Chapter 19

50 6 5
                                    

Baru ngerasain lagi
deg-degan ketemu doi:)

Happy reading babe♥️

....

Keputusan zara tidak untuk mengikuti ekstrakulikuler rohis sudah mantap.
Biadab emang zara suka panas  mendengar yang berbau ceramah:v.
Zara mengendarai ojol hari ini namun dengan mobil.
Sifat foya-foya nya kembali datang jika sudah awal bulan.

Zara memasuki gerbang sekolah tepat jam 7.00.
Kali ini osis gagal menangkap zara.
Tiba-tiba ada suara asing memanggilnya.

"Ra"

Secara refleks zara mencari arah sumber suara.
Belum ia jawab karna cukup membuat zara terkejut melihat pelakunya.
Dia hanya diam sampai orang itu sudah di hadapanya.

"Woi kok diem?" Ucap gavin mencoba membuyarkan lamunan zara.

"Kok lo disini?" Yaps jawaban bego zara keluar dari mulutnya.

"Lah? Ini gimana si konsep nya?" Tanya balik gavin.

"Oh sorry-sorry" jawab zara  tersadar seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue maafin tenang aja.
Mau ke kelas bareng?" Tawar gavin.

Dagdigdugdagdigdug jantung zara menari cepat sekarang bukan menari lebih tepatnya ngedance ala Bts mv danger.
"Kan kelasnya beda" jawab zara masih tak percaya.

"Kan searah"

"Oh iya" bego nya zara keluar.

Saat mereka berjalan bersama tidak lebih tepatnya gavin berada di depan zara mereka seperti truk gandeng, bergandengan namun tak beriringan.
T

api zara juga tidak bergandengan.

"Ini apanya yang bareng si.
Dahlah gue duluan" ujar zara lalu pergi.

"Lah gue salah?"

"Ya salah lah ege.
Kalo mau ke kelas bareng itu jalanya beriringan samping-sampingan bukanya kek lu jadi imam sholat dia jadi makmum inayah" ucap henry yang berada di belakang gavin.

"Cewe emang ribet ya"

"Bukan ribet lo penyakit ga peka nya stadium 4 tol*l"

....

Perutnya kini bergetar hampir mengeluarkan suara.
Waktu istirahat harusnya telah tiba namun umi masih saja menerangkan pelajaranya dengan santay.

Hingga berulang kali zara melirik arloji nya namun tak ada tanda-tanda umi menyudahi pelajaranya hari ini.

Umi hanya fokus berbicara tentang materi tak sedikit pun melirik ke arah jendela atau pintu yang sudah di lewati banyak siswa ataupun lebih tepatnya jam.
Zara hanya pasrah kemaha yang kuasa agar perutnya lebih di kuatkan lagi.
Pasalnya ia belum sarapan pagi ini.

"Udah segitu aja umi akhiri pelajaranya sampai disini" kalimat umi yang amat di tunggu zara.

"YaAllah umi ga segitu aja banyak bangett umiiii udah ngelampoi batas maksimal kelaparan kula ini mah" ujar zara setelah umi pergi.

Dream🌙 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang