?"

"Ibu kota? Maksud anda adalah moniyan??" Hanabi mengangguk dan pria itu menggeleng

"Anda masih berada di cadia. Perkenalkan saya laksmana yi Shun shin" hanabi membungkuk

"Apa aku berada di jalan yang benar menuju ke ibu kota??"

"Benar nona. Namun kau harus menyebrang agar sampai" hanabi menganga dan semakin bingung

"Dan kabar buruknya. Tidak ada penyebrangan ke sana nona" hanabi melemas. Sejauh ia berjalan dan menginap di sel yang dingin hanya ini yang ia dapatkan.

"Apa benar-benar tidak ada?" Laksmana yi mengangguk yakin

"Jika boleh tahu untuk apa nona ke ibu kota?"

"Ada keperluan mendesak"

"Sebenarnya kami beroperasi ke ibu kota pekan lalu. Namun kami kembali nona"

" Mengapa laksmana?"

"Perbatasan sudah dikepung para iblis dan menurut cerita ibu kota sudah hancur"

"Apa tidak ada alternatif lain menuju ke ibu kota?"

"Ada.. kita bisa melewati perbatasan pantai Utara dan Selatan. Namun medannya cukup sulit. Mengingat gundukan es yang sangat besar dan bisa longsor kapan saja"

"Aku harus pergi melewati itu laksmana yi"

"Cukup berbahaya nona. Lagipula banyak makhluk misterius kabarnya. Itulah mengapa aku hentikan pelayaranku" hanabi terdiam. Ia sedang mencari cara agar laksmana yi mengijinkannya berlayar

"Aku orang yang diperintahkan oleh ketua klan menuju ke ibu kota laksmana. Mau bagaimanapun medannya aku harus kesana dan menumpas kejahatan yang membabi buta"

"Apakah kau sedang dalam misi?"

"I..iya. aku adalah seorang ninja yang ditugaskan untuk pergi ke ibu kota. Aku mohon padamu laksmana yi. Mohon pinjamkan aku satu perahumu untuk berlayar ke arah Utara"

"Apa kau membawa peta?" Hanabi menggeleng pelan. Laksmana yi sun Shin memberikan sebuah peta. Ia menjelaskan hanabi hanya perlu pergi sejauh  300km ke barat daya dengan patokan terowongan gunung es yang besar. Di belakang gunung es terdapat pelabuhan tua milik perompak yang disandera ratu es Disana.

"Aku sangat berterima kasih padamu lakasmana" ujar hanabi. Laksmana yi mengangguk dan memerintahkan  beberapa prajurit menyiapkan kapal hanabi.

the story of HIGANBANA Where stories live. Discover now