11

2.6K 209 17
                                    

Part 1
⠀⠀
Genre : Fantasy

Percakapan miring + bergaris bawah milik Mo Guan Shan

Huruf tebal diantara garis (--) sebagai tanda

.
.
.
.
.
.

"Enak seperti biasa,"

Mendengar hal itu, pipi Guan Shan memerah sedikit. Pujian yang baru saja dilontarkan si rambut putih entah mengapa membuatnya semakin berdebar. Bukan pertama kalinya ia mendapat pujian ini, tapi sungguh membahagiakan.

Di abad ke 22 ini orang-orang mendapat satu kekuatan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Mo Guan Shan. Ia masih berumur 18 tahun tapi sudah sejak umur 10 tahun dirinya bisa mengetahui kekuatan apa yang ada pada dirinya. Umumnya mereka akan mengetahui kekuatan masing-masing ketika menginjak usia diatas 16 tahun. Dan yang pasti, tak sembarang orang boleh mengatakan apa kelebihan masing-masing kepada orang lain. Itu akan membatalkan kontrak dan apa yang sudah mereka miliki akan menghilang.

Kekuatan yang dimiliki Guan Shan adalah bisa membaca pikiran. Hal ini membuat Guan mengetahui apa yang sebenarnya orang pikirkan dan apakah mereka berbohong atau tidak ketika sedang berbicara dengannya. Dan selama 8 tahun terakhir ini, ia sudah banyak mendapat kekecewaan dari orang-orang. Baik keluarga ataupun teman, banyak yang berbohong kepadanya.

Hingga akhinya Guan bertemu dengan si rambut putih bernama She Li ketika masuk ke tahun pertama di SMA. Ia satu-satunya orang yang tak bisa ia baca. Guan tak tahu kenapa hal ini bisa terjadi dan berakhir dia mempercayainya jika She Li orang yang baik. Hampir 3 tahun berteman baik, membuktikan jika She Li bukan orang yang jahat atau berniat buruk.

Tahun ketiga akan selesai dalam beberapa bulan saja, Guan sudah menentukan kemana ia akan melanjutkan studynya. Dia berencana ingin membuka usaha restoran di daerah distrik selatan.

"Guan, kau ada acara sore nanti?" Tanya She Li selesai memakan bekal yang dibawakan Guan Shan.

"Sepertinya tidak, kenapa memangnya?"

She Li meletakkan kotak makanannya dan berdiri dari tempat ia duduk saat ini. Guan Shan mendongak untuk menatap She Li yang akan melanjutkan ucapannya.

"Aku mau kau datang ke rumahku,"

"H-huh? Ada apa?"

She Li tersenyum dan mengelus kepala Guan, "Datang saja. Kita makan malam bersama." Ujarnya.

"Kalau begitu aku duluan ke kelas, sampai nanti." Sambungnya sambil berjalan meninggalkan Guan yang terdiam. Perlahan wajahnya kembali memerah dan ia menutupinya dengan kotak bekal makanan tadi.

"Kenapa tiba-tiba?" Batinnya. Senang tapi juga merasa khawatir karena ia belum pernah datang ke rumah She Li. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di luar dibanding datang ke rumah masing-masing.

"Ah! Aku lupa pr-ku!"

Guan Shan segera turun dari rooftop dan bergegas kembali ke kelasnya. Ia lupa mengerjakan 2 soal di pekerjaan rumah pelajaran matematikanya dan berencana meminjam milik Zhan Xi, tapi malah asyik mengobrol dengan She Li.

"Zhan Xi, boleh ku lihat matematikamu nomor 7 dan 9? Itu susah." Ucapnya.

"Boleh,"

Zhan Xi memberikan bukunya dan membiarkan Guan Shan menyalin 2 soal itu. Si rambut merah segera duduk di depan Zhan Xi dan menyalinnya sambil mendengarkan isi kepala Zhan Xi.

TianShan One/Twoshoot (19days)Where stories live. Discover now