p r o l o g

19.4K 1.3K 54
                                    

ff ini udah selese, tapi tetep vote+comment yaa hehe. tinggalin jejak abis baca. jgn tautau comment di epilog doang tanpa vote.

makasih:)x
**

Suasana pagi di kota New York kali ini tampak lebih cerah dari biasanya. Bahkan aku bisa merasakan teriknya matahari yang mengenai kulit tangan ku hinga menghasilkan setetes keringat yang mengalir dari leherku.

"Sial, cuaca hari ini sangat panas dan aku tidak membawa topi ataupun payung," Ucapku geram seraya menghentakkan kaki ku ke jalanan yang terbuat dari aspal.

Ku edarkan seluruh pandanganku menuju setiap urutan toko yang ada disisi kanan dan sisi kiri jalan. Ah, aku menemukan sebuah kedai es krim kecil yang terletak 100 meter dari tempatku berdiri ini. Segera ku langkahkan kaki ku untuk menuju kedai es krim tersebut. Dan sesampainya disana, aku memesan satu buah es krim vanilla berukuran sedang dengan topping coklat di atasnya.

"Ini dia pesanan mu, Nyonya manis." Ujar penjual es krim tersebut dan menaruhnya di atas meja. Aku mengeluarkan uang sejumlah tiga dollar dan memberikannya kepada penjual tersebut.

Kujilati tetes demi tetes es krim yang meleleh dari cone nya hingga mulutku terlihat kacau. Aku bisa merasakan ada setitik es krim yang menempel di hidungku. Sebelum orang lain melihatnya, aku langsung membersihkannya dengan tissue yang kupunya. Hingga beberapa menit kemudian, aku selesai memakan es krim dan meninggalkan kedai untuk berjalan pulang ke apartement ku.

Aku kembali berjalan dengan kedua kaki yang kupunya. Hingga akhirnya, aku menemukan sebuah toko tua yang di depannya bertuliskan "The Old Gallery" yang dicetak tebal dan sangat jelas untuk dibaca. Entah dorongan yang berasal darimana sehingga saat ini aku sudah berada di toko The Old Gallery.

Di dalam toko ini tertera berbagai jenis macam-macam barang. Dimulai dari cangkir yang bermodel kuno, pakaian wanita di era tahun 70an, alat rumah tangga dan lainnya. Namun, perhatianku tertuju pada sebuah jam tangan digital berwarna hitam. Jam ini mampu membuatku tertarik untuk memilikinya.

"Tertarik pada benda ini, Nyonya?" Ucap seseorang tiba-tiba dari arah belakang. Rupanya itu adalah salah satu pelayan di toko ini.

"T-tidak,"

"Jika kau tertarik dengan jam hitam itu, kau boleh membelinya dengan harga yang relatif cukup murah."

Relatif cukup murah? Ku akui jam tangan yang berwarna hitam ini memang cukup memikat hatiku dan aku merasa ingin membelinya. Terlebih pelayan itu berkata bahwa harganya murah. Kupikir ini bukan ide yang buruk. Hitung-hitung aku hanya menambah koleksi barang-barang ku.

"Aku ingin membeli jam ini,"

"Baiklah. Tetapi aku hanya memperingatkanmu untuk berhati-hati."

**

Tik TokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang