Tentu saja mereka berdua tidak akan pernah tahu permainan takdir apa yang sedang semesteta ciptakan untuk keduanya, dipisahkan dengan kejamnya lalu dipertemukan kembali oleh sebuah takdir dengan keadaan yang sudah berubah, tentu saja setiap manusia pasti berubah.
"mungkin diriku memang menghindarinya, namun tidak pernah sedikitpun hati dan pikiran ini teralihkan darinya. Perasaan ini masih sama seperti 7 tahun yang lalu."
"mungkin saat ini kau harus lebih berusaha, asal kau tahu. Luka yang kau torehkan untuknya benar-benar dalam."
"ya, aku tahu itu."
***
"apa masuk akal jika seorang karyawan perusahaan memiliki luka seperti ini?."
"kau terlalu mengkhawatirkan ku, kan?."
"tidak, aku hanya merasa aneh setiap kau datang kemari selalu dengan luka separah ini."
"aku memang seorang karyawan, memang menurutmu pekerjaan apa yang cocok dengan luka seperti ini?."
"emm... mafia mungkin."
"kau terlalu banyak menonton film, lebih baik kau cepat obati lukaku."
"arraseo arraseo, cepat balikan tubuhmu."
***
"aku baik-baik saja tanpamu, kau tidak perlu khawatir."
"perasaan ini masih sama."
"aku tidak."
"kau berbohong."
"tidak, perasaan ini memang sudah pergi bersamaan dengan kau yang memilih untuk pergi tanpa penjelasan apapun."
***
"apa menurutmu dirinya membenciku."
"tentu saja, mengingat apa yang telah kau lakukan padanya."
"tapi, jika aku menjadi dirinya aku pasti akan melakukan yang sama seperti apa yang dirinya lakukan padamu sekarang ini."
"waeyo?."
"tentu saja untuk membalasmu."
"lalu apa kau akan membenciku?."
"emmm, jika aku masih mencintaimu tentu saja aku tidak akan membencimu. Aku hanya ingin balas dendam."
"ahh majja, kau benar. Dia pasti hanya ingin balas dendam padaku, dirinya pasti masih mencintaiku, aku bisa merasakannya."
"ck, kau terlalu percaya diri."
***
"pria pengecut sepertimu benar-benar tidak pantas untuk kembali."
"kau tahu apa??!! Kau hanya orang baru dihidupnya."
"ya, kau memang benar. Tapi setidaknya aku tidak pernah memiliki niat sedikitpun untuk pergi meninggalkannya."
