1

13 4 0
                                    

"ZARAAAAA!!!" teriak seorang wanita paruh baya dengan kerasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"ZARAAAAA!!!" teriak seorang wanita paruh baya dengan kerasnya. Ia berjalan menuju lantai 2 lalu membuka salah satu pintu yang ada di sana sambil menggulung baju bagian tangannya.

"ASTAGAA ZARA KAMU BELUM BANGUN JUGA?! MAU BUNDA GUYUR KAMU PAKE AIR IYA?!"  Ia berkecak pinggang melihat anak perempuannya yang masih lelap di dalam gumpalan selimut

"Engh" anak yang bernama Zara itu hanya membalas dengan gumanan tak jelasnya.

"INI SUDAH JAM SETENGAH TUJUH ZARAA, AYO BANGUN NANTI KAMU TELAT. BUNDA GAK TANGGUNG JAWAB LOH YA!"

Zara yang tadinya tidak peduli kini membolakan matanya "WHAT! BUNDA KENAPA GAK BANGUNIN ZARA DARI TADI SIH!"

Dengan terburu buru Zara menganbil handuk dan pakaiannya ke dalam kamar mandi, namun....

"Aaaaaa"

BRUK

Karna saking terburu burunya ia sampai terpeleset di pintu kamar mandi yang licin yang membuatnya terjatuh dengan kepala yang menyentuh lantai "Aaa, sakiiit. Ini juga siapa yang naruh lantai di bawaah!"

"Hati hati Zara, jangan buru buru nanti jatuh kamu" peringat Bundanya

"TELAT BUNDAAA. Udah jatuh juga" ucap Zara kesal

"Ooo, ya sudah. Bangun buruan cepet mandi sanah, kalo udah turun, makanan udah Bunda siapin. Bay" setelah mengucapkan itu Bunda Zara keluar dari kamar Zara dengan santainya.

Zara yang melihat tingkah Bundanya itu ingin sekali ia hiihh ヽ(`⌒´)ノ . Bukannya membantu anaknya untuk bangun malah di suruh cepet cepet lalu di tinggal begitu saja?
Aiish o(╥﹏╥)o

Dan perkenalkan ia adalah ZARA AULIA PUTRI

***

Setelah mandi Zara segera turun ke bawah untuk sarapan. Oh iya, tadi Zara hanya membutuhkan 5 menit untuk mandi, jangan tanyakan mandi seperti apa yang Zara lakukan. Yah mandi bebek.

"Pagi Bunda"

"Pagi, ayo cepetan sarapan kamu"

"Iya iya" Zara duduk di meja makan lalu memakan roti bakar dengan selai kesukaannya, yaitu selai coklat karena menurut Zara coklat adalah dunianya, jika ada manusia yang tidak menyukai coklat di dunia ini sungguh mereka sangat merugi. Ok back ke cerita.

"O iya Bunda. Ayah mana?" tanyanya karna biasanya Ayahnya itu akan sarapan di rumah.

"Ya sudah berangkat lah, kamunya aja yang ke siangan. Udah sanah buru gih berangkat. Makan kek siput, lama banget" usir Bundanya

"Ish, iya iya ini juga mau berangkat. Salim dulu" Zara menghadap ke arah bundanya yang berada persis duduk disampingnya, lalu bersaliman dan berangkat menuju sekolah dengan diantar oleh supirnya.

***

Zara sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, dengan segera iya masuk kedalam lingkungan sekolah. Huh untung belum di tutup, batinnya.

Tadi saat berangkat sekolah ia sempat terjebak macet sebentar, katanya si ada mobil yang mogok di tengah jalan. Tapi untunglah ia datang saat pintu gerbang akan di tutup. Telat sedikit saja sudah pasti hukuman menanti ‘︿’

Zara berjalan cepat di sepanjang koridor agar cepat sampai di kelasnya dan dia juga takut bila guru yang mengajar di hari ini sudah levih dulu ada di dalam kelasnya. Namun di lihat lihat sepanjang ia berjalan masih ada siswa siswi yang berlalu lalang walau tidak banyak.

DUK

Saking tidak fokusnya berjalan ia tanpa sengaja menabraksesuatu yang keras didepannya.

"Aduh mai jidat larane ngepol" tanpa sadar Zara berucap dengan tangan yang mengelus jidatnya.

Tiba tiba seorang siswi mendorong bahunya cukup keras, membuat Zara mundur beberapa langkah.

"Eh lo gak usah kecentilan yah! Pake nabrak cowo gue lagi!" ucap siswi itu, yang menurut Zara penampilannya seperti tante tante rempong, baju ketet, rok hanya menutupi setengah pahanya, dandanan wajah yang tebal di tambah rambut yang di semir merah terang. Aizh dia niat sekolah apa ngelon- astagfirullah gak boleh gitu Zara, itu lagi sejak kapan guru memperbolehkan muridnya semir rambut. Iz iz izz tak patut, batinnya berucap.

Tatapan Zara kini berpindah ke sisi sebelah kanan siswi ngelon- itu. Seorang siswa laki laki dengan pakaian yang menurut Zara cukup berantakan dan muka datarnya yang, hmm lumayan. Ooo jadi ini yang tadi Zara tabrak, dada bidang dari cowo itu. Hm makannya keras kan dada bidang laki, ya masa perempuan, kalo perempuan mah empuk. Ups (○゚ε゚○)

Zara menggeleng gelengkan kepalanya, huh pikirannya itu, sungguh tak berfaedah.

"Ngapain lo geleng geleng kepala? Minta maaf cepetan!"  ucap siswi ngent- itu yang Zara ketahui namanya Kalinia Suswita dari nama tag di bajunya.

"E-eh iya, aku minta maaf ya sama kalian, tadi gak sengaja sumpah" ucapnya sambil menunjukan dua jarinya ✌

"Makannya lain kali kalo lo jalan tuh pake mata!" ucap Kalin sarkas

"Eh tapi nih ya aku kalo jalan pake kaki masa pake mata. Berarti kepala yang ada dibawah kaki yang ada di atas dong? Terus nanti cara liatnya gimana?  Ih kamu tuh ngarang yah, masa jalan pake mata?" entah polos atau bego itu otak yang ada pada Zara, tapii memang benar si -_-#

Kesal dengan Zara, Kalin pun menggandeng lengan laki laki yang ada di sampingnya "Ayo beb kita pergi dari sinj aja, panas aku lama lama di sini" ucapnya lalu pergi bersama laki kali yang bernamakan Aldafi Putra Pramata.

"ih kok malah pergi si? Mana di bilang panas, padahalkan adem, ih emang itu orang gak bener. Ya udahlah, tadi aku mau ngapain yah?" dengan jari telunjuknya yang berada di dagu, gaya seolah sedang berpikir.

"Ah iya, Zarakan mau kekelas! Aduh pasti telat!" dengan segera Zara berlari sekuat tenaga menuju kelasnya.

Dan sesampainya di depan kelas, kelas terlihat ramai. Kayanya gak ada guru pikirnya.

Dengan sopan Zara mengetuk pintu

tok tok tok

Seketika kelas menjadi hening, dengan heran Zara membuka pintu lalu bertanya dengan santainya "Lah  kenapa langsung pada diem?"

"ZARA AULIA PUTRII!" seru semua orangyang ada di kelas.

Dengan heboh Zara bertepuk tangan "Wah kompak yah kalian!"

"CK" decak semuanya

"Kenapa?" tanya Zara dengan wajah polosnya

***


Hih tu muka pengin banget author geplak pake sendal emak sumpah.

Jangan lupa vote dan komennya ya gess

~15 Mei 2021~

ZARALDAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang