Bab 6 Pulang

3 0 0
                                    

"Hei, ada apa Zein?" Lene bertanya kenapa Zein menatapnya dengan aneh.


"Ah, tidak apa-apa" Zein memalingkan pandangannya.


"Zein, apa kamu punya rumah?"


"Iya, anu, sebenarnya aku tinggal di sebuah kontrakan"


"Kalau begitu ayo pergi ke rumahmu." Ajak Lene antusias


"Eh, kenapa begitu tiba-tiba?"


"Hei, apa kamu tak punya pikiran, sekarang dimana kita, sekarang siapa kita, lagian aku tak mau berkeliaran dengan baju tahanan yang sempit ini" Lene mengeluh.


"Ah, iya benar juga"


"Jadi dimana rumahmu?"


"Eee, aku saja tak tahu dimana ini, kamu melompat terlalu cepat"


"Hiuh, kamu ini gimana sih"


"Yah, aku juga tak tahu"


Lene menghela nafas sebentar, lalu berjalan keluar dari gang itu, berhenti di tepi jalan. Zein kemudian mengikutinya dari belakang.


"Hei, kamu mau pergi kemana, bagaimana kalau sampai ada orang yang melihat?"


"Memang itu tujuanku"


"Eh, apa kamu mau ditangkap?"


"Diamlah, beritahu aku bagaimana bentuk taksi di jaman sekarang ini" Lene mengatakannya dengan nada biasa saja


"Mobil berwarna kuning atau putih dengan tulisan 'Taxi' di atapnya"


"Kalau begitu itu salah satunya kan?"


Lene kemudian melambaikan tangannya, membuat sebuah taksi berwarna putih dengan garis biru berhenti di depannya. Lelaki muda bermata biru itu kemudian berbicara pada supir taksi yang membukakan kaca jendela pintu depannya. Zein hanya bengong menatap gerakan bibir Lene yang bercakap-cakap dengan supir itu.


"Zein! Ayo masuk"


"Eh," Zein sadar dari bengongnya. "Tapi, aku tidak sedang membawa uang cukup untuk ini"


Lene tersenyum, "Kamu tak perlu mengeluarkan uangmu. Masuklah dan beritahukan alamatmu"


Lene membuka pintu belakang, masuk ke dalam taksi di ikuti oleh Zein yang menutup pintunya.


"Nah, kalian mau diantar kemana?" tanya si supir


Lene menyenggol Zein memberikan kode, "Ke jalan ini dan alamat ini pak"


Bahagia atau Merana, aku membantu narapidana melarikan diriWhere stories live. Discover now