Part 3

57 7 1
                                    



Okita Sougo, muncul membawa payung satu-satunya milik Kagura. Sepertinya dia baru saja kembali dari rumah Yorozuya. Kagura mendongakkan kepala, dilihatnya Okita Sougo sedang menjulurkan payung kesayangannya, benda yang paling dibutuhkannya sekarang. Kagura menerima payung itu, dan dengan lirih menggumamkan suatu kata.

"makasih.."

"he? Kau bilang apa? Aku gak dengar"

"Enggak, gak bilang apa-apa"

Sougo sebenarnya tahu apa yang dikatakan Kagura, memang sengaja dia menggodanya. Kagura segera bediri dan membuka payungnya. Kini dia sudah aman terlindungi dari sinar matahari yang tidak baik baginya. Namun tiba-tiba, terdengar suara tidak asing.

Krrruuuuk

Suara perut lapar muncul ditengah keheningan mereka berdua. Kagura, yang merasa suara tersebut berasal darinya langsung memegang perut dan berjongkok sambil menundukkan kepala lantaran malu suara perutnya didengar pria didepannya itu.

"Aih, dasar kau ini"

Sougo menggosok belakang kepalanya saat mengatakan kalimat itu. Dia tahu betul Kagura paling tidak bisa menyembunyikan urusan perutnya. Bagi Kagura, makan itu hal paling utama, kalau tidak makan dia akan lemas seharian. Seperti kebanyakan orang lain memang, yang membedakan adalah porsi makan Kagura jauh lebih banyak dari orang-orang normal lainnya. Maklum lah Kagura memang Yato sejati.

"Ayo ikut aku makan, aku traktir"

Bagaikan hujan turun di siang yang panas, ajakan dari Sougo jelas-jelas diterima oleh Kagura. Siapa juga yang mau nolak makan siang gratis?

Kagura segera mengikuti kemana Sougo akan membawanya makan, ia mengekor dibelakang Sougo. Sougo yang melihat itu merasa kurang nyaman, ia merasa Kagura seperti bawahannya saja jika berjalan dibelakangnya. Karena itu, dia minta Kagura agar berjalan disampingnya.

Namun hal itu ditolaknya mentah-mentah oleh Kagura. Ia salah menafsirkan maksud Sougo sebagai modus baru agar bisa jalan berdua dengannya. Sougo jelas saja kesal dengan hal itu. Sepanjang perjalanan, mereka adu mulut tanpa sadar jika mereka sedang jalan berdua seperti sepasang kekasih yang sedang beradu argumen.

Tidak lama kemudian, sampailah mereka di depan sebuah kedai ramen Hokuto Shinken milik Ikumatsu.

"Irasshaimase.. Ara! Kagura-chan!"

"Doumo Ikumatsu-san"

"Wah, kamu tidak datang sendirian kali ini, siapa dia? Kareshi ka?"

Belum sempat Kagura menjawab, Sougo sudah menyelanya.

"kareshi desu"

Wajah Kagura memerah, ia tidak terima dengan jawaban Sougo, Kagura pun melotot padanya. Sougo membalasnya dengan menjulurkan lidahnya, meledek Kagura. Belum sampai Kagura melayangkan pembalasan pada Sougo, seseorang kembali menyela pembicaraan mereka.

"Kareshi ja nai, KATSURA da!!"

Datar, dan datar, begitulah ekspresi Kagura dan Sougo saat mendengar teriakan kalimat khas dari Katsura. Ikumatsu hanya bisa facepalm melihat kebiasaan konyol suaminya itu. Ya, Katsura dan Ikumatsu kini telah menikah dan hidup bersama, menjalankan kedai ramen milik Ikumatsu. Katsura sudah tidak lagi aktif menjadi joishishi. Semenjak pertemuannya dengan Shogun Tokugawa Shigeshige, secara ajaib Katsura malah berteman akrab dengan Shogun hingga akhirnya Shogun menghapus catatan kriminalnya dan tidak lagi menjadikan Katsura sebagai buron.

"Yo Leader! Omawari-san! Lama tak jumpa!"

"Zura!"

"Cih! Kalau saja kau masih buron, sudah kutangkap kau disini Katsura!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ajakan Menikah Tidak Semudah Menggiring Domba di LadangWhere stories live. Discover now